"Lo pulang sama sapa, Jav?" tanya Jeno sambil memasukkan bukunya ke dalam loker.
"Sama Ko Evan." Jawabku.
"Kak Arion?"
"Mamanya sakit jadi gue suruh libur. Yaudah gue duluan ya."
"Oke, hati – hati."
Aku mengacungkan jempol lalu berjalan cepat ke parkiran karena takut Ko Evan menunggu lama. Aku langsung menghampiri mobil Ko Evan dan seketika terkejut saat tahu orang yang mengendarai bukan Ko Evan. "Ko Brian?"
"Hi, kaget ya?" senyuman Ko Brian mengembang. "Evan mendadak disuruh ke Singapore sama papinya dan Vara kan lagi sakit jadi aku yang jemput kamu." Ce Vara memang sakit beberapa hari ini.
Aku mengernyit. "Ish harusnya aku naik ojek online aja."
"Eyy kami bisa dibantai kakakmu kalo gitu." Ko Brian mulai menjalankan mobilnya. "Kamu udah makan siang?"
"Udah, Ko. Kalo aku belom makan bisa pingsan ini udah sore banget."
"Oh iya kamu ada maag. Nanti malam mau makan apa? Kita sekalian beli."
"Aku lagi pengen makan mie instan."
"Terakhir makan mie kapan?"
"Dua minggu yang lalu."
"Oke deh kalo gitu."
Sebelum kembali ke apartemen, kami mampir toko roti langgananku untuk membeli roti keju karena aku ingin sekali memakan itu. Kami sempat berebutan membayar dan hasilnya dimenangkan oleh Ko Brian.
Ngomong – ngomong Ko Brian tampan sekali hari ini. Ya dia memang selalu tampan tapi entah hari ini dia terlihat beda. Mungkin moodnya sedang bagus. Lelaki itu memakai kemeja putih dengan jas, sepertinya dia habis menghadiri suatu pertemuan. Rambutnya ditata sedemikian rupa memperlihatkan jidat dan membuat dia terlihat semakin tampan. Tidak lupa dengan jam tangannya yang harganya bisa membeli harga diri seseorang. Tiba – tiba aku penasaran akan sesuatu. "Ko, emang gak disuruh nikah? Kan udah cukup umur tuh."
Ko Brian menaikkan kedua alisnya. "Tumben penasaran."
"Hehe kalo gak mau jawab gak papa."
"Udah sering sih disuruh nikah tapi kalo belom ada yang cocok, gimana?"
"Emang gak pernah dijodohin?"
Lelaki itu menggeleng. "Orang tuaku gak mau ikut campur masalah pasangan hidupku."
"Keren juga. Tapi Koko lagi suka sama orang gak?"
"Iya tapi dia suka sama orang lain."
"YHAAA." pekikku.
Ko Brian tertawa. "Heboh banget. Gimana kalo kamu aja yang jadi istriku?"
Aku mencebik. "Koko iki lek ngomong kok enteng pol. Lek onok seng baper yak opo?" (koko ini kalo ngomong kok enteng banget. Kalo ada yang baper gimana?)
"Aku ngomong gini liat – liat dulu, Jav. Kalo orangnya gak baperan baru aku berani."
"Kok tau kalo aku gak baper?"
"Ya iya orang kamu bucin si Doyoung."
"Paham banget yha."
Handphone Ko Brian bunyi, dia memasang wireless earphone-nya sebelum mengangkat. Ternyata yang menelpon itu Mas Seno, dia minta dijemput di bandara. Dia baru saja dari Milan dan transit di Singapore, dia tidak langsung pulang ke Surabaya karena dapat kabar Ce Vara sakit. Ko Brian yang bilang begitu.
Tiba – tiba Ko Brian tertawa sendiri. "Hidup itu lucu ya, Jav? Lucu banget."
Aku diam menunggu Ko Brian melanjutkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)
FanfictionPunya dua kakak laki-laki tidak selalu enak -J (Not bxb)