4

7.8K 445 13
                                    

"Aku akan mendapatkan kamu kembali, dengan cara apapun itu."

-Reihan-

---

"Kei.. aku sama sekali enggak tau loh kalau Riska udah kembali lagi kesini. Jadi jangan diemin aku gini dong." Reihan berusaha untuk membujuk Keira. Reihan sama sekali tidak tau kenapa Keira tiba-tiba bersikap seperti ini. Keira bahkan membelakanginya tidur.

"Aku tau." Ucap singkat Keira.

"Yaudah kalau gitu. Jangan belakangi aku gitu dong tidurnya." Ucap Reihan lagi.

"Aku mau ganti posisi tidur. Capek tidur ngadap kamu terus."

"Aku salah apa sih Kei?" Tanya Reihan lembut. Dia sudah merasa sangat frustasi sekarang.

"Kamu gak salah." Balas Keira.

"Kalau gitu kamu maunya apa?"

Keira yang mendengar itu langsung mengubah posisi tidurnya. Dia seketika langsung menghadap kearah Reihan.

"Rei.. kita pindah apartemen aja yuk!" Ajak Keira tanpa pikir panjang. Reihan langsung tertawa mendengar permintaan Keira itu.

"Kamu kok ketawa? Aku serius Rei." Keira mulai memasang wajah cemberutnya. Reihan yang melihat itu langsung menghentikan tawanya.

"Keira sayang.. gak bisa gitu dong. Masa hanya karena Riska jadi tetangga sebelah kita, kita langsung pindah gitu. Lagian kamu kan bilang kalau kamu suka sama apartemen ini. Kamu bisa sering belanja di bawah."

"Iya.. dulu aku suka. Tapi sekarang udah enggak." Jawab Keira cepat.

Reihan mengulurkan tangannya dan mengelus lembut pipi Keira. Dia sangat tau akan ketakutan yang Keira rasakan.

"Kei aku enggak akan pernah ngelakuin hal yang bodoh itu untuk kedua kalinya. Aku enggak akan mau kehilangan kamu lagi. Jadi kamu enggak perlu menakutkan hal yang bahkan belum terjadi. Kamu percaya kan sama aku?"

"Aku selalu percaya sama kamu Rei. T-tapi bagaimana jika kamu kehilangan aku kali ini?" Tanpa Keira sadari, air matanya sudah jatuh menyentuh pipinya.  Reihan langsung menghapus air mata itu dengan lembut.

"Aku akan mendapatkan kamu kembali, dengan cara apapun itu."

---

Keira mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia mencoba untuk menyingkirkan semua pemikiran buruk yang berada didalam kepalanya ini. Keira mencoba untuk kembali percaya dengan Reihan. Reihan sekarang adalah suaminya. Dan Riska tidak akan pernah bisa menghancurkan hubungannya sekarang. 

Keira berdiri dari duduknya. Dia menatap jam dinding yang terpampang diatas tv apartemennya. Sebentar lagi Reihan akan pulang. Keira akan menyiapkan makan malam untuk suaminya itu. 

"Keira hari lo masak apa?" Keira bertanya dengan dirinya sendiri. Dia tidak tau kenapa, dia mulai menyukai berbicara dengan dirinya sendiri. Apartmen yang sepi ini membuatnya melakukan hal itu. Keira membuka kulkasnya dan hanya mendapati beberapa sayuran yang ia beli semalam. 

"Kei.. lo kok cuman belanja sayur sih semalam?"

Keira menghela napas panjang. Sekarang dia harus kebawah dan membeli beberapa lauk untuk ia masak. Sebenarnya Keira sangat malas untuk turun kebawah. Tapi dia harus berbelanja sekarang. Dia pun berjalan masuk kedalam kamar dan berganti pakaian.

Setelah selesai, Keira berjalan keluar dari apart nya. Pandangannya teralih kearah apartemen Riska. Ingin sekali dia masuk ke dalam apartemen itu dan berteriak di depan wajah Riska untuk pergi meninggalkan dia dan Reihan. Tapi sepertinya semua itu hanya bisa ia lakukan dalam mimpinya saja.

Keira pun kembali berjalan menuju lift dan mencoba untuk tidak melakukan hal bodoh yang akan membuat Reihan semakin marga nantinya.

---

Keira membawa belanjaan di tangannya dengan sedikit kesusahan. Tetapi dia sama sekali tidak mengeluh akan hal itu.

Ketika Keira hendak berjalan menuju lift, pandangannya teralihkan ketika ia melihat Reihan. Keira langsung tersenyum ketika melihat itu.  Dia berjalan cepat, ingin mengejar Reihan. Tetapi langkah Keira berhenti ketika melihat wajah Reihan yang sangat serius. Seketika itu, pintu lift tertutup. Keira pun langsung berjalan ke lift yang ada di sebelahnya. Untungnya lift tersebut cepat datangnya. Keira langsung masuk dan menekan tombol apartemen nya.

Keira sekarang sangat cemas. Kecemasannya hanya tertuju kepada Riska. Dia sangat cemas jika Reihan mengunjungi apartemen sahabatnya itu.

Tidak beberapa lama kemudian, lift berhenti tepat di lantai apartemennya. Keira berjalan dengan sangat pelan keluar dari lift tersebut. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Dia berjalan dan pandangannya tertuju tepat ke arah Reihan. Tanpa sadar air matanya jatuh. Keira melihatnya. Melihat Reihan yang sedang berada tepat di depan apartemen Riska. Dan setelah pintu itu terbuka, Riska langsung memeluk Reihan dan Reihan membalas pelukan itu.

Keira menyembunyikan dirinya dibelakang tembok. Dia menjatuhkan semua barang belanjaannya. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Bagaimana bisa Reihan melakukan itu dibelakangnya.

"Rei.. kamu brengsek!"

---

Hei Yoo.. aim back..

Gimana kabar kalian ges? Oh iya, mau bilang aja sori banget kalau aku updatenya gak jadi dua kali seminggu.  Karena aku banyak banget tugas yang harus dikerjakan. Ternyata kuliah onlen itu gak enak ges..  tapi aku berusaha untuk update secepat yang aku bisa ya. Jadi mohon pengertiannya teman-teman.

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin just me ke reading list kalian ya..

Love you.. selamat malam Minggu!!


Medan, 19 Desember 2020

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang