peri cantik - 🔞

5.4K 238 5
                                    

Mature content!

Happy reading..

.

.

.

Pria berperawakan tinggi berwajah dingin dengan setelan jas rapi masuk ke dalam rumah besarnya. Dia langsung di sambut dengan pelayan kemudian memberikan tas kerja dan matel mahalnya pada si pelayan. Seorang pria memakai jas hitam berjalan menghampiri pria tadi.

"Tuan, saya sudah mencarikan gadis seperti yang tuan minta." Ucap pria yang bekerja sebagai kepala pelayan di sana.

Pria itu tersenyum miring. "Baguslah, dimana dia sekarang?"

"Dia menunggu di kamar tuan Tzuyu, saya akan memintanya-"

Pria itu mengangkat tangannya tanda mengerti, dia langsung melangkahkan kaki panjangnya menuju lantai 2 rumah besarnya.

Cekrekk...

Tzuyu masuk ke dalam kamarnya. Seperti kata pelayannya tadi, memang ada seorang gadis yang berada di dalam kamarnya. Gadis cantik yang semua duduk di pinggiran ranjang langsung kembali berdiri saat melihat Tzuyu menutup pintu kamarnya. Gadis itu membungkuk memberi salam pada Tzuyu.

Senyum sumringah Tzuyu tampakkan, dia menatap intens gadis itu mulai dari atas kepada sampai ujung kakinya, tentu sedikit memberikan senyuman saat menatap bagian tertentu dari tubuh gadis itu.

"Se-selamat malam tuan Tzuyu, na-nama saya Sana. Salam ken-"

Gadis itu tak jadi melanjutkan ucapannya karena Tzuyu melengos masuk ke dalam kamar mandi melewati Sana begitu saja.

Sana mengelus dadanya yang berdebar, merasa begitu bodoh karena terjebak di situasi seperti ini. Dirinya telah di jual, ya itulah kenyataannya. Ayahnya bangkrut dan seolah akalnya hilang saat dia menyeret Sana masuk ke dalam club malam. Sana begitu takut namun ia tak bisa melawan, dia hanya bisa pasrah saat ada orang yang rela membayarnya 1 miliyar won. Dirinya sempat tak percaya saat ada orang yang mau membayar 1 miliyar untuk satu malam. Meskipun itu harga yang mahal namun tetap saja Sana sakit hati karena seolah dia tidak punya lagi harga diri.

Pintu kamar mandi kembali terbuka, membuat Sana tersadar dari lamunannya. Dia melihat Tzuyu keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuh bawahnya. Aroma maskulin memenuhi ruangan kamar besar itu. Sana sampai tak bisa berkedip saat netranya menatap perut berotot yang Tzuyu miliki.

"Kenapa kau masih diam saja? Buka bajumu."

"Hah?"

"Buka bajumu."

"Apa?"

Tzuyu berdecak kesal, menghampiri Sana. Tubuh Sana meremang saat tangan dingin dan sedikit basah milik Tzuyu mengelus pipinya.

"Cepat buka bajumu Cantik, atau kau mau aku yang merobek paksa seluruh pakaian yang melekat di tubuhmu."

Tzuyu berucap dengan senyuman mengembang, namun Sana bisa merasakan intimidasi kuat dari setiap kata yang Tzuyu ucapkan. Tanpa membuang waktu Sana langsung melepaskan pakaiannya satu persatu, hingga akhirnya dia benar-benar telanjang di depan Tzuyu.

Sana cukup risih dengan keadaannya sekarang. Apalagi di saat Tzuyu hanya diam dan terus memandanginya dengan tatapan sulit di artikan. Dengan refleks Sana menutupi kedua daerah terlarangnya dengan tangan membuat kernyitan di kening Tzuyu tercipta.

"Hei, siapa yang memperbolehkanmu menutupi pemandangan indah ku huh?"

"Tapi tu-tuan.."

Tzuyu menghembuskan nafas kesal, dia mendekati Sana dan mendorong tubuh kurus mungil itu sampai terjungkal ke atas ranjang.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang