Ini baru pertama kalinya Aera memeluk erat Taehyung. Jantung pria itu rasanya ingin melompat saking kerasnya berdebar. Aera tak sadarkan diri dan mabuk berat. Beberapa kali Taehyung menepuk-nepuk pipi Aera, tapi wanita itu tetap memejamkan matanya.
Jika ini bukan perintah Tuan Kim, Taehyung malas datang kemari. Dan untuk apa? Taehyung yakin sebentar lagi Yoongi datang menjemput kekasihnya ini. “Uhh… aku dimana?”
Suara Aera menyadarkan lamunan Taehyung. Si Kim lantas menjawab. “Di klub. Nona mabuk.”
“Kepalaku sakit sekali. Bisa kita pulang sekarang?”
Ingin rasanya menjawab, Bukankah tadi pagi Nona tidak mau pulang. Saking gemas dan sebalnya. Namun akhirnya kalimat itu hanya bersarang di kepala. Taehyung tak setega itu.
“Tuan Min mungkin datang menjemput Nona.” Ujar Taehyung. “Bagaimana kalau dia datang? Aku tidak mungkin juga menggendongmu masuk ke mobil.”
“Lupakan dia. Aku lelah, Taehyung! Kau mengejekku berat ya?!” pekik Aera.
Oke, dia salah lagi.
Sabar, Kim.
“Bukan begitu. Aku tidak mau---,”
“Cepatlah!” seru Aera tak sabaran.
“Tidak usah di gendong. Aku bisa jalan sendiri.”
Pekikan lengkingan suara Aera mirip kucing betina yang sedang marah—batin Taehyung kesal.
***
[sebagian preview di hapus]
[...]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.