[42]

3.7K 639 323
                                    

Play Mulmed
(Day6 - Letting Go)

Di bab lalu aku lupa buat italic yang bagian Taehyung ngomong pas di akhir. Maaf ya udah buat kalian jadi keliru😭

...

Jennie masih diam. Demi apapun, kemunculan Taehyung saja bahkan sudah mampu membuatnya terkejut setengah mati, ditambah lagi dengan panggilan Taehyung untuknya beberapa saat lalu. Rasanya jantungnya seperti berhenti berdetak untuk beberapa saat. Mengapa ini terasa menyakitkan? Apakah ini yang dirasakan oleh Taehyung saat dirinya mengatakan hal yang sama?

"Aku menang 'kan, Jen?" Taehyung mengulas senyum lebar hingga wanita itu kembali menatapnya. Namun kendati kedua sudut bibirnya naik, Jennie tahu bahwa senyuman itu tidak benar-benar sampai ke matanya. "Aku menemukanmu. Petak umpetnya sudah selesai. Sekarang ayo pulang ke rumah!"

"Tidak bisa," lirih Jennie.

"Kenapa?" Bergetar. Lidah itu bahkan seakan tak kuat untuk mengatakan kalimat lainnya. Senyum di wajahnya pun perlahan luntur, digantikan oleh wajah sendunya saat memandang wajah sang wanita melalui layar datar di hadapannya. "Ah, aku tahu. Apa aku harus menemukanmu secara langsung? Jadi aku harus mencarimu sampai benar-benar bertemu secara nyata ya agar bisa membawamu pulang?"

"Tidak Taehyung. Aku tidak akan kembali sampai aku merasa siap. Aku masih ingin meniti kehidupanku di sini." Jennie menjawab pelan namun begitu menyakitkan untuk lawan bicaranya. Memaksakan senyum, ia kemudian bertanya hati-hati sebagai pengalihan, "Bagaimana kabarmu?"

Taehyung tampak mendudukkan diri di lantai dan meletakkan MacBook Taeyong di atas meja yang ada di hadapannya. "Tidak begitu baik setelah kepergianmu, tapi semua berjalan lancar."

"Baguslah," sahut Jennie seadanya.

Jujur, baru kali ini dirinya merasa secanggung ini dengan Taehyung. Seakan-akan cerita lama dimana mereka pernah menghabiskan malam dengan saling bertukar cerita entah itu saat menginap atau melalui panggilan telepon tak pernah terjadi sebelumnya. Ia tidak menyangka bahwa dalam kurun waktu enam bulan, kini mereka terasa amat asing.

"Bagaimana keadaan Eomma dan Appa?" Jennie lagi-lagi mencari pembicaraan agar keheningan di antara mereka sirna. "Mereka sehat 'kan?"

"Kalau ingin tahu, ya pulang!" sahut Taehyung ketus. Pria itu memajukan bibirnya dan menatap Jennie dengan wajah sebalnya yang begitu kentara. "Semua orang merindukanmu di sini. Tega sekali kau tidak kembali dan hanya sekedar bertanya kabar. Itu basi!"

Wanita Kim itu tertawa kecil. Mungkin di sini, hanya dirinya yang merasa canggung, sebab bahkan setelah beberapa waktu berlalu, kelakuan pria ini masih sama. "Aku akan pulang saat waktunya sudah datang."

Taehyung mendengus dan mengerucutkan bibirnya sebal. Ia tentunya tidak dapat memaksa wanita itu semaunya. Ia berusaha mengerti bahwa wanita itu masih membutuhkan waktu sendiri tanpa bayang-bayangnya. Setelahnya, pria Kim itu tak lagi berbicara. Matanya terus menatap teduh wajah Jennie yang amat ia rindukan, berusaha merangkai garis wajah paras jelita itu untuk ia simpan dalam ingatannya, karena kemungkinan besarnya ia tidak akan melihat wajah itu lagi untuk waktu yang lama.

"Di sini pukul sembilan malam," ujar Jennie sengaja membuka pembicaraan lain sebab tidak tahan ditatapi sebegitu intens oleh Taehyung.

"Hei!" Taehyung mengabaikan perkataan Jennie dan malah memanggil wanita itu dengan pelan serupa bisikan. Ditumpukannya dagunya pada ujung meja dan menatap Jennie dengan sorot yang amat lembut melalui layar tipis di hadapannya. "Aku mencintaimu."

Chrysanthemum | Complete (✔) [TELAH DINOVELKAN & TERSEDIA VERSI PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang