Alessandra Gemma Wijaya menutup sambungan ponselnya. Layar ponselnya seketika mati, berganti dengan wallpaper berwarna hitam. Salah satu warna kesukaan wanita itu. Tangannya memegang sebuah cup es krim, sekarang ia sedang berada di taman. Dibawah pohon rindang karena cuaca siang hari ini panas.
Sesekali ia hanya ingin melarikan diri dari deadline pekerjaan yang mencekiknya. Biar saja pak Respati, bosnya memarahinya.
Emang enak apa dikejar-kejar deadline? Enggak! Sehari-hari Sandra hanya tidur selama 3 jam. Pekerjaan sebagai ilustrator komik atau hal-hal yang membutuhkan seni menggambar menjadi pekerjaannya. Lah kok jadi curhat?
Oke, lupakan.
Sandra menyuapkan satu sendok es krim yang mulai meleleh, tenggorokannya seketika dingin. Benar-benar rasa panas ini hampir membunuhnya.
"Kayaknya aku harus beli es krim lagi deh." Sandra melihat isi es krimnya yang tinggal sedikit.
Sandra adalah penyuka es krim garis keras. Mungkin dalam sehari, Sandra bisa menghabiskan 3 es krim dalam sehari.
Wanita ini langganan pilek!
"Hatchimm!"
Nah, baru juga dibilang.
Sandra langsung membuang cup es krim yang sudah tidak ada isinya. Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah minimarket. Saat masuk, langkahnya langsung menuju ke sebuah kotak es krim.
Setelah membayar, Sandra melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Sebentar, apakah harus ia kembali ke kantor sekarang?
Wanita 23 tahun ini nampak berpikir.
"Kakak cantik, kakak cantik. Mau es krim."
Ditengah kelabilannya, ia melihat kebawah. Ada seorang bocah laki-laki menarik-narik kemejanya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Tidak ada seorang pun yang menunjukkan orang tua dari bocah ini. Tidak mungkin bocah ini tidak memiliki tempat tinggal. Karena bocah ini begitu terawat.
Astaga, dimana orang tuanya? Meninggalkan anaknya begini?!
***
Sakti Narendra Bagaskara tengah memandangi sebuah undangan pernikahan dengan corak ungu dan keemasan ditangannya. Disana tertulis,
—The Wedding of Karina Anindita Putri & Yudhistira Abiyasa—
20 Desember 2020Sial, kenapa mantan pacarnya mengirimkan sebuah undangan pernikahan padanya? Untuk apa?
Rendra menghela napas kasar, ia merasakan gagal move on beberapa bulan ini hanya karena wanita yang ia pacari selama 3 tahun. Hubungan mereka kandas karena hadirnya orang ketiga. Dan yang paling mengagetkan dirinya adalah Karina hamil anak dari orang yang membuat hubungan mereka kandas.
Pria itu memandangi taman yang dipenuhi pepohonan hijau. Ia menyandarkan punggungnya. Memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin sejuk di taman ini agar pikirannya jernih. Ia merasakan ponselnya yang bergetar disakunya.
Tanpa melihat siapa namanya, ia menggeser tombol hijau.
"Siapa?"
"Hai sahabat GaMo alias gagal move on." Ini suara Fikri. Kurang ajar, terdengar sangat menyebalkan ditelinga Rendra.
Rendra langsung membuka mata. "Apa mau lo bi? Babi?"
"Bangke," Fikri tertawa. "Buru balik nyet, ayo ngopi. Lo besok udah kerja, gaada waktu buat lu main-main. Pulangin dulu sono ponakan lo. Masa diajak ngopi."
Rendra seketika tersadar, ia tak melihat batang hidung ponakan unyilnya saat menoleh sekitar. Mati sudah ia dimarahi oleh kakaknya. "Astaga! Mati gue nyet, gue mau cari ponakan. Ponakan gue ilang."
"DASAR LO, MIKIR APA LO?! DASAR MANUSIA GAGAL MOVE ON!"
Rendra tak mempedulikan lagi umpatan Fikri karena lalai menjaga ponakannya. Ia langsung berlari dan mencari ponakannya.
Sial, sial, sial. Gagal move on membuatnya jadi orang bodoh!
***
Alea tes ombak >.<
08 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Alessandra
ChickLitResah. Sakti Narendra Baskara tak pernah merasa seresah ini saat perjalanan move on-nya. Dia hanya berhasil untuk move on, ya.. hampir. Tapi itu semua juga hampir runtuh saat ia menjumpai sosok yang tak sengaja ia temui. Sosok itu mirip sekali denga...