27 | Api Yang Menyelimuti Daksa❁ཻུ۪۪⸙͎.'

942 167 71
                                    

❝If love be rough with you, be rough with love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If love be rough with you, be rough with love. Prick love for pricking and you beat love down.❞

-𝑹𝒐𝒎𝒆𝒐 & 𝑱𝒖𝒍𝒊𝒆𝒕 𝒃𝒚 𝑾𝒊𝒍𝒍𝒊𝒂𝒎 𝑺𝒉𝒂𝒌𝒆𝒔𝒑𝒆𝒂𝒓𝒆-

-ˋˏ ༻✧༺ ˎˊ-


Sejak detik pertama sang waktu menyeretnya secara paksa untuk menembus portal semesta, Alma baru merasakan kembali kebahagiaan sederhana di Harmonie. Ini bukan soal gedung mewah nan megah yang berdiri kokoh di sudut Jalan Risjwijk.

Bukan pula soal mata yang senantiasa dimanjakan oleh indahnya arsitektur Batavia yang masih bebas polusi. Meski tak disanggah, Alma terpana melihat kawasan Weltevreden yang tak jauh berbeda dengan daerah di dataran Eropa sana. Hal itu diperkuat dengan berdirinya patung Hermes atau Dewa Mercurius di Harmonie.

Saat pertama kali Alma menginjakkan kakinya ke dalam Rumah Bola tersebut, Alma kira itu tak lebih dari gedung tempat mereka yang mempunyai harta dan jabatan bersenang-senang. Alma kira, Harmonie tempat untuk bermain biliar, kartu, hingga berpesta alkohol sampai tak sadarkan. Namun, saat di mana ia mulai berdiri gugup di atas panggung beranda utama Harmonie, saat itu pula ia sadar bahwa hatinya terasa lebih tenang.

Harmonie lebih dari sekadar tempat para Tuan dan Puan berdansa mengikuti irama sembari memamerkan sutra terbaik mereka. Harmonie bukan hanya soal Tuan dan Puan yang tersenyum menikmati pesta topeng sambil meneguk sampanye mereka.

Harmonie menjadi lebih dari sekadar kemewahan ketika tubuh Alma seolah mengalir bersama irama. Ketika Alma kembali merasakan bagaimana caranya menari bebas tanpa tekanan. Meski bukan balet yang ia tarikan malam ini, akan tetapi ini lebih dari cukup untuk membuatnya merasa tenang dan nyaman. Karena malam ini adalah kali pertama sejak Alma terdampar di Batavia, ia kembali menari sepenuh hati tanpa beban.

Sorot mata penonton yang begitu menikmati tarian Alma membuat bibir gadis tersebut terangkat membentuk senyum bahagia. Lalu bersama riuh tepuk tangan mereka, Alma mengembuskan napas lega. Tak disangka, sesuatu yang ia pikir akan berujung pada kekecewaan banyak orang justru berakhir cukup memuaskan. Atau bahkan lebih dari apa yang ada dalam ekspetasinya sebelumnya.

"Bravo, Manis," ujar Eloise menyambut kembalinya Alma dari balik panggung. Wanita tua itu menepuk pelan pundak Alma sambil tersenyum. "Kupastikan aku akan membayar honormu lebih tinggi dari yang aku janjikan pada Carel Junior."

Ah, Arthur.

Alma baru sadar bahwa ia tidak melihat Arthur duduk di bangku paling depan. Alma tidak melihat Arthur bertepuk tangan atas penampilannya. Alma tidak melihat Arthur sama sekali di beranda utama Harmonie.

"Ngomong-ngomong Nyonya, apa Anda tahu Arthur ... ah, maksudku Tuan Carel ada di mana? Sepertinya aku tidak melihatnya di beranda utama," tanya Alma.

Indurasmi Batavia✧ [𝒂 𝒉𝒊𝒔𝒕𝒐𝒓𝒊𝒄𝒂𝒍 𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang