10

1K 115 4
                                    

Let's get It!

*****
💜💜💜💜💜💜💜

*****

(Lanjut Jimin pov)

.
.
.
Sedingin inikah dia sebenarnya? Aku tidak menyahut ucapannya.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Dia ingin menanyakan apa padaku?

"Eumm, tentu saja" Balasku sambil melirik kearahnya lalu memfokuskan diriku kembali kearah jalan.

"Apakah Kim Bom punya masa lalu yang buruk?" Tanya nya.

Aku terdiam sejenak. Aku bingung saja untuk apa dia ingin mengetahui masa lalu Kim Bom.

"Maaf, aku bukannya bermaksud untuk ikut campur pada kehidupan Kim Bom atau pun kalian. Hanya saja aku merasa tidak enak, jika Kim Bom terus di dekatku tanpa tau mengapa dia mendekatiku. Aku bukannya tidak suka jika dia akrab dengan ku, aku sangat menyukainya. namun aneh saja gitu, aku bertemu dengannya kalo tidak salah masih 3 kali pertemuan, tapi dia sangat menyukaiku" jelasnya panjang lebar.

Benar juga apa yang dia katakan barusan, bahkan akhir akhir ini Bomi sering datang ke dorm, hanya untuk bisa menghubunginya karna kan nomernya ada di ponselku.

"Beberapa bulan kebelakang ada peristiwa yang mengenaskan terjadi pas didepan mata Bomi, noona yang dia sayangi di tabrak mobil saat ingin menyeberang. Dia sangat ketakutan saat itu dan menangis histeris. Setelah tau bahwa Noona-nya itu telah bertemu dengan Tuhan, dia mulai berubah. Sejak saat itu dia sangat susah untuk melakukan apa2." Jelasku sambil mengingat kejadian itu.

"Benarkah? Aku turut prihatin"

Aku tersenyum padanya "mungkin saat dia bertemu denganmu dalam kondisi sangat takut, dan kaulah penyelamatnya makanya dia sudah mulai berubah lagi. Dia sudah kembali aktip seperti dulu, dan aku harap dia seperti ini terus jadi jangan tinggalkan dia" pintaku.

Sebenarnya yang kukatakan itu benar adanya, bocah itu sudah mulai banyak bicara dengan kami lagi dan sering juga bermain ke Dorm.

Ku sengaja untuk memperlambat laju mobil ini, agar aku punya waktu banyak dengannya. Tapi sepertinya setelah obrolan barusan dia fokus ke ponselnya yang entah sejak kapan sudah ada di genggamannya. Aku kesal, melihatnya senyum seperti itu hanya melihat benda mati itu saja, apa yang dia lakukan?

"Eumm boleh kah aku juga bertanya padamu?" Ucapku tiba tiba.

"Yah tentu saja"

"Apakah kau mengenalku? Maksudku namaku" tanyaku dengan nada pelan.

"Aku.. aku tidak tau. Soalnya kalian semua terlihat mirip, terlihat seperti saudara kembar hehe"

"Benarkah? Tapi, kami tampan bukan?"

"Hahaah, Iyah tampan karna kalian itu pria." Dia menjawabnya sambil tertawa.

"Yakk, apakah kau mengejekku? Tapi benar yang kukatakan bukan?" Aku sudah mulai berani untuk mengajaknya banyak bicara.

"Hmmm.. Iyah kalian sangattt tampan.
Mengapa kau bawa mobilnya sangat lambat? Mau nyampe jam berapa nanti? Percepat lah sedikit, aku ingin segera sampai dan aku sudah lapar" ucapnya.

ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang