♨five♨

848 61 9
                                    

Vote dulu weyy

Comment nya juga di gas ya

Kalian kalo gak diingetin vote suka keenakan baca wkwkwk



   "Jung Jaehyun! " teriakan keras dari depan kelas membuat Jaehyun yang sedang terlelap dibangku nya kian mengeram, berani berani nya guru botak itu meneriaki namanya yang suci.

    Jaehyun mendongakkan wajahnya, guru yang diketahui bernama Xiu itu terlihat marah.

   "Beraninya murid tua sepertimu tidur dikelasku! Dan juga kau tidak mengumpulkan perkerjaan rumahmu! Murid sialan! " bagaimana mungkin Jaehyun tak tersulut, pria tua itu memanggilnya sialan.

   Brakk

   Jaehyun melayangkan bangku yang didudukinya pada Xiu, murid lain sudah berteriak teriak ketakutan, dan pak Xiu sekarang tengah tergeletak mengenaskan didepan kelas sana.

    Sialan, pikirnya

   "Jangan coba coba untuk membantunya! Atau kalian akan merasakan apa yang sedang pria tua ini rasakan! " teriak Jaehyun pada seisi kelas.

   Yang lain hanya gemetar ketakutan, bagaimana tidak mata Jaehyun kian memerah juga urat leher yang benar benar tercetak jelas, iblis.

    "Jika ada guru mengumpat pada kalian, cobalah untuk melawan! Karna tak pantas seorang guru bersikap brengsek pada muridnya! " yang lain hanya diam membisu.

    Dan dibelakang sana, Johnny sudah pasrah "John bereskan semuanya! " huhh Johnny sudah tau itu, dia yang akan membereskan semua. Memang iblis sialan.

   Jaehyun pergi dari kelas nya dan berniat menemui Ara yang pastinya sekarang tengah belajar dikelas nya.

   Dirinya berjalan melewati lapangan luas sekolah, dan diujung sana terlihat jelas bayangan Ara yang tengah bercanda gurau dengan seorang lelaki.

   Sialan, maki Jaehyun

   Bisa bisanya hari ini iblis Jaehyun terusik 2kali, dan yang sebenarnya iblis adalah ini.

   "MOON ARA! " teriakkan Jaehyun menggema disetiap sudut lapangan.

   Jaehyun berlari cepat kesebrang nya, tangan nya sudah mengepal, wajah nya benar benar memerah kala melihat lelaki disamping Ara mengelus surai lembut gadisnya.

   Kau akan mati, desisnya

   Brakk

   Buaghh

   Bughh

   "Jae! Jae! BERHENTI DIA AKAN MATI! " teriak Ara pada Jaehyun yang tengah memukul temannya dengan membabi buta.

   "JUNG JAEHYUN! Berhenti! " teriak salah satu guru disana. Karena banyak nya teriakkan dari murid lain, mengundang lebih banyak orang dan guru ketengah lapangan. Dan menjadikan perkelahian ini terlihat seperti ring tinju.

   "Diam kau pak tua! Kau akan mati jika mengganggu ku! " desisan tajam itu, membuat lelaki tua yang berprofesi sebagai gurunya itu takut, dan bungkam.

   "BERANINYA MENYENTUH MILIKKU! " ucapnya sebelum menendang tubuh itu.

   Ara sudah terisak keras diujung sana, kenapa harus seperti ini lagi, lagi, dan lagi.

   "J-jae" lirih Ara pelan sembari mendekat kearah Jaehyun. Dirinya masih terisak, namun berusaha untuk memendam tangisan nya.

   "J-jay a-ayo berhenti" Ara memegang pelan ujung seragam Jaehyun, Jaehyun terlihat tengah menghirup udara.

   Ara sebenarnya takut, jika bukan karena gurunya yang menyuruh untuk diambilkan buku diperpustakaan bersama teman lelaki nya ini, mungkin kekerasan samacam ini takkan terjadi.

   "Jay, Jay ayo pulang hikss " Ara kembali terisak, Jaehyun tak menanggapi ucapan nya. Takut bercampur kecewa, itu yang Ara rasakan.

    "JAY! AYO PULANG! " tubuh Ara menegang kala Jaehyun berbalik kearahnya dengan wajah merah padam, benar benar terlihat seperti iblis merah yang mengerikan.

   Lantas Jaehyun menarik dan menyeret Ara tanpa memperdulikan teriakan kesakitan Ara, dan jerita jeritan siswi lain.

   Johnny sudah frustasi melihat kelakuan boss nya itu, bagaimana dirinya nanti akan menjelaskan semua ini kepada daddy Ara.

   Jaehyun menarik Ara menuju salah satu kelas kosong yang kebetulan tidak dipakai.

   Brakk

   Jaehyun melempar Ara, punggung nya terasa perih saat terkena ujung meja. Tangisan tak dapat ia redam lagi, dan berakhir dengan terisak.

   Tak sampai disana Jaehyun kembali menunjukkan kemarahan nya.

   Ia tendang beberapa meja disana dan dilayangkan nya pukulan mentah pada papan tulis dihadapan nya hingga tercetak sebuah lubang besar.

   "Hiks hikss, sa-sakit…" tak banyak yang dapat dilakukan Ara, melawan pun ia segan.

    "Sudah berani. Berani beraninya! " teriak Jaehyun kesekian kalinya.

   "Tid-tidak seperti itu hiks, kit-ta hanya akhhh" Jaehyun menarik rambut Ara. Ara sudah merintih, namun tak ada niatan untuk melepas cekalan kuat itu.

    "Sudah lama tak merasakan kemarahan ku ya. " desis Jaehyun tajam.

    Ara mengeleng geleng kan kepala nya sembari merasakan sakitnya cekalan Jaehyun pada rambut panjang nya.

    Jaehyun lantas melepaskan cekalan itu, dirinya mengusap wajah kasar, seperti ini lagi jika dirinya kehilangan kendali. Menyedihkan.

    "Telpon Taeil cepat" suruh Jaehyun

    "Suruh dia untuk menjemputmu, sekarang. " Ara menggelengkan kepalanya, dirinya bahkan berusaha untuk berdiri dan menghampiri Jaehyun.

    Ara memeluk Jaehyun sambil terisak dan menggeleng geleng kan kepalanya pada dada Jaehyun, lantas tak banyak bicara Jaehyun pun membalasnya.

   Ara tak ingin pergi disaat seperti ini, karena jika dirinya pergi maka akan ada korban kemarahan Jaehyun.

   
  

      

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Demon ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang