10. Kangen?

48.9K 5.7K 283
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Ara Mahendra binti Devan Mahendra dengan mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah!"

Sudah terhitung seminggu sejak kejadian di mana Leo tak membalas pesan Ara. Leo menghilang dan baru kembali tadi pagi.

Ara menatap Leo yang memasang wajah datarnya. Ini bukan Leo, karna Leo tak pernah menunjukan ekspresi seperti itu pada Ara.

Pernikahan mereka benar-benar tertutup. Hanya ada dua orang saksi, itupun RT dan RW. "Kalau gitu saya permisi, Pak Devan."

Devan menganggukan kepalanya dan berterima kasih pada penghulu, dan dua saksi itu.

Malik menatap Leo. "Kemarin lo ke mana aja?" tanya Malik.

"Ada," jawab Leo.

"Ke---"

"Lik!" Hanin mengusap bahu pria itu.

Saat Leo menghilang, Malik mencarinya. Biar bagaimanapun, Leo tetaplah adiknya. Orang terdekat cowok itu hanyalah Malik.

Leo hanya punya Malik. Leo beranjak dari duduknya. Cowok itu memilih pergi meninggalkan keluarganya yang tengah berkumpul.

Cowok itu duduk di taman belakang rumah Ara. Bagaimana bisa ia membangun sebuah rumah tangga jika isterinya saja membencinya?

"Leo?"

Leo membalikan badannya, "Ngapain Papa ke sini?" tanya Leo.

"Boleh Papa duduk?" tanya Reno mengabaikan pertanyaan Leo.

Leo tak menjawab. Reno memilih duduk di samping putranya. "Papa pernah di posisi Leo. Ya ... Kaya gini, awalnya Papa gak terima. Tapi kalau difikir-fikir lagi ini kesalahan Papa, masa iya Papa gak tanggung jawab?"

"Papa mungkin awalnya gak cinta sama Amel. Tapi Papa yakinin diri Papa, Papa yang bikin semuanya rumit, itu artinya Papa harus bisa nerima segala resikonya."

"Leo juga gitu. Apalagi Ara sahabat Leo, kalian sama-sama dari kecil. Papa yakin Leo bisa jaga Ara," ujar Reno lagi.

Reno mengusap puncak kepala Reno, "Leo, dengerin Papa. Papa gak marah, tapi Papa kecewa sama diri Papa. Kalau dulu Papa gak gitu sama Amel, mungkin Leo gak akan dapet karma dari perbuatan Papa."

"Leo, pernikahan Leo terjadi mungkin emang karna kesalahan. Tapi, Papa harap Leo bisa perbaikin semuanya dengan cara bahagiain Ara. Kalau Leo nyakitin Ara, itu artinya Leo ngulang kesalahan yang sama."

"Leo paham ya maksud Papa?" ujar Reno.

Leo mengepalkan tangannya. Ia benci situasi ini. Mengapa di saat semua orang menjauhinya, Reno--orang yang ia mati-matian untuk ia jauhi malah menjadi orang yang ada untuk Leo?

"Jangan sia-siain sesuatu yang udah jadi milik Leo. Karna Papa tau rasanya kehilangan itu gak enak. Mau nyesel, tapi udah kejadian," kata Reno lagi.

"Kalau gitu, Papa ke dalem lagi, ya?"

Reno beranjak. Namun, Leo menahan pergelangan tangan Papanya. "Maafin Leo, Pa," kata Leo.

"Leo udah jahat banget selama ini sama Papa. Leo--boleh peluk Papa?"

Reno terseyum kemudian merentangkan tangannya. Leo langsung memeluk Reno.

Ini adalah hal yang paling Reno nantikan selama ini. Kapan terakhir kali Leo memeluknya? Mungkin--saat cowok itu berumur 7 tahun? Saat isterinya masih ada di dunia ini?

Setiap musibah, pasti ada hikmah.

***

"Leo ke mana aja?"

Leo Rezayn [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang