Cigaretto

763 118 17
                                    

Haloo thieffannyy disini, hari ini aku bawain oneshoot dengan genre mature, jadi aku mau warn!! Dulu sama kalian. Walau tidak mengandung pembuatan dedek, tapi bahasa yang digunakan mungkin kasar dan ada unsur tak senonoh.

Psst betewe ini seme x seme ya.

Enjoy your journey!

"Huh.."

Epulan asap samar terhembus dari bibir pucat pemilik wajah tampan dengan garis rahang yang tajam. Dengan segala euphoria yang ia dapatkan dari sebatang tembakau kertas itu, ia berjalan melewati beberapa tubuh yang bermandikan cairan merah berbau karatan besi.

Tangan besarnya meremas puntung rokok tanpa ada rasa, menebarkan puing-puing tembakau yang terbakar keatas wajah yang ia hajar beberapa saat yang lalu.

Choi Beomgyu, pria yang mengenakan mantel hitam panjang itu berjongkok di depan mayat targetnya. Melihat dengan seksama lalu menyeringai puas, misinya selesai. Dengan langkah ringan, ia menyelinap keluar sebelum suara nyaring dari mobil polisi terdengar berhenti di depan gedung tempatnya berada.

"Saat ini polisi sedang memeriksa gedung yang diduga pelaku penyerang gedung A—"

Beomgyu berjalan menyusuri jalanan bersalju dengan tangan yang sibuk mengeluarkan sebatang rokok dan membakarnya lalu menyelipkan di antara bibirnya.

"—Namun ketika polisi sampai di tempat, para pelaku sudah tak bernyawa. Dengan jumlah puluhan orang, tak ada satu pun yang selamat—"

Toko televisi yang terus menyiarkan berita terhangat membuat pandangannya teralihkan. Menatap lekat pada layar televisi raksasa tersebut sambil menyesap habis kertas tembakau di bibirnya. Kepulan asap rokok dan nafasnya menyatu, ia ketuk perlahan botol alkohol di tangannya, mengecek beberapa botol lagi yang tersembunyi di dalam mantelnya.

Inilah pekerjaannya, menjadi pembunuh bayaran adalah penghasilan utamanya. Dengan berbekal pengalaman mencabut nyawa, ia bisa hidup dengan mewah. Toh selain mendapat uang dari kliennya, ia juga bisa mencuri barang-barang yang ada di tempat targetnya seperti alkohol yang ada di genggamannya juga beberapa perhiasan mahal yang bisa ia kantongi.

Sebenarnya ia juga ingin membawa beberapa baju yang tak bisa ia beli, tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin ia membawa koper untuk membawa baju-baju itu, sangat disayangkan.

Tapi jika ditanya, apa barang-barang yang dibawa tidak ada penyadap atau sebagai boomerang yang akan membuatnya ketahuan?

Tidak, karena perhiasan yang ia bawa langsung diserahkan pada temannya dan langsung di cek dan di jual ke pasar gelap.

Apa minuman atau makanan yang dibawa tidak mengandung racun?

Tenang saja, hidup di tempat kumuh nan tak terawat, dengan lingkungan yang tak ramah membuatnya tahan pada racun apapun, lagian, Beomgyu takkan sebodoh itu mengambil asal makanan dan minuman yang ada.

Beomgyu terkekeh sendiri setelah berbicara pada dirinya sendiri, ia tampak seperti manusia yang berada di novel-novel misteri thriller bukan?

Pandangannya lagi-lagi teralihkan pada manusia santa yang sedang mempromosikan diskon tokonya, menjadi objek foto bagi anak-anak yang mempercayai adanya santa, iya, mereka anak-anak bodoh yang mau saja percaya bahwa santa memberikan mereka hadiah padahal hadiah yang mereka dapatkan berasal dari orang tua mereka.

Beomgyu memalingkan wajah nya, melihat pernak-pernik natal yang berwarna-warni, tidak ada salahnya kan ia membelinya beberapa?

Beomgyu mendorong pintu kaca toko yang membuat hatinya luluh pada barang-barang menggemaskan yang berjajar, melihat beberapa barang yang bisa ia jadikan sebagai hadiah natal. Gelas wisky dengan bentuk nya yang indah, boneka we bare bear bertema natal, hour glass dan..

Beomgyu terkekeh, ring for sex, produk itu selalu membuat beomgyu tak fokus, bagaimana tidak. Produk itu sangat nyeleneh dan selalu ada di rak kedua dari bawah, bahkan anak kecil pun bisa  melihat dan membacanya, dasar.

Matanya menatap nanar pada benda tersebut, berpikir akan membelinya, siapa tahu seseorang ada yang mau membunyikan untuknya.

Astaga, Beomgyu tak bisa lagi menahan tawanya, seleranya cukup tinggi, namun tidak dengan humornya. Perutnya sakit karena menahan tawa akan imajinasinya yang kemana-mana. Apalagi setelah membayangkan seseorang menyuruhnya memakai pakaian terbuka yang sama saja jika telanjang, ya tuhan ampuni pikiran Choi Beomgyu.

Setelah puas tertawa, ia membeli beberapa barang lalu membayarnya, tak lupa untuk memintanya di bungkus rapih dengan bungkus yang menggemaskan.

Beomgyu keluar, berselisih lagi dengan santa yang tadi ia lihat lalu memberikan senyum kecil, memberikan kesan ramah pada seseorang yang telah bersusah payah untuk sesuap nasi, tidak seperti dirinya.

Kini mulutnya terasa asam lagi, padahal baru beberapa saat yang lalu ia menyesap dua batang potongan tembakau di dalam kertas tapi indra pengecapnya menginginkan lagi. Suhu dingin membuat lidahnya mudah mengering dan tak memproduksi saliva lebih banyak lagi agar lidahnya tetap lembab. Dengan perasaan gelisah, ia mengeluarkan lagi, membakarnya lalu menyelipkan kembali ke bibir pucatnya.

Dengan langkah yang pasti, Beomgyu menaiki tangga menuju flat nya, membuang puntung rokok ke tempat sampah terdekat. Beomgyu berdiri di pintu bernomor 513, mengetuk pin nomor sampai berbunyi dan terbuka perlahan.

"Aku pulang,"

Itu kata-kata pertama yang di keluarkan ketika melihat seisi ruangan yang terasa sunyi senyap. Tak ada jawaban beberapa saat hingga suara yang menggelegar terdengar berasal dari dapur.

"Kenapa baru pulang?"

Kang Taehyun, sang pemuda bermata bulat dengan hidung panjang dan bibir yang lebar keluar dari bilik dapur dengan celemek cokelat susu yang menggantung di depan badannya.

"Mencari nafkah," jawab Beomgyu singkat, tak sekalipun menatap manik cokelat milik pemuda di depannya. Taehyun menatap Beomgyu nanar.

"Pekerjaan apa yang membuat mu membawa alkhohol sebanyak itu?"

Beomgyu yang sedang menyusun sepatunya terkaget, ya, inilah Kang Taehyun, bahkan setelah Beomgyu menyembunyikan botol-botol itu di dalam jaketnya ia tetap mengetahuinya.

Taehyun menghelakan napas setelah tak mendapat jawaban dari pertanyaannya dan kembali kedapur sambil berucap dengan dingin, "bersihkan dirimu, bau nikotinnya menyengat."

Beomgyu membuka mantelnya dan berdiri di belakang Taehyun sambil mencium lehernya, "tidak mau."

Taehyun membalikkan tubuh Beomgyu, menyudutkan kearah kompor yang masih menyala.

"Wow wow.. tunggu, Taehyun! Kompornya masih menyal—"

Bibir Beomgyu tersumbat benda kenyal milik Taehyun. Beomgyu meremas celemek yang dikenakan pemuda di depannya.

"Tu—"

"Tae—mm.."

Taehyun merengut seluruh oksigen yang dimiliki Beomgyu, tak menyisakan sedikit pun pasokan untuk paru-parunya. Tak memberikan kesempatan Beomgyu untuk meraup oksigen disekitarnya.

Taehyun melepas tautannya perlahan, menatap wajah Beomgyu yang memerah dengan Bibirnya yang sibuk memberi pasukan untuk organ pernapasannya.

"Let's do netflix and chill,"

"Who gonna be the bottom?"

"You, Choi,"

Beomgyu cemberut membuat Taehyun semakin gemas, "kemarin kan sudah aku.."

"Siapa suruh kemarin kau menerimanya begitu saja,"

"Kau tidak adil, Kang. Sungguh,"

Taehyun tersenyum, memeluk pinggang ramping Beomgyu lalu mengecup bibirnya.

"Aku suka membuat pembunuh berdarah dingin seperti mu menatap ku dengan tatapan sayu seperti jalang yang tak puas dengan setiap afeksi,

Aku menginginkan mu seluruhnya,"

"Choi."

01. Dec to Jan of Us || TAEGYU ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang