Bagian 1

69.5K 6.1K 1.9K
                                    

Tim Baru baca atau baca ulang?

•••

Seorang gadis cantik dengan rambut pendek sebahu berwarna cokelat, berjalan memasuki kelas nya.

Langkahnya terhenti ketika ia melihat rombongan laki-laki yang paling ia benci tertawa dari ujung sana sambil melihat kearahnya dan diikuti tawa tertahan dari teman kelas nya yang lain.

Hana hanya acuh dan bodo amat. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju bangku miliknya.

Untuk kedua kalinya langkahnya terhenti. Hatinya mendadak terhenti begitu saja, telinga nya memanas dan tangannya berubah menjadi dingin saat meja kesayangannya penuh dengan coretan. Itu bukan coretan biasa, itu adalah kata-kata yang tidak pantas untuk dikatakan kepada seseorang.

"Anak yatim piatu! Gak pantes sekolah disini!"

"Orang kayak lo pantes mati tau gak!"

"Gue pengen lo cepet mati."

"Lo gak pantes hidup!"

Wajahnya hanya menunjukkan raut wajah datar. Benar-benar tanpa ekspresi. Ini bukan pertama kalinya ia mendapat hujatan seperti itu, hampir setiap hari ia mendengar laki-laki itu mengatainya. Dia Hwang Hyunjin.

Hana membalikkan badannya dan menatap datar laki-laki bernama Hyunjin itu. Hana tak pernah bisa melawannya. Jadi ia hanya diam saja dan berniat duduk.

Dan lagi, mereka tertawa saat Hana meletakkan tas nya. Hana bodo amat, namun sedetik kemudian terdengar suara kursi roboh dan ringisan seseorang.

"Shhhh..." ringis Hana.

Kursi yang ia duduki roboh begitu saja dan ia terjatuh mengundang gelak tawa seluruh kelas, terutama oknum bernama Hyunjin. Sudah dipastikan dia oknum yang membuat kursi Hana menjadi seperti ini.

Hana mencoba berdiri, namun paku yang tertancap pada kursi kayu itu mengenai paha nya. Suara ringisan kembali terdengar dan dibalas dengan gelak tawa seluruh kelas.

"Akhhh..." Hana langsung memegangi paha nya yang mulai mengeluarkan darah segar. Darah itu mengalir sampai ke bawah lutut nya.

"Pasti kerjaan lo kan!" Hana menunjuk Hyunjin yang sedang tertawa puas dengan jari telunjuknya marah. Sebenarnya tak ada gunanya juga ia marah.

"Itu tau," balas Hyunjin sambil tertawa.

"Hana! Kaki lo!" Cowok berambut hitam dan bertubuh tinggi berlari cepat mendekati Hana. Dia Jaemin.

Hana pun melirik kebawah, begitu juga dengan teman kelasnya yang lain dan ia baru menyadari bahwa paha nya terluka.

"Akhhh!" Ringis Hana sekali lagi sambil memegangi kepalanya.

"Gue temenin ke UKS, ayok!" Jaemin menarik pergelangan tangan Hana, namun langkah nya terhenti saat melihat wali kelas nya datang.

"KENAPA INI?" Tanya Bu Dahyun sedikit berteriak.

Otomatis semuanya berbalik mengarah ke asal suara. Yang tadinya kelas berisik karena gelak tawa pun langsung diam. Benar-benar diam.

Hana menunduk.

"Hana, itu kursi kamu kenapa?" Tanya Bu Dahyun lembut. Kemudian mata Bu Dahyun melirik Hyunjin yang sedang terkikik. Bu Dahyun pun tau apa yang tengah terjadi sekarang ini.

"Biasa Bu, dimakan tikus." Hyunjin kembali terkikik geli saat sudah menjawab Bu Dahyun.

Bu Dahyun memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas pasrah. Ini sudah sering terjadi, namun ini lebih fatal dari yang kemarin Hyunjin perbuat.

"Maaf Bu, saya mau bawa Hana ke UKS dulu. Pahanya berdarah," kata Jaemin sopan.

Sontak Bu Dahyun melirik kearah kaki Hana yang sudah mengucurkan cairan merah kental. Matanya langsung membulat sempurna." YAAMPUN! JAEMIN BURUAN BAWA HANA KE UKS!" Bu Dahyun sangat terkejut.

"Eng-enggak papa kok Bu, cum—"

"Hana saya bilang ke UKS, ntar kaki kamu infeksi," ujar Bu Dahyun menatap iba Hana.

Hana tersenyum tipis dan mengangguk. Jaemin langsung menarik tangan Hana, menuntunnya menuju UKS.

Sedangkan Hyunjin dkk terkikik tak jelas sedari tadi. Tak ada perasaan bersalah sedikitpun di hati nya. Satu sekolah tau, bahwa Hyunjin paling membenci Lee Hana atau Hana Lee itu. Gadis yang terlihat paling sempurna di mata orang-orang, namun menjengkelkan di mata Hyunjin.

Semua orang tertawa, kecuali satu orang. Dia menatap Hyunjin dengan penuh amarah, tangannya terkepal kuat dan bersiap-siap untuk memukul Hyunjin saat itu juga.

☠️☠️☠️

"Udahh..." Hana tersenyum puas saat melihat luka nya yang telah ia obati sendiri.

Entah kenapa, luka nya tidak terasa sakit sama sekali saat tersentuh dengan obat. Ia tidak merasakan apapun.

Hana tersenyum dan kembali memegang kepalanya. Hana terlihat seperti orang yang sedang menggaruk kepala, namun nyatanya tidak seperti itu.

"Tuhh kan! Kebiasaan lo ah! Megang rambut mulu!" Jaemin datang memperingati Hana dengan sebuah minuman dan sepotong roti di tangannya.

Buru-buru Hana melepaskan tangannya dari kepala nya." Buat gue?" Tanya Hana.

Jaemin mengangguk dan melemparkan senyum nya. Tangannya mulai menyodorkan sebuah roti dan minuman.

Dahi Hana mengerut sempurna.

Ada sebuah sticky note berwarna kuning terang bertuliskan kata 'maaf' tertempel di minuman itu.

Jaemin tersenyum." Biasa, dari dia..."

Hana tersenyum sambil melihat sticky note itu. Hatinya benar-benar menghangat.

'Maaf''

















'Maaf''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Jangan lupa vote

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang