Sudah berhari-hari Haru dikurung di dalam kamar Daisuke, beberapa pelayan termasuk Kamei dan Saeki tau akan hal itu namun mereka tak bisa berbuat banyak.
Saeki sendiri biasanya datang ke kamar Daisuke hanya untuk menaruh makanan di meja untuk Haru.
Tubuh Haru memperlihatkan banyak bekas memar akibat permainan seks gila yang dilakukan Daisuke, penutup mata hitam kini dilepas hanya untuk sementara.
Miris sekali melihat keadaan Haru saat ini, terkadang hanya untuk mengucapkan terimakasih pada beberapa pelayan yang memberinya makan pun tak bisa, suaranya hilang dan serak akibat banyaknya rintihan dan teriakan yang dikeluarkan.
Saeki tak bisa tinggal diam melihat ini semua, sesuai janjinya kemarin pastinya Saeki akan menghubungi Suzue.
"Halo nona Suzue." Sebisa mungkin Saeki menelpon Suzue di tempat rahasia, Kamei juga ada disana.
Bedanya Kamei terlihat marah dan kesal, "Dia sudah bukan manusia." Begitu tuturnya.
Beberapa menit Suzue dan Saeki berbincang di telepon, membicarakkan bagaimana keadaan di mansion dan fakta bahwa rencana mereka gagal.
Mereka pikir jika Haru yang mengatasi Daisuke semuanya akan selesai ternyata tidak. Suzue tau kemungkinan seperti ini terjadi tinggi, Suzue sedikit mengeluarkan air matanya di seberang telepon saat Saeki menceritakan semua penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan Daisuke.
"Aku merasa salah karna melibatkan tuan Katou dalam rencana ini, aku- harusnya aku tau bahwa ini mustahil untuk merubah sifat Daisuke san." -Suzue
Setelah perbincangan panjang yang dilakukan Suzue memutuskan untuk pergi ke mansion. Suzue juga harus bertanggung jawab, setidaknya Suzue ingin melihat Haru.
"Memang semua orang punya fetish tapi ini sudah berlebihan, ini sudah termasuk tindak pemaksaan dan pemerkosaan." -Kamei
"Kamei kita harus selamatkan Haru." -Saeki
"Bagaimana caranya? tuan kita sudah seperti iblis. Entahlah aku punya rencana untuk pindah kerja." -Kamei
Shina pelayan wanita yang waktu itu muncul tiba-tiba diantara perbincangan mereka, "Saeki san, Kamei san cepat kita harus memasak beberapa makanan."
"Eh memangnya ini jam berapa? Bukannya jam makan malam nanti ya, kenapa buru-buru sekali." -Kamei
"Ini penting, akan ada tamu yang datang." -Shina
***
Haru POV
Haru sekarang hanya berbaring di atas kasur, pengikat rantai masih terikat di lehernya. Makanan sudah disediakan tapi Haru tak ingin makan, Haru merasa selera makannya menghilang.
Daisuke tiba-tiba masuk ke kamar, sekilas Daisuke melihat makanan yang masih belum disentuh. Daisuke perlahan mendekat ke Haru lalu mengelus rambut Haru pelan.
"Haru makanlah." Ucap Daisuke seraya mengintip wajah Haru, memastikan apakah Haru sedang tidur atau tidak.
Haru yang tadinya melamun tersadar, perlahan wajahnya menghadap ke arah Daisuke dan menatapnya.
Daisuke menyadari sesuatu saat menatap mata Haru, mata yang dipenuhi harapan kebebasan. Saat itu juga Daisuke merasa iba dan bersalah melihat Haru.
'Inilah mengapa aku selalu menutup matamu saat kita bermain.' Batin Daisuke.
Daisuke sendiri melakukan itu agar membuat Haru jera, ibarat kata memberi hukuman. Daisuke hanya ingin agar Haru tak pergi dari sisinya, Daisuke hanya ingin Haru selalu mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To Me! || DaiHaru
FanfictionWARN : NSFW 🔞 - [END] ⚠️ OOC Daisuke seorang anak tunggal dari keluarga Kambe yang sangat kaya raya, sifatnya yang kritis dan dingin menyebabkan dirinya ditakuti banyak orang. Keluarga Katou sudah turun temurun menjadi pelayan di...