bait satu

185 29 0
                                    

kejadian saat aku bertemu haris sudah terlewat satu minggu dan saat itu aku juga baru tahu, kalau kami menimba ilmu di wadah yang sama, universutas gadjah mada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kejadian saat aku bertemu haris sudah terlewat satu minggu dan saat itu aku juga baru tahu, kalau kami menimba ilmu di wadah yang sama, universutas gadjah mada.

sebuah kebetulan? ah ... tentu saja bukan. aku sering mendengar namanya dipuja-puja teman wanita sekelasku tapi aku tidak pernah peduli. dan kini, seperti karma, aku kelewat peduli hingga memberanikan diri bercerita pada tika tentang bagaimana kejadian seminggu yang lalu membuatku menjadi lumayan dekat dengan haris.

“gue kelewat peduli sekarang, bahkan di mimpi pun haris yang ada. gue kayak kena karma ya, tik?" curhatku kala waktu istirahat hampir usai.

fix, lo jatuh cinta.”

tanggapannya membuatku bahagia dan kecewa di saat bersamaan. iya, aku bahagia karena akhirnya bisa menemukan tambatan hati lagi.

yang jadi permasalahan, apa haris juga merasakan apa yang kini aku rasakan?

semacam, jangan sampai cintaku bertepuk sebelah tangan hingga aku berjuang sendirian.

“emang haris udah punya pawang ya?”

kepo, ya— katakan lah aku seperti itu sekarang.

“nggak, nggak punya. betah ngejomblo dia.”

aku senang? tentu saja!

“jangan bilang lo mau confes duluan ke dia,” ucap tika dengan gelagat curiga yang sukses membuatku mematung.

dia cenayang.

dan seharusnya aku tidak boleh sampai berpikiran seperti apa yang dikatakan tika. itu hanya akan membuatku semakin jatuh serta hancur jika haris menolak.

terlalu jauh? katakan saja kalau aku tipe wanita yang lebih memikirkan dampak dari pada cara berbuat— dan memang aku tipe orang yang seperti itu.

“beneran?!”

kalau suaranya sudah naik dua oktaf, berarti sebagian jiwa kepo dan ghibahnya mulai kambuh. lebih baik aku menggeleng.

“nggak lah, gue masih mau nikmatin masa remaja sendirian,” begitu kataku.

tapi, memang iya? haris banyak yang suka, telak sedikit saja bisa-bisa yang kudapat hanya kecewa karena keduluanan wanita lain.

“tapi—"

kebanyakan 'tapi'-nya.

“gue bantu deh.”

“auah, bacot.”

dilema? sangat dilema jawabannya, aku bimbang sendiri.

dilema? sangat dilema jawabannya, aku bimbang sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] hujan malam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang