Happy Reading💚
Rania menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, entah kenapa hatinya merasa gelisah sekarang.
Dia pun baru menyadari, besok ada beberapa pembimbingan mengenai penyakit-penyakit umum yang ada pada masyarakat.
Ia mulai mencari di mana buku itu di letakkannya, ia tak menemukan di bagian wilayahnya. Sepertinya buku itu ada di wilayah Angga, dengan hati-hati dia memasuki dengan melewati tali pembatas yang telah di buatnya.
"Dimana ya?" gumam Rania mengecek di meja Angga, hingga akhirnya dia menemukan buku itu.
"Alhamdulillah." ucapnya memeluk buku itu.
Saat dia hendak beranjak, matanya tak sengaja menangkap tulisan besar menjadi judul di buku itu.
"CERAI." gumam Rania mengangkat buku itu, hingga terlihatlah buku satu lagi di bawahnya. "POLIGAMI."
Rania menggelengkan kepalanya tak percaya, ia memberanikan diri membuka nama perpustakaan itu. Dan benar itu punya perpustakaan kampus mereka, dan beratas namakan Angga Anugerah Pratama.
"Untuk apa buku ini? Bukannya dia jurusan management? Lalu buku ini?" gumam Rania dengan beragam dugaan yang membuatnya sedikit syok.
Lagi-lagi dia menggelengkan kepalanya tak percaya. "Nggak! Dia gak boleh Poligami gue, apalagi sampai ceraikan gue! Gue harus cari cara, gue masih muda, gue gak mau jadi janda." ucap Rania yakin.
Rania kembali merapikan meja itu, dan beranjak ke wilayahnya, sebelum Angga melihatnya yang sudah memasuki wilayah teritorialnya.
Tepat setelah Rania kembali ke wilayahnya, Angga masuk ke kamar.
Ia mengangkat telepon, sedangkan Rania pura-pura tidur.
"Iya, udah gue baca, tapi belum semua, katanya kalau sama-sama gak nyaman, dan gak ada kecocokan lagi, ya gak Papa cerai, kan demi kebaikan bersama. Kalau Poligami, nanti aja deh ketemu langsung gue ceritain ke elo!"
Sedangkan Rania masih membukakan matanya, dalam selimut sangat menunjukkan raut cemas, apa yang akan terjadi dalam terjadi hidupnya nanti?
***
Angga kali ini telat bangun, bisa-bisanya di selesai Subuh tidur lagi. Mungkin karena kelelahan, membuatnya sangat menikmati tidur itu.
Dia mendengar sedikit keributan di dapur, membuatnya yang telah bersiap segera melihat ada apa di dapur.
Matanya sedikit kaget, saat Rania yang berpakaian Ospek sekarang sedang duduk di meja makan dengan senyuman manis.
"Sini kak!" ucap Rania menghampiri, dengan menarik tangan Angga.
"Silahkan makan." ucap Rania layaknya melayani tamu istimewanya.
"Telor ceplok!" ucap Angga menyerngit bingung.
Rania mengangguk senang. "Iya. Tau gak aku buatnya, dari jam enam tadi lo, tapi baru jadi sekarang, karena dari tadi keasinan mulu, mungkin para Youtuber nya salah ngasi resep, dan aku yakin sekarang pasti enak." ucap Rania dengan sumringah.
"Kamu masak telor ceplok lihat youtube?" tanya Angga memastikan.
"Iya, karena aku gak pernah masak telur ceplok, walaupun susah, tapi ternyata aku berhasil." ucap Rania kembali.
Angga tersenyum paksa mendengar hal itu, masak telor ceplok susah? Lihat youtube? Dari jam 6? Dan baru berhasil sekarang, tapi tetap terlihat hasil yang tak memuaskan.
Bagaimana tidak, kuning telur yang pecah kemana-mana, pinggiran putih telur yang terlihat terlalu garing, dan Angga yakin dia memasaknya dengan banyak minyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Ficção AdolescenteKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...