.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
.Sesampainya di kediaman Minho, Jisung benar-benar dibuat menganga kagum dengan rumah milik Minho.
Sebenarnya Minho hanya tinggal di sebuah apartemen, namun kali ini apartemennya lebih berkelas dan masuk dalam jajaran apartemen elit dibanding apartemennya. Jisung berani bertaruh, harga apartemen Minho pasti 2—ah tidak, mungkin 4 kali lipat dari harga apartemennya.
Atau mungkin, lebih(?) Yang pasti ini sangat mahal.
"Wah anjir! Apartemen Lo gede banget! Lebih gede dari apartemen om-om yang sering ngajak gue tidur bareng." Ujar Jisung dengan mudahnya tanpa tau kini Minho hanya menatapnya malas.
"Gak usah sebut om om yang pernah nyewa lo, lagian lo salah kalo ngebandingin gue sama om Om simpenan lo itu. Jelas gue lebih kaya disini." Sahut Minho sedikit menyombongkan hartanya.
"Iya gue tau, gak usah pamer juga dong!" Jisung mencibir, ia tau kalau pria yang membelinya beberapa jam yang lalu ini sangat kaya, tapi bisa kah tak perlu sampai pamer begitu?
Kesannya sangat menyebalkan.
Namun sepertinya yang dicibir sama sekali tak menghiraukannya, tipikal lelaki yang cuek juga saudara Lee Minho ini.
"Masuk kamar sana, istirahat. Ini udah larut malem, lo masih anak kuliahan kan?"
Mendengar itu, Jisung sedikit memincingkan matanya. "Kok tau gue anak kuliahan?"
"Changbin udah cerita, jadi gak usah kaget."
Jisung bergumam 'oh' saja sembari menganggukan kepalanya paham lalu kembali menikmati keindahan apartemen milik Minho ini.
"Ji,"
"Heung?"
"Lo gak denger tadi gue bilang apa?"
Jisung menatap Minho dengan bingung, memang pemuda itu bilang apa padanya?
"Emang lo ngomong apa?"
Satu helaan nafas keluar dari bibir Minho. "Gue bilang sama Lo buat masuk ke kamar sekarang trus istirahat, Han Jisung."
"Ooohhhh!"
Minho sedikit memijit pelipisnya sejenak.
Astaga, Minho pikir memiliki sugar Baby itu mudah. Namun pengecualian untuk Jisung, lelaki itu terlalu lemot, pikirnya.
Baru saja Minho hendak berjalan menuju kamarnya, seruan Jisung memanggilnya seketika membuat niatnya pergi ke kamar pun ia urungkan.
"Kakak ganteng!"
"Apa lagi?"
Jisung terlihat sedikit memainkan lengan kemeja Minho, lalu dengan perlahan membuat gerakan kecil yang terkesan sensual kepada Minho.
"Eumm...kita gak ada sesi main-main nih?"
"Hah? Main-main apa yang lo mak—"
Ucapan Minho terhenti ketika dirinya sadar akan sesuatu yang Jisung lakukan saat ini. Minho tak habis pikir, rupanya pemuda manis ini dengan beraninya mengelus lembut dada bidangnya. Jangan lupakan dengan ekspresi yang di buatnya itu.
Ya ampun, hampir membuat akal sehat Minho menghilang.
"Ayo kita main kak...sayang loh, lo udah beli gue tapi gak di pake, hm?" Jisung berucap, sedikit berbisik serta merendahkan nada suaranya.
Minho sekuat tenaga menahan sesuatu yang ada dalam dirinya. Astaga, Han Jisung benar-benar sosok bisa mengacaukan dirinya jika begini. Sangat berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Fiksi Penggemar[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...