Bab 64 - 65. Sepasang Sepatu

162 21 5
                                    


Bab 64. Sepasang Sepatu part 1

Asisten itu membawa Penny ke ruangan lain di mana ada bak berisi air.

Ruangan itu dirancang sangat mirip dengan kamar mandi. Lantainya terbuat dari ubin hitam hingga cukup jelas bagi seseorang untuk melihat pantulannya. Dengan kursi kecil diletakkan di dekat bak mandi, asisten itu menunjukkan jalan sebelum Penny duduk di kursi itu.

Karena seragam budak yang ia kenakan tertahan di sepanjang lutut, Penny duduk dengan canggung, memastikan kakinya atau kulit bagian atas tidak terlihat selagi ia duduk, mengangkat kakinya dan meletakkannya di ember berisi air.

Sejujurnya, Penny telah mempersiapkan diri untuk melihat ekspresi jijik wanita toko itu atau setidaknya asisten yang sudah menuangkan air di bak tempat kakinya ditempatkan. Tapi wajah gadis asisten itu begitu kosong seperti patung selagi mulai membasuh kaki Penny.

Jelas tidak ada yang akan membiarkan Penny memakai sepasang sepatu baru ketika kakinya begitu kotor.

Setelah berjalan tanpa alas kaki di hutan yang tanahnya basah dan licin, pangkal kakinya yang terkena lumpur dan kotoran mulai sedikit retak, Penny benar-benar malu dan berkata,

"Aku akan membersihkannya."

"Tolong Nona, duduklah diam," gadis itu mengambil batu dan mulai menggosokkannya ke tumit Penny agar kulit kering terkelupas sebelum ia memasukkannya kembali ke bak mandi,

"Kau pernah terluka," kata asisten itu setelah memperhatikan luka yang sedang dalam proses penyembuhan itu.

Gadis itu tahu ada yang aneh. Untuk seseorang yang bekerja dengan segala bentuk kaki, ia memperhatikan bengkak kecil di sekitar kaki gadis budak ini.

Sepertinya bengkaknya tidak menggembung dan sudah berkurang. Setelah selesai dengan kedua kaki Penny, gadis itu membasuh lagi kaki Penny karena air menjadi lebih kotor.

Akhirnya kaki Penny selesai dibersihkan. Setelah menuangkan air dingin ke kaki Penny, kakinya kemudian dilembabkan dengan sejenis krim lotion berwarna putih.

Merasa kakinya bersih, Penny mengikuti kembali asisten tersebut untuk melihat Damien yang sedang diajak bicara oleh wanita bernama Gwenyth. Wanita itu melihat sekilas sebelum memberikan ekspresi setuju.

"Apa yang kau cari ..." Gwenyth membuntuti, menunggu budak manusia yang dibawa Damien ke toko.

"Penelope," jawab Penny, kakinya mencakar lantai setelah mencuci kaki.

"Kami memiliki berbagai macam sepatu, Penelope. Apakah Kau sudah memikirkan sesuatu yang kau cari?" tanya Gwenyth seperti menanyakan kepada salah satu pelanggannya. Kata-kata Gwenyth begitu halus dan sopan selagi menunggu Penny menjawabnya.

"Aku—uh .."

Penny sebenarnya hanya menginginkan sepasang sepatu yang layak, yang bisa melindunginya dari tanah basah di Bonelake.

Dia tidak pernah bermaksud untuk mencari 'variasi',

"Mana yang paling tahan lama?" tanya Penny, membuat wanita itu menatapnya dengan heran sebelum melepaskan senyuman dari bibirnya.

"Aku jamin semua yang ada di sini tahan lama. Jika ada yang rusak dalam waktu satu atau dua bulan, aku pastikan akan menggantinya tanpa biaya tambahan," kata wanita itu.

Tapi bukan itu masalahnya, pikir Penny. Jika ia bisa memilih untuk memakai sepatu dari toko ini, ia ragu akan memakainya.

Untuk seseorang yang termasuk kelas terendah dari kelas bawah dalam masyarakat. Penny sampai sekarang hanya memilih sepatu bot yang tahan lama dengan harga murah.

Young Master Damien's Pet (Bagian 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang