-"ah! anjing!"
Cerca Azil kepada benda pipih persegi yang miring sembilan puluh derajat di genggamannya. Azil kalah di babak ini, sial. Harus nya bocah itu kini sudah naik level.Jarum pada jam yang menggantung di dinding kamar bernuansa abu nya sudah mengarah ke angka dua belas lebih satu menit. Biasanya Azil sudah terlelap, namun entah kenapa otaknya masih saja terus bekerja hingga saat ini. Seakan meminta kepada pemiliknya agar tetap terjaga.
Remaja itu mengulang permainan di ponselnya sambil masih duduk di atas kasur dengan selimut yang membungkus seluruh tubuh hingga kepalanya. Hingga layar ponsel nya mengubah tampilan dengan sendirinya disertai getaran yang teratur temponya.
Ada panggilan masuk dari kontak yang ia namakan 'base camp' di ponsel nya.
"ihhh anjiiiing"
Azil kesal permainannya jadi tertunda saat sedang serius-serius nya. Namun ia angkat pula panggilan tadi."aapaaaaaaaaaaaaaahhhhh"
Tanya Azil masih sedikit kesal begitu ponselnya sudah menempel pada pipi kanannya."kenapa belom tidur?"
Tanya balik dari seseorang di sebrang sana."lagi main, maneh ganggu"
"temenin aing ih! gabisa tidurr"
Sama dong, Kal.
"ganggu ah anjing. Tar lagi menang"
"nyanyi Zil!"
Titahnya tiba-tiba."macem-macem wae sia"
[* macem-macem aja lo]Azil kini menyandarkan punggung nya pada senderan kasurnya.
"cepetaaann!!!"
"demi Allah, Kal. Kalo bukan karna rumah sama bunda maneh yang baik, aing gabakal temenan lagi sama maneh"
"bilangin bunda yaa!!!"
"nyanyi apaasih?"
Terdengar kekehan manis dari cewek itu di sebrang sana.
"apa aja. pake gitar Zil!"
"Loba kahayang si goblog"
[* Banyak maunya si goblog]Lagi, Kaleya kini tertawa puas setelah menitah Azil yang kelihatannya kesal.
Namun cowok itu pun akhirnya meletekan ponsel di atas kasurnya, lalu beranjak menyalakan lampu kamarnya yang semula padam. Kemudian mengambil gitar milik almarhum papah yang ia senderkan di sudut ruang kamarnya.
Azil berjalan kembali menuju kasur. Menduduki benda empuk itu dan menekan tombol speaker pada layar ponsel nya.
Ia posisikan gitarnya di atas pangkuan paha nya. Mencoba mengatur senar-senar nya yang sudah lama tidak ia petik.
"jangan tidur bego"
"siap! hadir pak!"
Azil tersimpul setelahnya. Lama-kelamaan Kaleya makin gemas.
Ah, bahaya Zil.
Azil mulai memetik senar-senar nya dengan kunci-kunci dari lagu yang sudah ia hapal di luar kepala.
"Why you gotta be on my mind?
Why you gotta take up my time?
I was doing fine, 'till you came around"Lagunya Rahmania Astrini, Runaway. Lagu yang akhir-akhir ini sedang rajin Azil dengarkan lewat spotify nya. Sampai-sampai ia rela belajar chord dari lagu tersebut saking nempelnya lagu itu di otaknya.
"Maybe I just like picking fights
Maybe I just lost all my prideI don't really need you
Still I stick aroundPretty but a little selfish
Crazy and a little jealous
Oh, why do you have to be my type?"
Jari-jarinya begitu lincah memainkan nada-nada sederhana yang dihasilkan senar-senarnya. Nyaman sekali telinga Kaleya saat ini.
"I think I hate you
Too bad it feels goodSomedays I want you
But most days I'm so throughIf you stood in my shoes
Say, what would you do?I love to hate you
And I hate to love you
I wanna stay, I wanna run away, too"
Sekali lagi, Azil memetik beberapa senar nya hingga menciptakan nada terakhir dari penggalan nyanyiannya.
Sadar ga sih, Kal? Batinnya.
"wuhuuuuuu!"
Terdengan suara tepukan tangan oleh Kaleya.Azil menaruh gitarnya di samping kasur. Kemudian memposisikan tubuhnya jadi berbaring menghadap langit-langit dengan ponsel nya yang masih di mode pengeras suara yang ia letakan di sebelah kepalanya.
"nyanyi kaya gitu, tau ga arti nya apa?"
"aing ga se bego itu nyet!"
Kaleya tergelak lagi, membuat Azil jadi ikut tersenyum dibuat nya.Dadanya ikut berdetak semangat, seluruh darah nya mengalir sangat lancar malam ini.
Kacau, Azil tidak bisa memungkirinya lagi.
Azil jatuh hati.
•
•
•dikit aja ah.
vote comment nya donggg temen-temen janee!!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Shady | Lee Haechan ✔
Novela Juvenil[completed] Bandung bagi Azil bener-bener ga kehitung deh seberapa berharganya. Dari Bandung, cowok itu jadi belajar banyak tentang kehidupan. Kenangan yang sudah pahit, jangan dibuang sepenuhnya. Cukup diingat, tapi jangan juga terlalu larut. Lalu...