Ji Eun meneliti sesosok wanita paruh baya didepannya, yang datang sekitaran sepuluh menit lalu dan memperkenalkan diri sebagai asistennya selama ia tinggal di apartment bibi Park. Surainya hitam lurus, memiliki sudut mata yang agak turun-- entah karena faktor usia atau memang ia selalu terlihat sendu, dan senyum penuh kasih yang dilontarkan sedari awal bertemu dengan Ji Eun.
Atau mungkin senyum mengasihani.
"Ada lagi yang ingin kau tanyakan, Ji Eun-ah?"
Lamunan Ji Eun terpecah.
"Jadi bibi Park tidak memberitahuku sampai kapan aku disini?"
Wanita yang mengenalkan diri sebagai ahjumma Min Sun itu menggeleng, "kau bisa menanyakannya langsung. Yang pasti aku disini akan mengurusimu dengan baik, kau tak perlu khawatir."
Ji Eun menghela napas. Oh, bukannya dia tidak ingin menelepon bibi Park. Hanya saja.. masih terasa aneh ia dihujani kebaikan oleh wanita paruh baya itu. Setelah sekian lama bibi Park menjadi sosok menakutkan kedua bagi Ji Eun.
"Obatmu sudah kau minum?" Tanya ahjumma Min tersadar bahwa mereka terlalu lama berdiam diri.
Ji Eun menggeleng, "obat yang mana?"
"Nyonya Park berpesan kau harus menghabiskan obat resep dari konselingmu."
Oh, hampir saja Ji Eun lupa bahwa ia sedang dibawah perawatan suatu konseling.
"Aku belum makan."
Ahjumma Min melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas siang. Memang ia harusnya datang lebih pagi, tapi karena pekerjaan yang belum selesai membuatnya harus menunda kepergian selama satu jam lebih sehingga hari sudah siang ketika ia sampai di apartment bibi Park.
"Ya Tuhan, kau belum sarapan?" Tanya ahjumma Min panik, buru-buru kedapur untuk memeriksa persediaan makanan.
"Aku sudah sarapan sandwich kok. Jungkook membawakannya tadi malam untukku, tapi kami kekenyangan makan malam jadi sandwich itu kujadikan sarapan."
"Jungkook?" Ahjumma Min membawa beberapa potong sawi dan beberapa bumbu dari dalam lemari pendingin dan menaruhnya diatas meja dapur.
"Ya, temanku. Dia kesini tadi malam."
"Dia teman dekatmu kan? Kau tidak bisa membawa seorang pria asing kedalam rumah yang kosong. Dia mungkin akan berbahaya."
Ji Eun tertegun, lalu menghampiri ahjumma Min yang sudah sibuk meracik bumbu, "dia baik, tapi dia tidak dekat denganku."
Gerakan ahjumma Min terhenti sebentar, tapi kemudian ia mengoreksi keterkejutannya dengan kembali sibuk membuat sup kimchi.
"Aku bisa menilai seseorang hanya dengan sekali lihat, Ji Eun-ah. Mau kubuktikan kemampuanku nanti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
10000 Hours | Jungkook x IU
Fanfiction"Jika membutuhkan waktu 10.000 jam atau bahkan sisa hidupku, aku akan selalu mencintaimu." Warning: Action, might be includes blood content, angst, 🔞