Shintoburi

261 18 15
                                    

Sabtu malam adalah malam tenang menyenangkan dimana orang-orang bisa bersenang-senang sepuasnya dan tidur sepanjang hari di keesokan harinya. Terlebih untuk yang sudah memiliki pasangan. Ah, apakah itu berarti yang masih sendiri tidak bisa bahagia dan menderita sepanjang sabtu malam? Tentu saja tidak!

Sembilan orang pemuda tampan yang menamai diri mereka Pentagon, yang masih saja setia melajang adalah salah satunya dari golongan-golongan kaum jomblo bahagia. Mereka cukup bahagia meski pergi keluar di sabtu malam tanpa menggandeng tangan seorang wanita. Mereka hanya pergi bersembilan ke sebuah bar yang sudah mereka sewa untuk bersenang-senang.

Yeo Changgu hanyalah salah satu dari mereka. Namun, sepertinya ia tidak terlalu bersemangat malam ini. Ia hanya duduk di sebuah sofa di tengah cahaya temaram kelap kelip dan bisingnya bar sembari menyesap segelas bir.

Sesekali pandangan pemuda berwajah manis itu menyisir sekeliling memperhatikan temannya.

"Gila sih Jinho Hyung," ujarnya entah pada siapa saat menemukan salah satu temannya yang mungil itu sedang menenggak wine dari botolnya langsung.

"Diem-diem bae lo, ngopi ngapa ngopi."

Changgu agak kaget mendapati suara yang terdengar cukup nyaring di telinganya itu. Ia pun mendongak, dan mendapati Hongseok berdiri di hadapannya.

"Di sini nggak ada kopi, Hyung," sahut Changgu malas.

"Oh iya lupa. Hehe."

Changgu pun hanya mengendikkan bahu sembari memutar bola matanya malas, mengacuhkan pria yang dua tahun lebih tua darinya itu.

"Ngapa sih lo, Gu? Kayak nggak ada semangat idup gitu?" tanya Hongseok lagi saat menyadari seperti ada yang salah dengan pemuda kelahiran 1996 itu.

"Nggak apa-apa kok, Hyung. Cuma lagi males aja," jawabnya.

"Huh, jomblo sih ya gitu."

Mendengar satu kata itu, wajah cantik Changgu semakin masam saja.

"Jomblo jomblo, emang lo sendiri udah taken? Naksir sama Jinho Hyung aja cuma diem," cibir Changgu.

"Heh, cinta itu butuh proses ya. Gue nggak bisa asal tembak aja," jawab Hongseok.

"Terserah."

"Lo sendiri sama Yan An gimana? Tiap hari aja nempel-nempel, tidur juga sekamar, tapi masih nggak ada kepastian tuh," Hongseok mencibir balik.

Ekspresi Changgu seketika berubah. Wajah putihnya berangsur memerah menahan malu.

"Bacot lo Hyung! Daripada gangguin waktu tenang gue, mending urusin noh Hyung kesayangan lo, nenggak wine langsung dari botolnya, udah abis kali dua botol mah!"

"Nggak mungkin! Jinho Hyung gue!"

Akhirnya, setelah berkata begitu, Hongseok pergi. Changgu pun bisa bernapas lega dan menikmati kembali waktu tenangnya. Yah, meski pembahasan singkat soal teman sekamarnya yang diimpor langsung dari China itu masih membuat jantungnya tidak baik-baik saja.

🍷🍷🍷

Lain halnya dengan Changgu, Yan An mungkin sudah menghabiskan setidaknya lima gelas wine di klub malam itu. Matanya sudah memerah dengan tatapan kosong, ia sudah benar-benar mabuk saat ini. Meski begitu ia masih membawa segelas penuh wine sembari berjalan sempoyongan tanpa arah.

"Yan, mabok lo?" tanya Changgu dengan isengnya saat pemuda china itu lewat di depannya.

Yan An menghentikan langkahnya. Ia lalu menoleh menatap Changgu yang hanya sedang duduk santai di sofa.

Yanone's Oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang