13 |M| Melindungi

239 23 2
                                    

Bismillah 💚



Rania mendudukkan dirinya menghadap jendela, dengan angin malam yang menyerusup ke tubuhnya, membuatnya memeluk erat dirinya sendiri dengan tangannya.

Entah kenapa dia rindu sekali dengan sosok itu, ia memandang bintang dengan senyum sendu.

Pikirannya kembali memutar saat di mana kebersamaan itu hangat, tawa, tangis, jahil, semua sepertinya telah berakhir dengan hilangnya dia.

Dan itu hanya bisa menjadi kenangan yang tak bisa di lupakannya, dia pergi meninggalkan Rania selamanya.

Rania menghembuskan nafas beratnya.

"Ngapain?"

Suara itu membuat Rania menoleh dan menggeleng lemah, lalu menutup kain jendela cepat.

Rania beranjak ke kasurnya, mengambil foto lalu menggenggam erat dalam pelukan dan tidurnya.


***


Rania dengan gamis cream dan jilbab senada telah siap, penampilannya sungguh berbeda dan terlihat sangat lebih anggun.

"Kenapa pakai baju itu?"

Rania menyerngit bingung. "Kenapa? Jelek ya?"

Angga menggeleng. "Bagus kok," ucap Angga. "Cantik." batinnya tersenyum kecil.

Rania mengangguk. "Hari ini penutupan Ospek, jadi ada perayaan, dan bebas pakai baju apa, asal sopan," terang Rania.

Angga mengangguk beranjak keluar rumah di susul dengan Rania.

Rania sedikit terdiam saat mendapati sesuatu di depan bagasi mereka.

"Kamu ganti motor?" tanya Rania saat melihat motor metik ada di situ.

Angga menggeleng, dan mengeluarkan motor laki-lakinya seperti biasa. Rania menyerngit bingung ternyata motor biasa Angga masih ada, terus motor ini?

"Itu punya kamu, biar enak ke kampusnya!"

"Kamu beliin?"

Angga mengangguk.

"Aku gak mau!" ketus Rania.

"Kenapa? mubajir lo, udah aku beli. "

"Pokonya aku gak mau!" jelas Rania dengan suara dingin.

"Tapi kenapa? masalah uang gue ikhlas kok." cegah Angga saat melihat Rania hendak pergi.

"Gue gak suka lo beliin, gue gak mau nerima barang-barang seperti ini dari lo. JELAS!" tegas Rania dengan menepis tangan Angga, dan beranjak pergi dari situ.

Angga terdiam di situ, dia benar-benar tak mengerti dengan gadis itu, kenapa cuaca di gadis itu cepat sekali berganti-ganti, kadang baik, manis, galak, dingin, ketus, perhatian, ngegemesin. Dia tidak bisa menebak jalan pikirannya.


***

Rania kembali memandangi lapangan yang telah di hias dengan indah untuk perayaannya. Tapi sayang, Maya tidak ada bersamanya, Rania kembali menghembuskan nafas gusarnya.

Ia memutuskan untuk keliling lagi. Ia berbalik badan, namun sesuatu membuatnya tersontak kaget. "Astaghfirullah,"

"Lo ngapain di sini?" tanya Rania yang kaget, saat melihat Debo yang tiba-tiba di belakangnya dengan senyum ramah.

"Gue mau nanya, kemaren gue gayak lihat orang mirip banget sama kamu. Waktu gue mau belanja, tapi dia sama laki-laki, gue yakin itu bukan kamu sih, karena kamu juga gak mungkin gandeng laki-laki yang gak mahrom." ucapnya tampak berfikir.

KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang