"Aku percaya rencana Allah indah untuk setiap makhluk-Nya. Dan aku pun percaya Skenario Nya adalah yang terbaik"
-Didalam Do'aku
•••••
"Ada apa dengan dia?" Gumam Zen di depan ruang rawat Arin.
"kamu siapa?" Tanya Oma yang baru saja keluar dari ruangan.
"Saya temanya Arin Bu"
"Panggil Oma aja ya" pinta Oma.
"I..iya o..ma" ucap Zen tak enak.
"Oma saya boleh nanya sesuatu?"
"Iya nak boleh"
"Arin itu.." belum sempat Zen menanyakan sesuatu, namun di potong oleh dokter.
"Permisi Bu, saya boleh bicara sebentar?"
"Iya dok, maaf ya nak Oma tinggal dulu" pamit Oma. Zen hanya mengangguk, mungkin belum saatnya ia menanyakannya.
•••••
Hari ini Arin sudah pulang di rumah.
"Assalamualaikum.."
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokaatuh, ada apa ya?"
"Kami temennya Arin Bu, kita mau jenguk dia." Fiya dan Pika menjenguk Arin.
"Silahkan.. Mari saya antar ke kamarnya neng Arin." Ajak bi lina.
"Makasih bi"
"Langsung masuk aja gak papa, saya izin buatkan minum dulu permisi."
"Rin.." dengan suara halus Fiya masuk ke kamar Arin di susul dengan Pika.
"Loh kalian kok bisa disini?, Kalian kok bisa tau rumahku?, Kan aku gak pernah kasih tau alamatku?." Oceh Arin yang bingung dengan keberadaan mereka.
"Masih sakit aja lo banyak tanya rin." Balas Fiya.
"Kita tau rumahmu dari Zen, dia juga yang kasih tau kalo kamu sakit." Jelas Pika.
"Kok Zen tau rumahku ya?"
"Stalker mungkin." Canda Fiya yang di selingi tawa.
"Lo sakit apa rin?" Tanya Pika.
"Gak tau" sambil menaikkan bahu.
"Lah kok lo gak tau gimana sih?, Kan lo yang sakit." Oceh Fiya.
"Oma ku gak kasih tau aku sakit apa" jelasnya.
"Tapi besok kamu udah boleh sekolah kan?"
"Insyaallah boleh."
"Yaudah kita pulang dulu ya, Assalamualaikum" pamit mereka.
"Oiya besok gue tunggu di depan gerbang sekolah" Kata Fiya.
"Iya iyaa, eh bentar aku antar kalian sampai di depan ya" Arin bangun dari kasur empuknya dan mengantar sahabatnya hingga kedepan rumah.
Anggap aja minumannya udah di antar ama bi lina, Authornya lupa( ꈍᴗꈍ)
Selesai Arin mengantar mereka dia kembali ke kamar untuk mempersiapkan sekolahnya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didalam Do'aku
Poésie"Dibalik senyum manis yang selalu terpancar di wajahnya ternyata begitu banyak luka yang ia tahan, begitu banyak beban ia panggul sendiri. Arin terlalu tertutup untuk menceritakan kehidupannya pada orang lain walau hanya sekecil debu. Anak yang sela...