Seperti biasa Jaemin bangun pagi karena ia harus bekerja di kantor. Ia tinggal sendiri di Apartment nya. Ia sengaja membeli apartment agar tidak di recoki Papa nya karena ia belum juga bertemu dengan soulmate nya.
Kepala Jaemin pusing setiap hari di tanyai kapan soulmate nya akan muncul. Tentu Jaemin tidak tau. Jika Jaemin tau, sekarang pun pasti ia sudah menemui soulmate nya. Jaemin sebenarnya sudah pesimis perihal soulmate nya, ia berpikir mungkin soulmate nya sudah tiada, atau belum lahir atau mungkin sebenarnya ia tak memiliki soulmate.
Jujur saja Jaemin tak mengerti bagaimana konsep soulmate. Ia tak tau harus bagaimana caranya menemukan soulmate. Jaemin bahkan tak memiliki gambaran tentang soulmate nya itu. Jujur Jaemin lelah mencari, keluarga nya sangat menghormati apa yang di namakan soulmate. Mereka hanya ingin Jaemin menikah dengan soulmate, dan jika Jaemin tak menemukan soulmate nya berarti ia tidak menikah.
Keluarga nya memang aneh, membuat nya pusing. Di tambah saudara nya itu tak membantu sama sekali.Jaemin bangun dari kasur nya, ia harus mandi dan segera berangkat ke kantor. Atau tidak Ayah nya akan terus berbicara panjang lebar karena ia telat.
Jaemin masuk ke kamar mandi, sebelum itu ia terlebih dahulu sikat gigi, cuci muka dan mencukur. Jaemin harus terlihat tampan, dan menawan jadi ia sangat menjaga ketampanan wajah nya.
Jaemin membuka pakaian nya dan menyalakan shower. Saat fokus mencuci rambut nya tiba tiba...
Hiks
Jaemin diam, ia mendengar suara menangis. Setelahnya nya ia kembali membersihkan seluruh badan nya. Mungkin tadi ia hanya berhalusinasi karena terlalu memikirkan tentang soulmate nya.
Hiks
Jaemin mendengar lagi.
Okey—
Jaemin mulai takut dan merinding, ia jadi berpikir mungkin di Apartment nya ada hantu. Jaemin buru buru mengambil handuk nya dan keluar dari kamar mandi.
Jaemin berganti pakaian dengan pakaian kerja nya. Ia hanya sarapan roti dan segelas kopi, lalu pergi.
..
Waktu makan siang di kantor, Jaemin hanya duduk di ruangan nya. Biasanya ia ikut makan di luar bersama saudara nya. Tapi hari mereka hanya akan memesan makanan.
Jeno yang melihat Jaemin hanya diam duduk di kursi nya merasa heran. Jaemin memang cukup pendiam tapi tidak seperti ini. Ia seperti memiliki beban hidup yang berat.
"Kau itu kenapa Jung!" Jeno sedikit berteriak untuk menyadarkan Jaemin.
"Bisa lebih tenang Jung!" Ujar Jaemin kesal. Jeno mengejek Jaemin.
"Kau memiliki beban hidup?!" Tanya Jeno.
"Iya! Itu kau!" Jaemin.Jeno diam menatap saudara nya itu datar. Seperti nya dugaan Jeno benar, saudara nya ini sudah gila.
"Baik. Ada yang mengganggu mu? Aku serius!" Jeno.
"Tadi pagi aku mendengar suara menangis, tapi aku tak tau itu dimana" ujar Jaemin pada akhirnya.
"Di Apartment mu ada hantu?" Tanya Jeno ragu.
"Mana ku tau. Tapi itu tak mungkin, aku tak percaya hantu" ujar Jaemin.
"Kau tak percaya. Bukan berarti mereka tak ada. Atau mungkin itu soulmate mu" Jeno.
Mendengar itu Jaemin langsung beranjak dari kursi nya dan duduk di hadapan saudara nya. Itu sedikit mengejutkan Jeno yang sedang fokus makan. Jeno memutar bola mata nya malas, katanya sudah tak peduli tentang soulmate tapi setiap mendengar nya saudara nya ini selalu bersikap seperti ini.
"Benarkah?" Tanya Jaemin penasaran. Ada sedikit harapan di hati nya yang timbul.
Jeno mengangguk lalu ia meminum air di sebelah nya."Bisa saja. Aku dan Donghyuck pun begitu, bahkan kami sempat berkomunikasi lewat tulisan di tangan" ujar Jeno.
"Lalu kenapa dia menangis?" Tanya Jaemin.
Jeno menghela napas lelah."Mana ku tau. Mungkin dia memiliki masalah" Jeno.
Jaemin diam, benar juga. Jeno tak mungkin tau kenapa soulmate nya menangis. Kenapa ia bertanya pada Jeno.
"Bagaimana kau menemukan Donghyuck?" Tanya Jaemin.
"Aku mencarinya" jawab Jeno.
"Bagaimana bisa?" Tanya Jaemin heran.
Jeno mengedikan bahu nya. Jujur saja ia pun tak mengerti soal itu."Tak tau. Aku hanya menggunakan insting ku. Semua nya terjadi begitu saja, aku pun sempat meminta alamat Donghyuck. Tapi dia tak memberikan nya, jadi aku mencari sendiri" Jelas Jeno.
"Apa aku harus mencarinya?" Tanya Jaemin.
Jeno langsung mengangguk."Tentu saja!" Jawab Jeno
"Waktu itu dimana kau bertemu Donghyuck? Dan bagaimana caranya? Hal itu tak mungkin begitu saja terjadi, maksud ku paati ada suatu hal yang membuat mu terpancing" Jaemin.
Jeno membuat gestur berpikir, lalu ia menganggukan kepalanya."Waktu itu aku melihat tulisan di tangan ku dan Donghyuck meminta tolong. Setelahnya tiba tiba di otak ku ada tempat yang menjadi tujuan ku untuk bertemu Donghyuck" jelas Jeno.
Mendengar penjelasan itu Jaemin semakin pusing. Jika seperti itu bagaimana caranya ia bertemu dengan soulmate nya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate || JaemRen✓
Fiksi PenggemarJaemin sering mendengar soulmate nya menangis dengan memanggil dirinya. Jaemin ingin bertemu dan membawa soulmate nya, tapi bahkan ia tak tau dimana soulmate nya. JaemRen bxb Ini cerita Short Story! Jadi tiap chap pendek pendek dan chapter nya engga...