Chapter 20 [ cewek 5 ]

60 4 0
                                    

Sewaktu di rumahnya Jessica...
"Van, elu tahu nggak sore tadi gue ketemu sama Hadi. Temen lama kita waktu SD dulu. Dia makin cakep Van. Dia bilang Iqbaal sakit. Gua kasian banget sama Iqbaal." bicara Jessica.

"Hadi, Iqbaal? Oh iya gua inget. Mereka itu teman baik kan? Maksud gua sahabat baik. Dan Iqbaal kenapa bisa sakit? Dia sakit apa?" tanya Vanesa penasaran.

Syifa Hadju

Vanesa Alin Savira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanesa Alin Savira

"Sakit hati." bilang Jessica.

"Jangan bercanda dong, Jes. Gue serius ni, gimana keadaan Iqbaal sekarang?" tanya Vanesa lagi.

"Dia semakin sembuh juga. Cuma kaki sama tangannya masih belum sembuh sepenuhnya. Tapi yang selebihnya gue kagak tahu ya. Tanya langsung aja ke Hadi atau Iqbaal." bicara Jessica.

"Waduh, kasian banget ya. Semoga aja dia cepat sembuh." bilang Vanesa.

"Oh ya, Nayla mana? Kok telat pulangnya? Selalunya gak telat deh kayak gini." bingung Jessica.

"Dia gak pulang hari ini. Dia tidur di tempat kerjanya. Besok kali dia pulang. Gak usah khawatir, dia itu udah gede. Bisa jaga diri sendiri." ucap Vanesa.

"ASSALAMUALAIKUM!"

"Siapa tuh diluar? Bentar ya aku cek diluar ada siapa." bicara Jessica.

"Hai, Jess. Vanesa ada di dalam? Bisa kamu panggil dia? Aku mau ketemu sama dia." pinta Revan.

"Waduh, Revan. Vanesa ada kok di dalam. Sebentar ya aku panggil dia." jawab Jessica.

Jessica masuk kembali ke dalam rumahnya. Kemudian dia memanggil Vanesa yang berada di dalam kamarnya.

"Van! Pacar lu dateng tuh. Dia mau ketemu sama lu. Cepetan sebelum gue bilang lu udah tidur." teriak Jessica.

"Revan? Bentar, gue keluar nih." sahut Vanesa.

Dengan segera, Vanesa keluar dari kamarnya.

"Yah, gitu dong. Cepetan keluar sana. Jangan kasih dia nunggu lama." bicara Jessica.

Vanesa keluar dari rumah itu. Dia tidak menemukan sosok si Revan.

"Bilang ada si Revan. Mana Revan nya?" bingung Jessica.

"Happy anniversary Sayang! Ini buat kamu." bicara Revan.

"Ih Revan! Kagetin aku aja. Ngapain sih kasih aku bunga malem-malem kayak gini? Nggak romantis tau."

"Bunga doang kok. Lagian kan hari ini anniversary kita. Harusnya aku kasih suprise ke kamu."

"By the way, makasih udah kasih bunga ini. Cantik banget bunga ini. Aku suka." bicara Vanesa.

"Kapan kita bisa makan malam bareng? Kita udah lama gak makan bareng. Besok bisa enggak?" pinta Revan.

"Besok nggak bisa Van. Besok aku sibuk. Lain kali aja ya. Aku janji nanti lain kali kita makan bareng oke. Jangan ngambek ya." pujuk Vanesa.

"Oke lah. Nggak apa-apa. Aku nggak ngambek kok. Masa cowok seganteng aku ini mau ngambek. Ya kagak mungkinlah." ucap Revan.

"Ya udah. Kita ketemu besok ya. Bye, sayang." ucap Vanesa.

"Bye." jawab Revan.

Vanesa masuk kembali ke dalam rumahnya. Dia tersenyum sambil mencium bau bunga mawar yang dikasi oleh Revan itu.

"Eh, itu bunga dari Revan? Sweet banget. Malem-malem gini dikasi bunga. Bunganya cantik lagi. Beruntung ya punya pacar kayak Revan." ucap Jessica.

"Ada-ada aja elu. Oh ya Jes, gue punya satu rencana. Tapi rencana ini kita bicarakan sewaktu Nayla ada disini. Sekarang gak bisa, karena rencana ini kita harus masukin Nayla sekalian. Baru rencananya menjadi." ucap Vanesa.

"Seharusnya gue itu yang ngasih ide buat lu. Tapi lu udah terlebih dahulu ngasih ide lain, ya gue turutin aja. Yang penting kita berdua punya kerja." akur Jessica.

"Ya gitu dong. Udah, selamat malam." bilang Vanesa.

A Gift For You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang