Tiga hari kemudian.Di dalam sebuah bar yang ramai terlihat dua orang pria sedang duduk berdampingan, salah satu dari pria itu sedikit khawatir dengan keadaan pria satunya.
"You drink too much." pria itu merebut botol beer dari tangan pria satunya.
"Give me the bottle!" pria itu merebut kembali botol beer miliknya, kemudian dia menenggak beer itu lagi.
"Aku ngajak kamu ke Jogja bukan untuk mabuk-mabukan, Andra." kata pria itu.
"Kalo kamu tidak mau menemaniku, lebih baik pergi sana!" usir Andra.
"Jangan seperti ini, Andra." kata pria itu lagi, bola mata birunya menatap khawatir ke arah Andra yang sedang mabuk, "Let's go to the hotel!" pria itu memegang tangan Andra.
"Lepas!" sentak Andra, "Aku bisa jalan sendiri, George." Andra lalu bangkit dari kursinya.
George Ivory, pria berdarah Canada dengan tinggi 185 sentimenter itu setia menemani Andra kemana pun selama dua hari ini. Usianya memang sudah tiga puluh tahun tapi penampilannya terlihat seperti pria umur 25 tahunan.
Melihat Andra yang sedang berjalan sempoyongan, George pun memapah Andra.
"Aku bisa jalan sendiri." Andra masih saja keras kepala.
George tidak mempedulikan perkataan Andra, dia tahu Andra tidak akan mampu berjalan sendiri.
Ketika sedang memapah tubuh Andra, tiba-tiba Andra muntah.
Muntahan itu mengenai kaus tipis yang dipakai George.
George tidak jijik, justru tangannya kini sedang sibuk memijat pelan tengkuk Andra.
"Keluarin semuanya," dia menatap Andra penuh kasih sayang, raut wajahnya terlihat khawatir, "Kamu bisa jalan?"
Andra tidak merespon.
Tanpa dikomando, George menggendong Andra di punggungnya.
"Sialan kamu Rilian!" maki George di hatinya, "Beraninya kamu menyakiti Andra!"
George marah bukan tanpa alasan, selama ini dia selalu menginginkan posisi Rilian di hati Andra. Jika saja George yang berada di posisi itu, dia tidak akan mungkin menyakiti perasaan Andra, orang yang dicintainya sejak dulu, bahkan jauh sebelum Andra mengenal Rilian.
Letak bar dan hotel tempat mereka menginap memang tidak terlalu jauh, jadi George memutuskan untuk menggendong tubuh tegap Andra sampai ke kamar hotelnya.
Walaupun saat ini Andra sedang marah kepada Rilian, itu tidak berarti dia akan menginap di dalam kamar hotel yang sama bersama pria lain, termasuk George.
Andra masih menjaga perasaan Rilian.
Dua hari yang lalu Andra datang ke Jogja menemui George. Awalnya dia berpikir dengan hangout bersama George mungkin dia bisa melupakan Rilian, tapi rupanya bayangan Polisi kekar itu selalu muncul di mata Andra, bahkan dia juga selalu hadir di dalam mimpi Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR WARM WHISPERS [THE END]
Mystery / ThrillerPolisi gay itu bernama Rilian Abiyoga Pramana, selain mempunyai otak yang brilian wajahnya juga tampan sehingga disukai banyak orang. Suatu pagi dirinya tidak sengaja bertemu dengan pria tampan nan tegap bernama Andra Ferdian di kereta executive yan...