13

10 2 0
                                    

Author pov

Luna yang sedang asik menonton tv merasa terganggu karena ketukan pintu rumahnya yang terdengar sangat berisik. Luna dengan langkah malas berjalan untuk membuka pintu. Semakin dekat dengan pintu terdengar suara laki-laki yang mengetuk pintunya sambil bernyanyi.

"Solali lali ola olala azeek."

Sudah cukup.

"Hey maniezz." Ucap Wisnu saat pintu terbuka.

Luna otomatis menutup hidungnya ketika mencium parfum Wisnu yang sangat menyengat.

"Lo mau sholat jumat? Wangi banget!"

"Bodoh! Ini aja hari Kamis." Jawab Wisnu sambil memukul pelan kepala Luna.

"Terus mau ngapain nunu?"

"Sttt!" Ucap Wisnu menaruh telunjuknya di bibir Luna.

"Lepas!"

"Ehehe iya-iya maap."

"Lo mau masuk apa ngga?"

"Iyalah, terus ngapain gue kesini?"

Luna tidak menjawabnya lagi dan meninggalkan Wisnu untuk melanjutkan tontonannya.

"Bikinin minum kek, aus nih."

"Nunu mau apa?"

"Ada es teh gak?"

"Ada."

"Yaudah, gue mau sirup."

Luna yang ingin marah hanya menghembuskan napas kesal dan berjalan kedapur. Wisnu hanya tertawa melihatnya.

"Nih." Setelah beberapa saat Luna datang membawa gelas berisi sirup berwarna merah.

"Makasih Luna." Ucap Wisnu dengan senyum manisnya.

"Nunu!"

"Apa, Lun?"

"Lo kenapa si, Nu?"

"Kenapa apa?" Tanya Wisnu balik.

"Senyum terus gitu."

"Senyum kan ibadah."

"Ya gak gitu juga! Lo jatohnya kayak kerasukan."

Wisnu hanya menanggapinya dengan senyuman yang masih sama. Setelah agak lama fokus dengan ponselnya Wisnu kembali bicara.

"Gue punya permintaan, Lun."

"Apaan?"

"Jangan panggil gue nunu lagi."

"Yaah kenapa?" Jawab Luna sedikit kecewa.

"Gue malu."

"Hmm, oke."

Hening.

"Kok lo diem aja?"

Luna hanya memandang Wisnu sebentar.

"Gak gitu maksud gue, kalo gue punya pacar terus lo manggil gue nunu, gue malu. Ya gak malu juga sih, ah gimanasih jelasinnya."

"Its okey, Wisnu."

"Oke lo boleh manggil gue nunu tapi jangan didepan pacar gue."

"Lagian siapa sih pacar lo?Ribet banget, kak Dinda? Hani? Siapa?" Tanya Luna yang baru menyadarinya.

"Kepo banget lo kebo!"

"Cepet siapa?!"

"Gue nembak Kiara."

"Gausah ngarang! Baru tadi disekolah gue bilang dia suka sama lo dan lo langsung nembak?"

"Kenapa engga?"

still forever. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang