Enjoy the story, guys!
By Tsukisunny
•
•
•
Desember tahun lalu adalah musim dingin terburuk yang pernah Taehyun lalui. Ia masih ingat, tangannya yang mati rasa, juga gemetar di ujung kakinya. Sensasi yang membuat gigimu bergemeretak, dan rasa sesak yang menghimpit dada.
Kadang, Taehyun benci dengan ingatan fotografisnya. Membuatnya dapat mengingat, semua detail terkecil dari memori buruk yang amat ingin ia lupakan.
Namun, ia juga bersyukur. Tanpa ingatannya yang luar biasa, Taehyun mungkin melupakan banyak hal yang membuatnya dapat bertahan.
Taehyun mungkin akan lupa, pada sesosok manusia yang berlari menghampirinya. Mendekapnya dalam balutan mantel putih, dan membisikkan kalimat sederhana, yang sanggup membuatnya menangis dalam tawa.
"Tidak apa-apa, monster salju tak akan memakanmu, sebentar lagi natal, dia takut pada santa dan kawanan rusanya. Aku sudah menemukanmu, kau pasti aman karena aku melindungimu."
Bila saja mulutnya tak kaku dan membeku, Taehyun mungkin akan tertawa dan mengucapkan beberapa kata sinis pada seseorang yang dengan bodohnya mengatakan guyonan konyol pada lelaki dewasa sepertinya.
Namun, kalimat terakhir yang ia ucapkan, sanggup membuat Taehyun terisak dan terlelap dengan hangat.
"Kau tidak sendirian, karena sekarang ada aku yang akan menemanimu."
Sesungguhnya, hal terburuk yang Taehyun alami bukan ia yang tersesat di badai salju dan terserang hipotermia hingga beku.
Taehyun hanya...
kesepian.
•••
"Kau baik-baik saja?"
Adalah kalimat pertama yang Taehyun dengar di pagi harinya. Sebuah ruang kosong dan perapian menyala menyambutnya saat membuka mata. Lengannya tak lagi mati rasa, bahkan lidahnya sudah luwes untuk berkata,
"Ini dimana?"
Terlalu basi untuk di ucapkan, tapi memang itulah yang mesti ia tanyakan.
Taehyun mencoba bangkit dan mendudukkan dirinya pada sebuah kursi reyot yang menjadi alas tidurnya, kedua tangan menopang tubuhnya dibelakang dan sebuah selimut berserat kasar, meluncur turun karena pergerakannya.
"Kau adalah orang kesekian yang anakku temukan," sang tuan rumah berucap, menyuguhkan segelas coklat hangat dan kue jahe kering di piring.
Tubuhnya masih terlalu kaku untuk di gerakkan, saat ini yang ia butuhkan adalah jawaban, bukan basa-basi tak penting yang tak ada hubungannya dengan kondisinya sekarang.
"Aku tidak peduli!" ucapnya.
Taehyun tahu ini tak sopan, tapi watak keras dan arogan sulit untuk dihilangkan.
Sang tuan rumah tersenyum, senyuman paling tulus yang membuat perasaan Taehyun berubah tak nyaman.
"Kau lihat itu?" ucapnya sambil menunjuk sebuah jendela.
Taehyun melirikkan matanya dan melihat sekumpulan anak kecil yang sedang bernyanyi didepan salah satu rumah. Namun, yang paling mencolok adalah seseorang bermantel putih, yang terlihat lebih tinggi dan sedang sibuk menyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Dec to Jan of Us || TAEGYU ||
FanfictionKata orang.. waktu itu singkat. Ketika aku menutup mata sekejap saja, aku sudah melewati berbagai macam hal dalam hidup. Termasuk bertemu dengan mu. Dinginnya natal dan meriahnya kembang api pada tahun baru membuat ku tersadar, Aku bersyukur memilik...