.1.

9 5 1
                                    

Perhatian! Semua yang terketik di sini hanya fiktif belaka. Jangan dikaitkan dengan dunia nyata. Ok gitu aja. Selamat membaca ^^

*****

Dor
Dor
Dor

"Ah!" teriak seorang gadis berambut sebahu seraya melepas headphone earmuffnya kasar.

"Sudahlah Chloe, kau takkan bisa," ejek salah seorang teman Chloe. Sebut saja dia Hazel.

"Aku sudah menaklukan seluruh senjata laras pendek. Tapi kenapa yang satu ini sangat sulit?!" keluhnya dengan mata yang memerhatikan sebuah pistol bernama sig p229.

"Hey! Kau bilang apa tadi? Sulit?! Itu bahkan senjata yang paling mudah ditaklukan." kesal Aster yang sedang duduk di kursi sambil memegang sebuah kemasan gelas berisi kopi.

Chloe mengacak rambutnya kasar. Ia benar-benar frustasi.

"Perhatian. Kepada seluruh murid AET, harap memasuki aula sekarang. Para petinggi ingin memberitahukan sebuah informasi."

"Ada apa ini?" cemas Arnit. Mereka hanya menghendikkan bahu mereka tanda tak tau.

"Apapun itu, pasti ini sangat penting. Sampai-sampai para petinggi mengunjungi kita," ujar Aleksei yakin. Mereka mengangguk menyetujui ucapan Aleksei.

"Lebih baik kita cepat kesana. Sebelum kita kena hukuman," ujar Hazel dan beranjak dari tempatnya diikuti oleh Chloe, Arnit, Aleksei dan Aster.

*****

Di sebuah ruangan yang amat luas, telah berkumpul puluhan murid AET. Tidak ada yang duduk, semua  berdiri. Ada 7 tetua yang sudah berdiri di hadapan para murid. Mereka perwakilan dari beberapa agen yang memang sudah sangat terlatih dan satu lagi yang perlu kalian ketahui, mereka sangat tersembunyi sampai-sampai pemerintah tidak mengetahuinya.

"Selamat pagi," sapa Albert, ketua HAO atau hidden agent organizations.

"Pagi Sir," sahut semua murid AET tegas.

"Ini kali kelima kami berkunjung," ujar Belinda, si agen komputer. "Langsung to the point saja. Ada dua orang mafia. Mereka baru beroperasi beberapa bulan ini. Dan dalam waktu yang singkat itu, mereka mampu membuat kami pusing. Berbagai telepon tiba-tiba muncul. Para penelepon meminta kami untuk menyelesaikan masalah ini," lanjutnya.

Aleksei mengangkat tangannya. Belinda yang melihat itu mengangguk, memberi izin berbicara pada Aleksei.

"Apa yang kedua mafia itu lakukan hingga berbagai telepon menyerang kalian?" tanyanya.

"Mereka memang belum menyerang secara fisik, tapi mereka menyerang secara online," jawab Bellatrix, saudari kembar Belinda sekaligus ahli dalam strategi dan perang.

"Cybermafia?" sahut Aster.

Thor, sang penguasa zat-zat kimia mengangguk. "Iya," balasnya.

"Hacker?" tanya salah seorang perempuan yang berdiri di dekat Aster. Dia Rose.

"No. Bukan hacker, tapi cracker." sahut Wanda, ahli pembuat senjata canggih.

"Mereka merusak data orang lain. Mereka juga mengambil informasi atau software yang bukan wewenangnya," sambung Daeshim, seorang lelaki yang paling menonjol di antara yang lain, karena kacamata dan mata sipitnya.

Chloe mengangkat tangan kanannya. Hal itu membuat dia menjadi sorotan saat ini. "Jadi, apa yang ingin kalian sampaikan sebenarnya?" tanya Chloe yang sudah mulai jengah.

Ruby, wanita yang merajai bidang hacking itu tersenyum. Ini adalah pertanyaan yang paling dia tunggu-tunggu. "Setelah kami berdiskusi dengan anggota agen yang lain, kami memutuskan untuk menyerahkan misi ini pada kalian,"

Kaget? Tentu. Siapa yang tak akan terkejut jika tiba-tiba diberi misi? Dan ini adalah kali pertama mereka diberi misi. Selama ini, mereka hanya belajar dan belajar.

Hazel mengangkat tangannya. "Mengapa tidak kalian saja?" Lancang memang, tapi pertanyaan itu terus saja menghantuinya.

"Kami tidak ada waktu untuk mengurusi sampah kecil seperti mereka." jawab Albert datar. "Lagipula, ini juga sebagai ajang pelatihan kalian,"

Krisan, cowok yang selalu membawa robot mobil buatannya itu mengangkat tangan kanannya. "Apa misi ini dikerjakan kami semua?"

"Tidak. Misi ini harus kalian perebutkan," ucap Bellatrix.

Arnit mengangkat tangannya. "Mengapa tidak kami semua saja? Bukankah akan lebih mudah jika dikerjakan oleh banyak orang?"

Thor menggeleng. "Terlalu banyak orang belum tentu bisa mempermudah sebuah misi. Kadang, misi akan lebih cepat selesai jika dikerjakan individu. Akan tetapi, karena ini misi pertama kalian, jadi kami putuskan agar kalian mengerjakan misi ini dengan kelompok kalian." jawabnya.

Memang, saat pertama kali mereka datang ke AET, mereka langsung dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 orang. Kelompok itu bisa dibilang kelompok yang kompleks, karena di dalam kelompok tersebut bukan hanya terdiri dari anak yang ahli di bidang beda diri atau teknologi saja, tapi seluruh elemen ada dalam kelompok tersebut.

Seluruh murid AET terdiam. Tak ada yang bersuara ataupun hendak menyuarakan pertanyaan. Belinda yang melihat hal itu, akhirnya bersuara.

"Mulai besok, kami akan menilai kalian. Kami akan putuskan kelompok mana yang akan mengambil alih misi ini," ujarnya.

Albert memandangi para rekannya. Menanyakan apakah masih ada yang ingin disampaikan lewat tatapan mata. Mereka yang paham akan maksud Albert pun menggeleng. Albert mengangguk paham.

"Mungkin itu saja dulu yang dapat kami sampaikan. Silahkan kembali pada pekerjaan masing-masing. Selamat pagi," Albert menutup pertemuan.

"Pagi Sir."

Satu persatu anggota HOA turun dari panggung kecil yang memang sudah ada sejak dulu. Panggung kecil itu bertujuan agar para pendengar bisa melihat siapa yang sedang berbicara.

"Jangan lupa. Kekompakan kalian juga penting dalam sebuah misi," Wanda bersuara sebelum akhirnya benar-benar turun dari atas panggung.

Setelah para tetua mulai tak terlihat, barulah murid-murid AET berjalan keluar dari ruangan itu. Mereka sudah mengelompok dengan kelompok mereka masing-masing.

"Apa kita bisa mendapatkan misi itu?" tanya Aster ragu. Di antara Aleksei, Hazel, Chloe dan Arnit, yang paling cepat cemas dan ragu adalah Aster. Dia seperti tak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Arnit merangkul bahu Aster. "Kau harus percaya. Kalau belum misi saja kau sudah ragu, maka kita tak akan dapatkan misi itu,"

Seketika keraguan Aster mulai berjatuhan tergantikan dengan energi positif yang Arnit kirimkan lewat kata-katanya.

"Iya, kita harus mendapatkan misi itu," tegas Aleksei, sang ketua kelompok. Kelima remaja itu satu kelompok. Mereka menamai kelompok mereka dengan nama the winner.

"Siap!" sahut keempat remaja lainnya dengan tegas.

*****

Banyumas, 9 Desember 2020


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agent's first mission: find X and YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang