.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
.Pagi ini Minho terlihat berbeda dari sebelumnya. Lelaki tampan itu terlihat sedikit loyo dan pucat. Di tambah lagi dengan koyo yang menempel di kedua sisi keningnya itu.
Fiks, Minho sedang di serang migrain saat ini.
Chan, Hyunjin, dan Seungmin yang melihat keadaan bos nya itu hanya bisa geleng-gelengkan kepala saja. Ingin tertawa tapi takut gaji di potong. Masih mending gaji di potong, tapi kalo turun jabatan? Bisa-bisa mati ditempat mereka.
Yeah, anggap saja mereka ini gila akan jabatan. Toh hampir semua orang juga begitu kan? Jadi ini masih sebuah hal yang wajar.
"Udah di ingetin berkali-kali buat gak maksain diri tetep aja bebal."
"Tau nih, punya bos gila kerjaan banget heran. Bodo amat gitu sakit juga, gas trooosss~"
"Bener-bener butuh pendamping kayaknya lo, Ho."
Demi apapun mendengar ucapan temannya yang unfaedah itu justru membuat rasa sakit dan pening di kepalanya semakin menjadi.
Definisi teman bangsat adalah yang seperti ini, melihat temannya sakit bukannya bantu doakan biar cepat sembuh, malah di olok-olok begini.
Rasanya ingin sekali ia cakar wajah teman-teman nya itu satu persatu. Bikin geram saja.
"Lo bertiga ada disini malah bikin migrain gue tambah parah tau gak?! Sana balik kerja semua!"titahnya kepada Seungmin, Chan dan Hyunjin.
"Lo sendiri yang bikin diri lo sakit anying! Lagian ya, kalo ngerasa badan lo capek, ya jangan di paksain juga pler!" Seru Seungmin dengan segala mode Omelan ibu-ibu PKKnya.
"Marahin Min! Marahin aja bos kita ini!" Ini Hyunjin yang mengompori.
Sedangkan Chan hanya bisa diam sambil meratapi nasib. Kenapa ia punya teman yang aneh-aneh begini, yang satu gila kerja, yang satu mirip seperti ibu-ibu PKK, yang satu lagi tukang kompor gas.
Sepertinya hanya dia yang paling waras disini.
"Ya kan lo pada tau sendiri gue tuh paling gak bisa ngacangin kerjaan gue. Mereka terlalu berharga buat gue acuhin. Kasian."
"Lebay lo kampret!"
"Dahlah, capek ngomong sama lo, ho. Balik kerja aja lah!"
"2 in! Gue juga mau balik kerja aja."
Dan setelahnya Seungmin serta Hyunjin memutuskan untuk pergi keluar dari ruang Minho dan kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.
Sedangkan Chan masih memilih menetap disana dan memperhatikan si bos yang asik memijit keningnya.
"Lu gak ikut keluar?" Tanya Minho.
"Gak, nanti aja alah. Masih mau nyantai dulu lah lagian—"
"Kerja! Atau gaji lo mau gue potong—"
"Aduh! Anjirlah seketika gue dapet semangat kerja nih! Ho, gue kerja dulu!"
Dan kini hanya tersisa Minho di dalam ruangannya yang penuh berkas-berkas.
"Cuman buat sesuap nasi saja gue kudu kerja keras sampe sakit gini." Gumamnya sedikit meratapi nasib.
Kerja buat sesuap nasi katanya, toh aslinya dia bisa beli ratusan sesuap nasi tanpa kerja keras. Dasar berlebihan.
❣︎❣︎❣︎❣︎❣︎
"Sshhh.. pelan-pelan Lix! Sakit anj—Aaaaa mamah!! Sakit bego! Jangan di teken dong!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Fanfiction[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...