Gadis itu berteriak dan memberontak, ketika belasan pria berpakaian lusuh dan kotor menyentuhnya. Aroma amis bercampur apeg menusuk hidungnya. Membuatnya merasa jijik pada pria-pria itu.
Salah seorang perompak itu mengarahkan belangkas majal miliknya ke arah bibir gadis itu. Memaksa gadis itu untuk memuaskan mereka. Alice memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya dari benda menjijikkan itu. Tapi ia tidak bisa berlari kemanapun. Kedua tangannya terkunci oleh lengan-lengan kekar yang mencengkeramnya erat. Sementara kakinya telah secara paksa berlutut di hadapan para perompak.
Bulir air mata gadis itu mengalir diujung kelopak matanya. Dia menolak. Di menolak digagahi secara paksa. Hal itu membuat para perompak itu semakin geram.
Salah seorang yang berdiri di belakang gadis itu menjambak rambutnya, dan mengarahkan wajah gadis ke arah belangkas majal yang telah berdiri tegak mengarah ke bibir gadis itu. Rahangnya dicengkeram, dipaksa terbuka. Gadis itu sepertinya sudah siap untuk mati. Ia menggigit benda itu hingga pemiliknya berteriak kesakitan. Sontak, perompak itu menamparnya. Membuat gadis itu tersungkur menghantuk lantai besi kapal.
Penuh kekesalan dan murka, mereka melayangkan pukulan demi pukulan ke wajah gadis malang itu. Melayangkan tendangan demi tendangan ke arah tubuhnya. Membuatnya tidak berdaya. Rasa nyeri ia rasakan hampir di sekujur tubuhnya, bersamaan dengan darah segar yang mengalir dari ujung bibirnya.
DOR!!!
Suara letusan senjata laras pendek meletus ke udara. Seorang dengan tatapan mata tajam dan keji dengan wajah marah, masih mengacungkan tangannya dengan sejata di genggamannya. Sebuah tembakan peringatan yang menghentikan para perompak yang menjadikan tubuh gadis itu sebagai bulan-bulanan.
"Berani menyentuhnya lagi, aku bunuh kalian semua!" bentak kesal pria itu. Ia tampak seperti kapten kapal. "Harga organ tubuh perempuan itu 12 miliar. Jika aku tidak bisa menjualnya, jantung kalian semua yang akan menjadi gantinya," ancam pria itu lalu pergi diikuti oleh para anak buahnya.
Mereka meninggalkan gadis itu di dalam cabin gelap yang mirip gudang. Gadis itu masih bernapas lemah. Namun, kesadarannya mulai menghilang.
***
Kapal mewah dengan persenjataan lengkap mengarungi Samudra Pasifik. Pria dengan dengan kemeja biru donker tengah sibuk memastikan kapten kapal untuk menuju ke titik koordinat yang dituju. Mereka hampir sampai. Dengan teropong di tangannya, pria berahang tegas dan bermata elang itu sibuk memantau ke sekeliling. Tidak ada tanda-tanda kapal lain yang melintas di sekitar mereka.
"Kau yakin dengan apa yang kau katakan?" tanya pria bernama Alexander Monroe itu.
"Yakin tuan. Perompak itu melintas di perairan ini," jawab asisten sekaligus ajudan peribadinya.
Alex melirik ke arah kapten kapal. Kapten kapal itu langsung mengangguk seolah mengerti apa yang dimaksudkan Alex dengan tatapan tajam itu.
"Percepat kapalnya," perintah kapten kapal pada salah satu anak buahnya yang sedang sibuk menahkodai kapal.
"Baik, Kapten."
Laju kapal dipercepat. Alex memilih menunggu di bagian atas kapal. Hingga tidak lama kemudian, mereka menemukan perompak yang mereka cari.
"Tuan?" tanya Henry, asisten Alex.
"Cari emas dan berlianku. Lalu habisi mereka semua," perintah Alex.
"Baik, Tuan." Henry kemudian permisi untuk memerintahkan para pasukan Alex, untuk menghabisi seluruh isi kapal.
Alex tersenyum seringai, mendengar suara jeritan dan pekikan pilu para perompak yang diberondong tembakan. "Itulah akibat jika berani macam-macam dengan Monroe," gumam Alex bermonolog puas.
Pasukannya menggeledah isi kapal dan mengambil kembali 5 ton emas dan satu kotak besar berlian yang telah dicuri para perompak itu darinya.
Henry kembali mendatangi Alex dengan setengah berlari. "Tuan, ada seorang gadis yang tidak sadarkan di salah satu cabin mereka."
"Lalu?" tanya Alex tidak peduli.
"Dia sepertinya salah satu korban penculikan dan perdagangan organ manusia."
"Bunuh saja. Aku bukan dinas sosial," ujar Alex dengan acuh.
"Tuan?" Henry tampak ragu dan tidak tega untuk menjalankan perintah Alex yang satu ini.
Alex menghela napas panjang. "Terserahlah. Tapi, jangan biarkan dia mengusikku," kata Alex kemudian beranjak dari duduknya dan kembali ke dalam cabin mewahnya di kapal itu.
Henry membungkuk memberikan hormat pada Alex, kemudian membawa gadis itu ke dalam salah satu cabin yang kosong di kapal Alex.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love with The Devil
RomanceAlicia Barney, ditemukan di kapal perompak dalam keadaan penuh luka lebam dan berdarah di sekujur tubuhnya. Ia sekarat. Belasan perompak meghajarnya tanpa ampun setelah Alice menolak melayani mereka. Alexender Monroe, pria yang terkenal dengan bisni...