sebelas - calon luka

305 80 89
                                    


-

Kaleya mengerang kesakitan di atas ranjang UKS sambil masih memegangi perut nya.

Tadi di kantin saat sedang makan bersama Kaleya, Arya sempat panik melihat cewek di hadapannya terus menerus memegangi perutnya. Setelah itu jadi mengangkat tubuh Kaleya di punggung nya lalu berjalan menuju UKS.

"Masih sakit, Kal?"
Tanya Arya yang duduk di kursi sebelah ranjang.

Kaleya hanya bisa mengangguk.

Terdengar derap langkah kaki yang cukup kencang berasal dari lorong di luar ruang UKS yang sepi karena sudah memasuki jam pelajaran selanjutnya. Diikuti suara bantingan pintu UKS cukup keras sampai petugas PMR yang berjaga ikut tersontak.

Seorang cowok dengan rambut yang sudah amburadul serta napasnya yang masih tidak teratur berjalan menghampiri sudut ruangan dimana Kaleya dan Arya berada. Keduanya jadi memperhatikan gerak-gerik cowok yang tadi masuk dengan rusuh itu.

"Kenapa lagi maneh?"
Azil mencoba mengatur napas nya begitu sudah berdiri tepat di sebelah Arya, sambil memposisikan lengan kanannya di pinggangnya.

Namun yang ditanya malah diam sambil masih menahan rasa sakit di perut nya.

"Maneh kasih apa, Ya?"
Kini Azil malah bertanya kepada cowok yang terduduk di bangku sebelah nya.

Arya jadi menoleh ke Azil, bingung dengan maksud pertanyaan bocah ini barusan.

"Tadi si Kal maneh kasih makan apa?"
Tanya nya sekali lagi, mengerti dengan raut wajah Arya yang bingung.

"Hah? Makan,, tadi makan bubur kacang bareng"

"Ck! Belegug. Kal gabisa makan santan!"

Arya dan Kaleya jadi terkejut dengan Azil yang tiba-tiba menaikkan nada suaranya, membentak Arya. Kaleya juga bingung, kenapa Azil jadi marah begini?

"Zil,, udah aing gapapa,,,"
Kaleya berusaha bangun dari posisi tidurannya jadi duduk, masih dengan perut yang ia pegang. Mencoba meraih tangan Azil, siapa tau membantu cowok itu reda.

"Hah? Serius Kal? Kok lo ga bilang sih? Sorry banget Kall gue gatau..."
Arya jadi panik, merasa bersalah tadi saat jam istirahat memesan dua bubur kacang untuknya dan Kaleya tanpa menanyakan gadis itu terlebih dahulu.

"Gapapa Ya, gue yang lupa bilang"

"Ya terus kenapa tetep maneh makan sih? tolol. Udah tau gabisa!"

"Aing udah gapapa Zil, beneran"

"Aing yang repot! Lagian kenapa ga nolak aja sih?"

Loh, loh. Ini Azil kenapa jadi sewot? Kok jadi Azil yang marah? Yang sakit di sini kan Kaleya, Zil!

"Sorry Zil.."
Ucap Arya.

"Minta maaf nya ke Kal"

"Zil apa-apaan sih maneh?!"
Kaleya jadi menggeplak lengan Azil.

"Sorry Kal.."

"Udah gapapa, Ya. Serius"

"Ck! Teu baleg pisan,,"
[* Ga bener banget,,]

Azil memutarkan badannya berjalan meninggalkan ruang UKS setelah tadi berderu kesal.

Tadi Azil sempat panik setelah mendapat berita dari Radit. Katanya, Radit melihat Kaleya digendong Arya di kantin. Lalu berjalan tergesa-gesa menuju UKS.

Lagi-lagi, Azil kesal dengan tindakan tubuhnya tadi yang di luar nalarnya. Apa tidak bisa, sehari saja dirinya tidak mencemaskan cewek itu? Pikirnya.

Shady | Lee Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang