"Ayo cepet, duduk sini!" Kristal menarik tangan Devan untuk duduk di ranjang UKS.
"Kalo main tuh hati hati jangan ceroboh! kalo gini sakit kan?" Kristal sibuk memarahi sambil mengoleskan antiseptik pada luka Devan. Devan hanya diam sambil mengamati wajah serius yang menggemaskan menurutnya itu.
"Lo masih pinter ya?" Kristal mengangkat wajahnya bingung dan segera memundurkan badannya menyadari posisinya terlalu dekat.
"Gw? Gw pinter kenapa?" Kristal bertanya tak mengerti
"UKS" Kristal menganggukkan wajahnya sambil membuang kapas lalu berbicara.
"Gak ada orang pinter di bagian UKS Devan, itu emang semua anak ekskul wajib tau, namanya juga di bagian kesehatan"
"Gak usah jauh jauh deh anak TK aja tau, lagian gw kan mantan PMR ya harus tau gimana mengobati luka dan sebagainya, gak usah lebay" Kenapa jadi Devan yang dimarahi? lagian juga dia tidak tau. Wajah masam Devan semakin masam.
"Gw pergi dulu, cepet sembuh. Eh, luka lo kan gk parah yah? Lebay banget gw. Bye bye Devan" Sebelum pergi Kristal sempat mencium kening Devan dan berbisik,
"Kalo main tuh hati hati, jangan diulangin lagi yah?"
Kemudian Kristal pergi meninggalkan Devan yang terpaku. Gadis itu telah keluar dari UKS. Devan memegang keningnya kemudian tersenyum kecil mengingat dirinya ketika sedang sakit selalu dicium kening oleh "pacarnya" Kristal yang sekarang sudah menjadi "mantan pacar".
~Kristal~
Kristal sedang duduk di perpustakaan sekolahnya menunggu Devan yang hendak belajar bersama sudah hampir 1 jam ia menunggu. Sesekali mulutnya bergerutu.
" Dikira gw gak bosen apa, walaupun gw suka baca buku tapi kalo di perpustakaan sendirian mah bosen. Enak kalo dikamar, bisa sambil tiduran, disini? Gw mau tidur dimana? Di lantai? Jadi kaya gembel yang ada"
Mulut Kristal tak berhenti menyumpah serapahi Devan yang tak kunjung datang, untung tidak ada orang. Bisa hancur image nya sebagai anak baik.
Krieeet
Pintu terbuka menampilkan lelaki yang berjalan dengan santai tak lupakan wajah datarnya yang di mata Kristal amat songong. Ingin sekali ia mencabik-cabik muka sok cool itu.
"Kenapa telat?" Kristal melotot seperti ibu kos yang hendak menagih uang setoran. Devan sedikit berjengit melihat wajah yang melotot dihadapannya ini. Perasaan tadi di UKS dia perhatian sekali kenapa disini menyeramkan?.
"Mirip anjing pitbull" Pikirnya.
"Kenapa telat" Sekali lagi Gadis itu bertanya kali ini dengan intonasi lebih tenang tak ada pelototan lagi.
"Ada urusan OSIS, maaf bikin lu nunggu" Hei! Kenapa jadi dirinya yang minta maaf memang depannya ini pacarnya.
"Ogheyy, gw maafin, padahal gw bosen banget lu telat satu jam" Kristal membuka buku yang akan dipelajari.
"Gw tarik ucapan maaf gw. Cepet, lansung aja males gw disini mau pulang" Devan mengambil pensil dan kertasnya dan dan menulis.
~Kristal~
Kristal sedang menunggu dihalte depan sekolahnya. Sedari tadi pesanannya di cancel oleh ojek online yang di pesannya. Mungkin karena sebentar lagi akan turun hujan, jadi mereka tidak menerima pesanannya. Untung baterainya masih penuh, ia sempat mengechasnya dengan powerbank saat belajar di perpus.
Jeno sedang belajar kelompok bersama temannya. Sebetulnya lelaki itu sudah mengotot ingin menunggunya belajar. Tapi Kristal memaksanya ikut kerja kelompok. Dia dan temannya akhirnya pergi.
"Aahhh kok di cancel mulu sih?" Kristal bersungut-sungut.
Bruum
Suara mesin motor terdengar, Kristal pun menoleh. Devan, ternyata lelaki itu yang diatas motor.
"Ngapain lu disini?" Devan sedikit mengernyit melihat seorang gadis duduk sendirian di halte saat cuaca hampir hujan.
"Nunggu ojol" Kristal menjawab singkat dan padat moodnya sedang tidak baik.
"Ayo gw anterin" Kristal menoleh tak percaya yakin lelaki itu mengantarkannya? Tapi tak apa deh yang penting bisa pulang.
"Serius?" Sebagai balasan Devan hanya mengangguk. Kristal sudah duduk di jok motor hingga sebuah suara menginterupsinya.
"Devan hai! Eh ada Kristal hai Kristal!" Oh Olivia sang sekertaris.
"Lo belum pulang? Kok masih di sekolah?" Apa apaan ini? Devan bertanya dengan intonasi ramah? What The Hell!? Kristal hanya bisa melongo.
"Belum, tadi habis ngajuin proposal ke pak Bandi" Lihatlah! Mereka semakin larut dalam obrolan melupakan ada seseorang, mengesalkan! Wajah Kristal masam.
"Eh, aku nebeng yah aku gak ada tumpangan" Apa!? Apa dia tidak melihat dirinya disini atau matanya seliwer melihat motor ini menjadi mobil? Mata Kristal melotot sempurna.
"Turun" Tunggu, apa? Devan menyuruhnya turun.
"Lu gak denger gw bilang apa? Turun!" Kristal pun segera turun menggantikan Olivia yang segera naik.
"Wow, santai kali" Muka kristal benar benar tak sedap dipandang.
Setelah itu Devan segera menyalakan motor dan pergi. Sebelum pergi, Kristal sempat berteriak.
"Kalau gak niat mending gak usah! Gw gak bakal mau nebeng ke lu lagi! Gw bisa pesen taksi sendiri gw gak miskin!!" Tangan Kristal terangkat beberapa umpatan keluar dengan suara pelan.
Hari yang sangat sial untuknya.
~Kristal~
Gimana part ini? Pendek yaa?
Jangan lupa follow IG, Twt, dan acount WP aku yah thankyouu.@Lovelyeags untuk semua acount
Bye bye👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Kristal
Teen FictionJangan menilai dari sampulnya!! Ketika orang menyatakan perasaan pada Kristal. Inilah jawaban Kristal "Jangan pernah cinta gw" "Kenapa?" "Karena gw kristal, indah di luar rapuh di dalam" No Plagiat!! Happy Reading!😊