Part_11 •|| Tamparan Buat Alea ||•
Malam menyapa, rintik-rintik air hujan mengisi malam yang sunyi di rumah sakit. Malam ini serasa sangat sepi, hanya ada beberapa orang di rumah sakit ini, mungkin karena sudah malam dan hujan deras.
Seorang pria terduduk si samping brankar sambil mengusap lembut rambut istrinya yang terbaring lemah. Terbesit banyak rasa menyesal di hati pria itu karena mengingat kejadian di mana ia menyiksa istrinya sendiri.
"Alea ... bangunlah, ayo kita buka lembaran baru," lirih Alex mengelus surai Alea.
Alex menundukkan kepalanya di samping leher Alea. Dadanya terasa sesak sekarang, dia ... bintang yang sangat Alex sayangi dulu, kini harus menderita karena kelalaiannya sendiri.
Alex meraih tangan Alea, lalu diciumnnya tangan itu dengan rasa penuh kasih sayang. "Pleas ... bertahan untukku, aku yakin kamu kuat," monolog Alex.
Jari-jemari lentik Alea bergerak pelan, tapi hal itu cukup membuat Alex terkejut. Alex mengecup kening Alea, lalu mengusap pelan pucuk kepala gadis itu.
"Shitt ...." ringisan pelan itu berhasil keluar dari mulut Alea.
"Alea, jangan banyak bergerak dulu," timpal Alex menahan tangan Alea yang hendak menyentuh kepalanya sendiri.
"A -- alex, aku di mana?" tanya Alea menatap sekelilingnya bingung.
"Kita ada di rumah sakit," lirih Alex.
Alea mengingat-ingat kejadian yang menimpa dirinya, hingga beberapa saat kemudian, dia memegang perutnya.
"Bayiku?" Alea mengusap perutnya yang tertutup baju khusus pasien rumah sakit. Matanya memanas saat melihat sebuah luka jahitan.
Deg!
"Bayiku!" isaknya histeris.
Alea memukul kepalanya berharap ini mimpi, tapi apalah daya, ini nyata. Alex memcoba memeluk Alea agar menghentikan pergerakan Alea.
"Dokter! Suster!" teriak Alex.
Seorang dokter datang dengan seorang suster, lalu dokter itu mulai menyuntikkan obat penenang ke tubuh Alea agar gadis tenang. Akhirnya, Alea pingsan.
"Bayiku ...." Alea bermonolog sebelum pingsan.
"Biarkan dia beristirahat dulu, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan. Satu lagi, jangan biarkan pasien sendirian karena dia bisa saja mengalami despresi berat seperti tadi," jelas dokter itu dan dianggguki oleh Alex.
Dokter dan suster itu segera keluar, diikuti oleh Alex di belakangnya karena Alex ingin ke toilet sebentar.
****
"Bayiku, dia masih hidup ...." Alea meracau sambil meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya.
"Akhh ... bayiku! Bayiku masih hidup!" teriak Alea meremas kuat rambutnya.
"Alea!" pekik Alex terkala mendengar suara Alea. Dia berjalan mendekati gadis itu, lalu mencoba untuk menghentikan pergerakan Alea.
"Awas! Bayiku membutuhkanku! Pembunuh kalian semua! Pembunuh ...!" teriak Alea terisak, seraya menyingkirkan tangan Alex dari bahunya.
"Berhenti Alea!" teriak Alex menunjuk wajah Alea.
Alea terdiam sesaat, dia menatap langit-langit rumah sakit. Tanpa sadar, air matanya menetes. "Bayiku tidak mungkin meninggalkanku, aku ini ibunya," isak Alea menahan rasa sesak di dadanya.
"Tuhan, ambil aku, bayiku sendirian di sana, biarkan aku merawatnya di sana." Alea mengucapkan kalimat itu dengan bibir yang bergetar, serta air mata yang mengalir.
Deg!
Nafas Alex terengah-engah mendengar ucapan Alea. Sadar atau tidak sadar, tangannya berhasil mendaratkan tamparan di pipi Alea yang dibasahi oleh air mata.
Plak!
"Hentikan ucapanmu itu Alea!" Alex menatap tajam Alea yang menunduk.
"Siksalah aku, agar aku bisa menemui bayiku ...," isak Alea menunduk.
#BERSAMBUNG
Apa Pendapat Kalian Sama Sikap Alex???:)
Jangan Lupa VotMen👉👈🥺
Pokoknya harus ada jejak🙂Ingat! Cb Ini 70 Persen Sad ... Jadi, Sulit Untuk Mendapatkan Kebahagian Di Cb Ini:)
Saling menghargai ya
Klw ad typo lngsng komen biar diperbaiki 😐🙂🙂Jangan Lupa Komen Bawel:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Milik Mafia
Teen Fiction"Alexander Aditya Prasetya. Kau adalah orang yang pertama menghancurkan hidupku, tapi kau juga orang pertama yang membuatku mengerti akan apa artinya sebuah kasih sayang. Tuhan mempersatukan kita dalam suatu kejadian yang hingga akhirnya menjadi sat...