🐥 B O N U S C H A P T Y 🐥

156K 15.1K 12.7K
                                    

"GNALE & LERRAC"

***

"Ke, lo sadar 'kan?"

Mendengar pertanyaan yang barusan keluar dari mulut Uyon, Keana masih saja menghembuskan napasnya terlebih dahulu seperti yang lalu-lalu sebelum membuka mulut untuk menjawab pertanyaan ini. "Emang kenapa sih? Udah lima bulan loh, tiap ketemu yang ditanyain itu mulu!"

Keana menatap satu persatu mata sahabat masa kecilnya, minus Carrel yang tak berada disana. Ketika Keana menatap mereka dengan tatapan memelas, maka sebaliknya mereka menatap Keana dengan tatapan yang menagih jawaban.

"Tentang nikahan lagi?"

Keempatnya memberikan tatapan membenarkan atas tebakan Keana.

"Lo sekhius gak sih nekhima Cakhkhel?"

Lagi-lagi Keana menghela napasnya. "Kalau gue gak serius, ini semua gak bakalan ada." Keana menunjukkan gaun pernikahan modern berwarna putih yang sedang ia pakai saat ini.

"Ke, kita berenam udah dari kecil loh, Carrel udah sayang banget sama lo."

"Ya, terus?" Keana menaikkan sebelah alisnya pada Tami.

Susah nih si Carrel ntar dapat bini gak peka gini batin Ayana menatap saudari kembarnya jengah. "Dakhi dulu ditanyain lo gak pekhnah benekh jawabnya. Ini tekhahikh kali sebelum lo keluakh dakhi kamakh jadi istkhi okhang. Do you love him?"

Tatapan Ucul, Uyon, Ayana, dan Tami kini menatap Keana dengan serius.

"Yes, I do. I love him."

"But, you don't--"

"Sejak kapan?" Ucul memotong perkataan Uyon dengan cepat.

"Cul, please deh," Keana menatap jengah pada Ucul.

"Plas-plis-plas-plis, jawab aja! Biar kita-kita tenang lepasin lu berdua."

"Lepasin gimana maksudnya?" Uyon menyikut Ucul yang baru saja berbicara.

"Lu diem aja deh!" bisik Tami kesal pada Uyon yang berada di sebelahnya.

"Nggogey, tuh, sejak kapan, Ke." Uyon melanjutkan pertanyaan Ucul agar kembali ke topik awal, walaupun ia sendiri tidak tahu yang perihal siapa yang menjadi topik.

Keana diam sejenak sembari menundukkan kepalanya mencoba untuk mengingat. "Gue gak tahu jelasnya sejak kapan, tapi gue udah..." Ah, rasanya Keana terlalu malu untuk mengatakan bahwa napasnya sering tercekat setiap berinteraksi dengan Carrel, lalu disusul dengan susah tidur ketika malam tiba. Yang sedang melintas di pikiran Keana saat ini adalah ketika ia dan Carrel sedang ke pameran reptil, tetapi Carrel lebih memilih untuk tidak jadi melihat dan kembali pada Keana dengan membawa dua bungkus es krim di tangannya.

Malamnya Keana hitung kucing sampe 1279 ekor buat hilangin overthinking kalau Carrel suka sama dia apa nggak. Ingin rasanya biar Carrel beneran suka gitu, tapi kalau ternyata emang beneran suka Keana mikirnya juga bingung sendiri sih ngadepinnya bakal gimana.

"Tapi gue udah...?" Tami menaikkan sebelah alisnya.

"Emm...," Keana dapat melihat satu persatu wajah di depannya yang menunggu. Tapi buat Keana ini rasanya beneran susah banget buat diungkapin. "Ayaa...." Keana menyerah dengan memberikan tatapan memelas pada Ayana agar memantunya untuk mengakhiri situasi ini.

Keempat manusia yang sedang mengeksekusi Keana dapat melihat wajah telinga hingga leher gadis itu memerah. Seharusnya wajah Keana yang paling kentara memerahnya, tetapi berhubung Keana sedang menggunakan riasan tentu saja rona itu tidak terlihat.

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang