26 | Sebongkah Rindu yang Tak Diharapkan❁ཻུ۪۪⸙͎.'

891 170 35
                                    

Vote dulu biar Alma seneng

Komen yang banyak biar Arthur suka [ ]

❝Doubt thou the stars are fire; Doubt that the sun doth move;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doubt thou the stars are fire;
Doubt that the sun doth move;

Doubt truth to be a liar;
But never doubt I love.❞

𝑯𝒂𝒎𝒍𝒆𝒕 𝒃𝒚 𝑾𝒊𝒍𝒍𝒊𝒂𝒎 𝑺𝒉𝒂𝒌𝒆𝒔𝒑𝒆𝒂𝒓𝒆

-ˋˏ ༻✧༺ ˎˊ-

Arthur menelan salivanya sendiri. Tak akan kuasa jika di malam yang seharusnya berujung pada suka cita dan senyum, ia harus bertemu dengan wanita yang tak pernah diharapkan lagi kehadirannya dalam hidup Arthur. Apa yang dikatakan Eloise tentang keberadaan ibunya di sini, malam ini, benar-benar di luar ekspetasi Arthur.

Keinginan untuk berada di bangku paling depan, di deretan kursi yang paling dekat dengan panggung untuk melihat penampilan Alma seolah lenyap begitu saja. Terlebih setelah Eloise secara jelas mengatakan bahwa ibunya duduk di bangku terdepan untuk menikmati malam Minggu yang menenangkan.

"Maaf, Giselle ... aku tidak bisa duduk di bangku paling depan untukmu," lirih Arthur.

Selama kakinya menyusuri beranda utama Harmonie, tangannya gemetar sementara ada patah yang berusaha tumbuh kembali saat iris matanya menatap kosong ke setiap sudut. Bola mata abu-abunya berusaha mencari sosok wanita yang sebenarnya tak pernah ingin ia lihat lagi. Bukan karena penasaran, hanya saja Arthur ingin membuktikan ucapan Eloise soal ibunya.

Bagi orang lain, sosok ibu mungkin adalah sosok yang selalu dirindukan, pelukan hangat penuh cinta yang selalu dinantikan. Ibu bagaikan rumah, tempat untuk berpulang seraya memintal sejuta kisah bahagia yang mengharukan. Arthur pun demikian, sebenarnya. Ibunya adalah wanita yang selalu ia rindukan, selalu ia nantikan kehadirannya.

Tapi bagi Arthur dewasa, sosok ibunya yang sekarang adalah luka yang tak pernah bisa disembuhkan. Patah yang yang tak pernah mampu untuk dibabat habis. Tak lebihnya, kepergian dan keegoisan ibunya hanyalah awal dari duka yang selalu mengakar dalam hati Arthur, kemudian menjelma menjadi bait demi bait keputusasaan.

Meski pada dasarnya, Arthur bahkan tak bisa menyangkal apa yang hatinya katakan. Ia merindukan ibunya.

Namun, bukan sosok ibunya sekarang yang ia rindukan. Ia merindukan sosok ibunya yang lama.

✨🌘🌕🌒✨

Pikiran sang Giselle berkeliaran tak tentu arah. Mendadak dunianya bagai pekat menyelimuti, hampir terlalu hitam tanpa sekat. Waktu terus berputar dan detik terus bertambah, ketika Alma sadar bahwa dirinya memang sudah gila sejak awal. Menjadi jauh lebih gila semenjak beberapa menit yang lalu.

Indurasmi Batavia✧ [𝒂 𝒉𝒊𝒔𝒕𝒐𝒓𝒊𝒄𝒂𝒍 𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang