4 - What the Heck?!

378 55 30
                                    

Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan
Cerita ini hanya fiksi belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
I dont own the cast
I just own the OC🙄


.


.


.


-Happy Reading-


.


.


.













Y/n berjalan lesu ke arah komplek perumahan dimana keluarga Kim tinggal. Ia baru saja pulang dari pantai untuk melepaskan segala kekesalannya di pagi hari tadi. Ponselnya juga ia matikan, ia tidak tahu harus menjawab bila ibu atau abangnya bertanya mengenai sesi seleksinya atau yang terburuk berita tentang ia menampar wajah pewaris perusahaan terbesar di Korea Selatan sudah menyebar luas.

Tidak!

Ia bisa jadi buronan!

Langkahnya terhenti saat melihat minimarket yang lampunya masih menyala terang.

"Kurasa aku butuh alkohol." Gumamnya

Ia berjalan masuk dan segera menuju ke arah Cooler Showcase yang memajang berbagai macam alkohol. Y/n dengan random memilih, apa saja bisa asalkan itu alkohol.

Selesai membayar, Y/n memutuskan untuk duduk di taman yang berada tepat di depan minimarket tadi.

"Hiks.. hiks.. eomma.."

Punggung Y/n langsung tegak mendadak mendengar suara barusan, ia terdiam kaku tidak bergerak memastikan apakah ia salah dengar karena terlalu stress atau bisa saja ada makhluk aneh.

"Hiks.. eommaaaaa.."

Tangisannya semakin terdengar jelas, kedengarannya tidak jauh dari tempat ia duduk.

"Astagaa.. aku tidak mau jadi tumbal.. siapapun tolong akuuuuuuu.. aku tidak mau jadi mama hantu." ucapnya dalam hati

🔸🔸🔸

"Buhoejang-nim, anda di panggil Hoejang-nim ke ruangannya." Ucap seorang gadis yang merupakan sekretaris dari pemilik perusahaan.

Yoongi hanya mengangguk.

Hanya ada dua kemungkinan, ia di beri projek baru atau kata-kata makian lagi dari ayahnya. Ia tidak pernah di banggakan ataupun dipuji oleh ayahnya sendiri. Bila projek yang ia kerjakan sukses, menurut ayahnya itu merupakan sebuah keharusan untuk menunjukkan apakah ia becus untuk menetap di perusahaan.

Ia sempat ragu beberapa saat sebelum membuka pintu ruang kerja ayahnya. Tapi apapun yang akan terjadi ia sudah terbiasa, bagaimana kasarnya ucapan yang keluar dari pria yang merupakan ayah kandungnya sendiri.

"Aku mendengar apa yang terjadi di pagi hari." Terdengar suara tegas di balik meja mewah itu.

"Bukan apa-apa." Singkatnya

"Aku akan langsung ke inti. Ada tanah kosong di pulau Jeju, luasnya sekitar 50 hektar. Buatkan proposal perencanaanmu, anggap saja ujian apakah kau pantas disebut vice-president yang selalu dipanggil oleh bawahanku. Besok siang semua dokumen sudah terletak di meja beserta soft copy. Semua informasi yang kau perlukan sudah kuberi pada sekretaris mu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ Little Boyfriend ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang