Author POV
Rey Side
__________<<Flashback on>>
Sekelompok anak muda tengah berkumpul disebuah ruangan yang minim pencahayaan. Disana mereka hanya asik mengobrol dan juga bersantai sambil merokok.
Rey yang juga berada disana. Dengan santai menyesap rokoknya sambil mendengar celotehan dari teman-temannya.
Saat mereka sedang asik-asiknya berbicang. Seseorang diluar sana mengetuk pintu ruangan itu.
Tok...tok.. tok...
Pintu ruangan itu diketuk dengan pelan. Semua orang mengalihkan atensinya.
"Buka aja!"kata Rey.Ceklek.
Pintu terbuka menampilkan seorang siswa berkaca mata.
"Kenapa?"tanya Rey sinis."Ada yang nyariin Lo Rey"jawab siswa berkaca mata itu.
"Siapa?""Kurang tau,soalnya bukan anak sini"
"Cewek apa cowok?"
"Cewek"jawabnya kemudian.
"Oh,makasih"siswa berkaca mata itu mengangguk lalu pergi.
Rey hanya diam dan kembali menyesap rokoknya.
"Gak disamperin?"tanya temannya yang berada disebelahnya.Rey menggeleng,"males"jawabnya singkat.
"Siapa tau itu penting Rey"
"Bodo am--"
Brugh.
Mereka terkejut saat pintu dibuka dengan kencang. Dengan serempak mereka melihat kearah Sang pelaku.
"REY!!!!"teriak Sang pelaku.
Semua teman Rey kebingungan,saat gadis itu meneriaki nama Rey. Seakan gadis itu mengenalnya.
Rey tercengang saat mengenal gadis yang sedang berdiri di dekat pintu.
"Be-Bella"lirih Rey.<<Flashback off>>
☆☆☆☆☆☆
"Re-Rey?" Caca mematung saat melihat pemandangan yang membuat benak nya bertanya-tanya siapa gadis yang sedang memeluk mesrah lengan kekasihnya.
Untuk memastikan ia berlari kearah Rey dan gadis yang tak dikenal itu.
Setelah sampai dilapangan Caca berdiri beberapa meter didepan Rey.
Rey yang juga melihat kearah depan,terkejut saat melihat Caca dengan tatapan meminta penjelasan.
Rey yang baru saja menyadari tangannya dipeluk segera melepaskan genggaman tangan dari Bella.
"Caca"ucapnya pelan.Bella yang terkejut saat Rey melepaskan genggamannya,menatap bingung kearahnya.
"Rey,kenapa kok dilepasin?"tanya Bella yang kembali menggenggam tangan Rey.Tapi Rey malah mengehiraukannya. Ia terus menatap kearah Caca dengan pikiran yang berkecamuk.
Bella semakin kebingungan saat melihat Rey yang memperhatikan gadis didepannya.
"Rey kamu liatin siapa sih?"tanya Bella semakin risih."Hah?eng--enggak--,Bell mending kita langsung pulang aja yuk! Dari pada jadi bahan tontonan orang. Nanti orang iri lagi sama kita"ujarnya mengalihkan perhatian Bella yang sudah tampak curiga.
Bella yang ingin berucap kembali terpotong saat Rey dengan lancangnya menyeretnya keluar dari sekolahan.
Sedangkan di depan sana Caca memandang tak percaya kearah Rey yang baru saja melewati nya. Tanpa ada rasa bersalah.
" Bajingan!! "Umpatnya yang masih bisa terdengar oleh Rey. Matanya mulai berkaca-kaca. Tubuhnya pun bergetar seakan-akan menahan rasa sakit yang ia rasakan.
Tapi Rey menulikan pendengaran nya. Ia tetap berjalan lurus dengan Bella di sampingnya.
Caca masih bisa untuk bersikap tegar. Ia menerima atas kelakuan Rey yang selama ini mendiami nya. Tapi jika soal hati, ia tak bisa tinggal diam. Ia pun mulai memutuskan cara yang menurutnya adalah jalan yang terbaik bagi dirinya.
Sesaat setelah kepergiaan Rey. Caca mulai meraba saku rok nya. Lalu mengambil ponsel miliknya.
Kira-kira itu pesan terakhir darinya untuk Rey. Ungkapan 'putus'. Setelahnya ia tersenyum kecut dan mulai pergi meninggalkan lapangan dengan lelehan air mata yang terus terjun di pipinya.
__________
TBC~
Guys ini cerita part ke 4 nya ya. Dimana aku lier membuatnya. Jadi, maaf aja kalo ceritanya agak gak nyambung oke. Soalnya otak aku lagi agak gak jalan. Lier teing ku tugas daring ini teh hiks').
Belom lagi gara-gara nilai anjlok jadi dimarahin mama. Mau Refresing gak boleh takut ada si Corona. Da dirumah wae butek kana sirah. Kan jadi jangar 😭. Terus belom lagi bikin cerita. Matak mantap kana otak🙃.
So guys udah dulu curhat nya. Lain kali aku curhat lagi ya. Bye bye👋
Eh betewe makasih juga yang udah mau baca cerita aku. Jangan lupa dishare ya:)
Love hideung buat kalian😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Teen FictionBertemu denganmu merupakan waktu yang terbaik dan terburuk yang pernah aku alami.Aku memiliki seribu alasan untuk bertahan denganmu. Namun kamu memiliki seribu satu alasan untuk meninggalkanku. Dan disaat kau bercerita kepadaku tentang masa depan y...