Sudah bulan September, sekitar dua minggu sejak hubunganmu dan Chen mulai tidak jelas. Sekarang, kamu duduk disebuah cafe selama hampir 20 menit. Memang sedang tidak ada yang kamu pikirkan. Sampai seseorang masuk kedalam cafe sepi itu dan menoleh kearahmu.
"Sedih ya? Ditinggal kekasihnya selama berhari hari?"
Yap, Gyo Hwalhan pengganggu itu. Perempuan itu mendekat kearahmu. Terkekeh sinis saat melihat dua koper disampingmu. Mungkin dia pikir kamu akan pulang kenegaramu dan tidak kembali lagi. Ah, kamu memang akan pergi, dia tidak salah.
"Kamu ini kenapa sih? Mencoba cari celah antara aku dan dia. Padahal kami juga sama sama suka, kenapa kami bisa rusak!?"
"Aw, kasihan sekali.. Bagaimana kalau aku akhirnya merebut Jongdae darimu?"
"Apa..?"
Hwalhan tersenyum sinis, senyum penuh kemenangan. "Cukup mudah, tinggal publikasikan tentang kalian. Jadi kalian bisa berakhir! Kamu kan nggak siap mencintai semua tentangnya."
Ah, kamu benci sekali. Kamu sangat ingin menghantam wajah Hwalhan dengan gelas milkshake milikmu. Tunggu sebentar saja, ini akan segera berakhir. Kamu membalasnya dengan senyum tipis.
"Memang semudah itu. Jika Jongdae tiba tiba meninggalkanku hanya untukmu, aku tidak akan marah padamu, aku akan marah padanya. Tapi dengan kamu yang berambisi ingin memiliki Jongdae, aku jadi merasa memiliki orang yang tepat. Terimakasih,"
Kamu mengulas senyum tipis, menjeda perkataanmu. "Kalau kamu menyentuhku, artinya kamu menyentuh Jongdae. Kami hancur, Jongdae pun pasti hancur. Ironis sekali."
Hwalhan tersentak mendengar perkataanmu yang begitu berani. Ia lalu menamparmu tanpa basa basi, dan kamu tidak bergeming. Kamu hanya sudah muak, dengan orang orang yang berusaha mencari celah untuk menganggu hubunganmu dengan Chen. Harusnya kamu bersenang senang karena menonton konser, konten Heart 4 You milik Chen, dan berbahagia dengan teman teman fandom-mu. Tapi kamu malah harus mengurus hal seperti ini.
Tring..
Pandangan kalian berdua teralih ketika Chen masuk kedalam cafe. Lelaki itu berjalan dengan santai kearah kalian. Melepas maskernya, kemudian mengecup pelipismu seraya tersenyum. Ia juga mengusap pipimu yang memerah bekas tamparan tadi.
Situasi macan apa ini?
"Apa ini? Bbukannya kalian.. Kalian kan rusak.. Kenapa kalian bisa baikan?!"
"Baikan? Baikan apa?" Chen merangkul pinggangmu dengan erat dan menarikmu mendekat. "Sejak awal, kami nggak pernah bertengkar tuh?"
Gagal, beberapa keping domino itu, terhenti ditengah jalan. Dalam sekejap mata, semuanya berbalik. "Menurutmu, kenapa hubungan kami bisa rusak? Kalau menurutku.. karena ada kamu, yakan Hwalhan?" Kamu angkat suara dengan nada sinis. Puas saat Hwalhan tidak bisa berkutik.
"KENAPA OPPA BEGINI PADAKU!? PADAHAL TINGGAL SEDIKIT LAGI! AKU SUDAH BERUSAHA SEJAUH INI!"
Kalian berdua agak tersentak saat Hwalhan berteriak histeris sambil merosot berjongkok kelantai. Memegangi kepalanya seolah frustasi hebat. Kamu bahkan mundur beberapa langkah karena kaget.
"KENAPA KAMU MALAH MEMBANTUNYA! KENAPA KAMU NGGAK TAU AKU RENCANAKAN INI UNTUK KITA BERDUA!!"
Chen yang melihatnya tersenyum tipis, ikut berjongkok menyamakan tingginya dengan Hwalhan. "Aku minta maaf karena nggak menyadari usahamu. Sekarang semua sudah selesai. Aku tidak marah pada kekasihku, atau juga denganmu." Chen menjeda ucapannya, menunggu reaksi Hwalhan yang seolah diberi harapan terakhir.
"O-oppa..! Benarkah..?"
"Eung, asal kamu mengaku pada semuanya."
Trek..
"Kenapa oppa begini padaku!? Padahal tinggal sedikit lagi! Aku sudah berusaha sejauh ini!!"
Perasaannya sangat jatuh, Hwalhan baru sadar dirinya ditarik hingga jatuh dengan kuat. Recorder yang dibawa Chen, membuatnya terpaku begitu saja. Kepalanya mendongak mengarah padamu dan Chen yang hendak pergi dari sana.
"Bohong.." Bisiknya dengan lirih.
Kamu menghela nafas pelan dengan malas. Kemudian tanpa aba aba menarik rahang Chen dan mencium bibir kucing itu, tepat didepan mata Hwalhan. Sama seperti saat kamu sengaja melakukannya diperpustakaan beberapa waktu lalu.
"Sudah percaya? Atau kamu mau aku perlihatkan yang lain?" Tanyamu setelah menyudahi ciuman singkat tadi. Bahkan kamu tidak sadar wajah Chen memerah karena kamu berani maju seperti itu.
"Kemana.. kalian..?"
"Hm? Tentu saja, honeymoon."
Jawaban dari Chen langsung kamu hadiahi dengan pukulan main main. Kamu merangkul lengannya untuk segera pergi dari sana.
"Savage yang kumaksud seperti itu. Kamu sudah bisa main drama setelah ini."
"Iya, kalau pemeran perempuannya kamu."
♪
Few days ago..
Chen menjetikkan jarinya saat teringat sesuatu. Ia merubah posisinya jadi menyamping agar bisa berhadapan denganmu.
"Dear, aku pernah dengar pembicaraan Hwalhan dengan ibunya."
Kamu kembali mengernyit. "Apa hubungannya? Memangnya kenapa?"
Chen menghela nafas pelan. Dia bilang dirinya mendengar kalau Hwalhan akan melakukan sesuatu. Mungkin akan berusaha menghancurkan hubungan kalian berdua.
"Orang seperti itu kalau kita hancurkan rencananya dari awal, dia akan terus cari cara. Lebih baik ikuti jalan mainnya dulu,"
"Kamu ini ngomong apa sih?! Memangnya ini drama?" Seru Chen kesal, itu ide yang gila, pikirnya.
Kamu terkekeh pelan tanpa dosa. "Hitung-hitung kita latihan drama. Siapa tau nanti aku akan dijadikan trainee SM Ent." Celetukmu asal dengan santai.
Chen mendorong kepalamu dengan dua jarinya. "Dia merencanakan sesuatu. Kita tidak bisa masuk begitu saja." Kamu mendengarkan Chen dengan baik. Bahkan saking seriusnya, eskrim kalian hampir mencair. Ini agak rumit sebenarnya, tapi kamu tidak akan menyerahkan Chen begitu saja seperti sebelum sebelumnya.
"Karena belum terjadi apa apa.. Kita seperti biasa dulu saja. Sisanya tinggal improvisasi!"
_________________________
TBC..Super trap ternyata gaes. Alurnya udah ketebak ga sih ;" ?
Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You | Chen (Revisi)
RandomHanya tentang kehidupan antara Kim Jongdae dan Chen diatas jalanan darah, bukan jalanan berbunga. Rangkaian naskah tentang kesehariannya. Bersama member, fans, keluarganya. Cerita tentang hari harinya bersama orang orang miliknya, termasuk kamu. [S...