Lover 🎶

12 5 0
                                    

Kamu disambut dengan baik oleh rekan rekanmu dikantor. Mereka terlihat antusias dan senang melihatmu kembali ke Korea. Bomi bahkan langsung mengambil tempat disampingmu. Hani juga, dia nampak senang dengan sambutan meriah ini. Semuanya berjalan lancar, kalian memenuhi hari dengan tawa dan senyuman.

"Penulis (Y/N), makanan yang kamu bawa enak sekali. Kamu membuatnya sendiri?" Tanya salah satu rekan kerjamu.

Kamu hanya menganggukinya. Walaupun sebenarnya ini masakan Kyungsoo. Setelah berita Kyungsoo akan masuk wamil awal bulan Juli, lagi lagi kamu seperti tertampar kenyataan. Kamu pikir Suho yang akan berangkat duluan seperti kebanyakan rumor yang beredar.

Tapi kenapa malah Kyungsoo, apa sebenarnya ini semua sudah direncanakan?

Chen juga tidak memberitahumu sampai sampai kamu yang harus tau sendiri lewat berita. Yah kamu tau itu tentang privasi, tapi kan kamu jadi shock kalau dengar berita yang mendadak begini.

"Jongdae, ganti baju dan hapus make up dulu baru tiduran.." Ucapmu mengingatkan Chen yang dari tadi berbaring disofa.

Member bilang akhir akhir ini sofa jadi tempat kesukaan Chen. Lelaki itu mengerang saat kamu mengangkat kepalanya, dan kembali memejam rileks saat kamu menjadikan pahamu sebagai bantalnya. Kamu mulai membersihkan wajah Chen setenang mungkin. Dia pasti lelah karena jadwalnya, dan akhirnya memilih menginap dirumahmu karena besok free.

"Gomawo, aku akan ganti baju sebentar." Chen bangkit dan mengecup bibirmu sekilas setelah kamu selesai membersihkan wajahnya. Tak sampai 15 menit lelaki itu kembali duduk dan memelukmu.

"Mau makan?" Tanyamu sambil ancang ancang membuka aplikasi untuk memesan makanan. Chen mengangguk singkat. "Tolong kamu yang pesankan, aku mau ambil minum."

"Nggak pakai botol minum mu saja?"

Iya, kamu sekarang jadi sering membawa air dengan botolmu sendiri. Kamu lebih nyaman saja. Dan kebetulan Chen yang membelikanmu itu, jadi sayang kalau pemberian pacarmu tidak digunakan.

Tapi mungkin hari ini kamu sedang sial, kamu terpeleset dan jatuh telak dengan sikumu yang pertama mendarat.

Prang!!!

"Dear!?"

Chen langsung berlari kedapur dan tersentak melihat pecahan gelas dimana mana dengan kamu yang tersungkur. "Menjauh dari sana! Kamu bisa kena pecahannya!" Ucapnya dengan panik dan langsung mengambil sapu untuk membersihkannya.

Kamu sibuk mengkhawatirkan tangan kirimu yang terasa perih, ah tidak apa apa. Sikumu yang ngilu karena jatuh telak juga baik baik saja, lututmu tidak terluka.
Kamu menggumam maaf sambil mengamati Chen yang tengah membereskan pecahan kaca itu. Kamu menoleh kearah tangan kananmu dan shock saat menyadari telapak tanganmu berdarah. Bagian yang tidak kamu khawatirkan terluka malah tersayat cukup panjang. Duh, kalau Chen lihat dia pasti—

"Eeihk!! Kamu berdarah!!"

—panik. Baru saja kamu bilang.

"Cuci lukamu! Aku akan ambil obat!"

Chen langsung berlari mencari kotak obat meninggalkanmu yang mencoba tenang karena darahmu makin banyak. Kamu baru pertama kali melihat Chen sepanik ini. Idol Kim itu langsung menarikmu keruang tengah dan cekatan mengobati lukamu.

"Sudah kubilang ambil pakai botol saja. Lagipula kenapa bisa jatuh sih.."

"Ya maaf.. Padahal aku tadi nggak lari.. Tapi tetap jatuh."

"Iya, lain kali hati hati saja. Masih sakit?"

Kamu menggeleng jujur. Tanpa disangka sangka Chen meraih tanganmu dan mengecup telapak tanganmu yang terluka. Setelahnya lelaki itu tersenyum manis kearahmu. "Katanya, kalau luka dicium orang tersayang, bakal cepat sembuh." Ucapnya tanpa dosa. Dan kamu sontak memerah merona karena perkataannya.

"Wajahmu merah sekali hehehe."

"Diam, diam! Jangan mengejekku!"

Chen mencondongkan tubuhnya dan menggigit pipimu dengan gemas. Astaga, Chen akhir akhir ini senang sekali menggigitmu. Ia nampak akan mengatakan sesuatu namun mengurungkannya. Kamu yang menyadari itu mengernyitkan dahimu. "Kamu mau bilang apa?" Tanyamu penasaran. Chen hanya menggeleng pelan, tidak mau memberitahumu.

"Bukan apa apa. Nanti saja."

"Kasih tau aku! Hal yang penting ya?"

"Iya, aku bakal kasih tau kamu nanti."

Kamu berdecak malas. Sekali kamu sudah dibuat penasaran, kamu akan terus ingin tau. "Cepat bilang!!" Desakmu sambil menggoyangkan lengannya.

"Astaga nanti saja, Dear."

"Apa bedanya nanti dan sekarang? Jangan buat aku penasaran!"

"Rahasia,"

"Jongdae! Kamu belum pernah dengar berita orang meninggal karena terlalu penasaran!?"

Chen yang selesai memakai maskernya langsung merebahkan diri disampingmu. Satu tangannya dibiarkan menjadi bantalmu. Sesekali mengecup rambut panjangmu dengan gemas. "Mau nonton dulu?" Kamu menawari sambil membuka aplikasi untuk menonton sesuatu. "Boleh, apa saja." Jawabnya sambil mengangguk. Kamu mulai mencari film Finding Dory untuk kalian tonton.

"Biar aku yang pegang ponselmu. Tanganmu masih luka."

"Jangan, ini nggak apa apa. Lagian tanganmu sudah jadi bantalku."

Kamu menjauhkan ponselmu agar Chen tak meraihnya. Lelaki itu menghela nafas mengalah sambil tersenyum. Kamu mencari posisi nyaman dipelukannya sebelum fokus pada film. Berada didekapan Chen benar benar nyaman dan hangat. Bahunya memang tidak lebar, namun dadanya bisa membuatmu senyaman ini. Kamu suka saat bisa mendengarkan detak jantung Chen seperti ini.

"Jongdae, lihat. Kalau aku hilang seperti ini, apa kamu bakal mencariku?"

"Hng? Eung.. Tentu saja.."

Mendengar suara Chen yang berat membuatmu sontak menoleh. Oh, Chen sudah terpejam rupanya. Mungkin dia sangat lelah hingga terlelap lebih dulu. Kamu tersenyum hangat dan mematikan ponselmu. Menarik selimut untuk menutupi tubuh kalian dan berbaring miring untuk memeluk Chen.

"Selamat malam, kesayangan."

____________________________
TBC..

Based on true story gais. Lagi enak enak jalan sambil bawa minum malah nggeblak, mecahin gelas pula ;)
Ati ati ya kalian kalo jalan, ntar kesandung ghoib kek saya

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang