Chapter 7

4 1 0
                                    

*Last chapter on

Kartu berhias darah yang ditemukan di kedua tempat pembunuhan memiliki petunjuk yang membantu untuk memecahkan kasus ini. Kartu pertama terdapat satu buah bintang sedangkan kartu kedua memiliki dua buah bintang. Arlen meminta Kenvi untuk mencari data tentang hutan terkenal di kota ini. Sepertinya tempat ketiga akan berada di Hutan Yezen.

*Last chapter on

~

~

~

~

~

~

~

~

~

~

*Kenvi pov

Aku segera pergi mencari informasi tentang hutan terkenal di kota ini setelah Arlen menyuruhku untuk mencarinya. Kami berdua berpikir hal yang sama. Entah kenapa tidak pernah terpikir dari dua hari yang lalu. Arghh sudahlah sebaiknya aku segera pergi ke Dinas Kehutanan kota ini. Tidak mungkin bukan jika mereka tidak memiliki data itu.

Aku masuk ke mobilku dan segera melaju menuju Kantor Dinas Kehutanan. Tak lama aku pun sampai ke tempat ini. Tanpa mengurung waktu aku segera masuk dan berbicara pada petugas resepsionis. Saat aku sedang berbicara pada petugas tersebut tak disangka ada yang mengenalku. Wah sepertinya tak hanya Arlen yang semakin populer. Haha sudahlah.

"Tuan Kenvi, Selamat Datang. Senang sekali melihat anda berkunjung kesini. Kenalkan saya Elbert saya adalah ketua Dinas Kehutanan kota ini."

"Terima Kasih banyak. Saya juga senang dapat bertemu dengan anda."

"Ada apa anda kemari? Apakah ada yang dapat saya bantu?"

"Oh ya Saya ingin meminta data tentang Hutan di kota ini. Apa boleh?"

"Tentu tuan, data apa yang anda perlukan?"

"Kepopuleran hutan yang ada di kota ini mulai dari yang paling terkenal."

"Baiklah tuan saya akan mencari data tersebut."

Elbert langsung menyuruh bawahanny untuk segera mencari data yang aku minta. Sepuluh menit berlalu namun data yang kuminta belum kudapatkan. Aku berpikir apakah data itu memang cukup sulit untuk dicari? Sebaiknya kutunggu saja. Lima belas menit kutunggu akhirnya data tersebut berhasil kuterima.

"Ini dia data tersebut. Sepertinya ini ada hubungannya dengan pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini."

"Ya kau memang benar. Terima Kasih banyak. Aku harus segera kembali ke kantor."

Setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan aku segera masuk ke mobilku dan melaju menuju kantor.

~

~

~

~

*skip perjalanan

~

~

~

~

Aku segera menyampaikan data tersebut kepada Arlen. Dan kami merasa bahwa selanjutnya akan terjadi di Hutan Yezen. Namun, yang kami pikirkan adalah kapan si pelaku akan melakukan aksinya? Hutan Yezen juga sangat jarang dikunjungi oleh orang-orang biasa. Jadi apa benar memang akan terjadi pembunuhan disitu. Banyak kemungkinan yang akan terjadi sesungguhnya. Untuk sekarang kami akan meminta polisi untuk mengawasi Hutan Yezen.

"Arlen sebaiknya kita meminta polisi untuk berjaga di Hutan Yezen bukan?"

"Ya sepertinya begitu. Aku tau bahwa Hutan Yezen jarang dikunjungi namun instingku terus mengatakan bahwa disitulah tempat selanjutnya."

"Baiklah aku akan segera menghubungi Petugas Heilerd."

Aku langsung membuka hp ku dan segera menghubungi Heilerd yaitu Ketua Kepolisian yang mengurus kasus ini.

"Halo Heilerd"

"Hm Kenvi, ada apa?"

"Kami mulai menemukan beberapa petunjuk lainnya. Dan tempat pembunuhan selanjutnya kemungkinan berada di Hutan Yezen. Jadi apa kau bisa memberi pengawasan di hutan tersebut?"

"Wah ternyata kalian juga meminta hal itu."

"Tunggu, juga? Apa maksudmu?"

"Helgard juga menyuruh kami berjaga-jaga untuk melakukan pengawasan. Namun bedanya dia menyuruh kami berjaga di Hutan Vezille."

Hutan Vezille? Aku kembali melihat berkas data yang kudapatkan dari Dinas Kehutanan. Owh ternyata urutan keempat. Tapi mengapa? Arlen yang mendengar percakapan kami di Handphone langsung mengambil alih. Ya bagaimana tidak terdengar telepon itu aku speaker.

"Apa alasan dia menyuruhmu mengawasi Hutan Vezille, Elbert?"

"Owh itu berdasarkan tingkat kepopulerannya. Memang seharusnya Hutan Yezen yang ketiga. Namun dia berpikir bahwa Hutan Yezen jarang dikunjungi orang. Makanya dia memilih Hutan Vezille. Jadi apa kalian akan tetap menyuruh kami untuk mengawasi Hutan Yezen?"

"Ya, tolong awasi hutan itu untuk kami." jawab Arlen Mantap

"Baiklah aku akan menyuruh anak buahku untuk mengawasinya."

"Baik, Terima Kasih."

Begitu Telfon dimatikan aku membuka suara.

"Kita akan tetap fokus untuk Hutan Yezen kan?"

"Hm begitulah"

"Baiklah sekarang..."

Omonganku terpotong ketika pegawai kami mengetuk pintu. Aku segera menyuruhnya masuk.

"Tuan ini ada surat yang dikirim kesini."

"Baik terima kasih. Lanjutkan pekerjaanmu."

Aku yang menerima surat itu segera memeriksanya. Namun aneh sekali karena tidak ada identitas asal pengirim surat ini. Arlen yang melihatku bingung langsung bertanya.

"Ada apa?"

"Surat ini tak ada asal pengirimnya."

"Benarkah?"

Akumengangguk. Arlen mengambil surat tersebut dan membukanya. 

~

~

~

~

~

~

~

~

~

~

~

~

Hehe digantungin

Maap ya minggu kemarin Latte gak up sama sekali

Gimana ni lanjutannya

Yuk ditunggu

Death HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang