𖣌 03

9.1K 1.4K 131
                                    

𖡼໋᳝֘   Anathema 𖡼໋᳝֘ 

.
..
.

Tangan kurus mengetuk pelan pintu mahoni coklat yang ada didepannya. Matanya terlihat lesu, tubuhnya bergetar diterpa angin malam. Pakaian yang basah karena hujan dan gigi yang bergemeletuk. Matanya berkunang-kunang mengikuti bola bulu kecil berwarna putih yang ada dikakinya.

Pintu terbuka memperlihatkan laki-laki bermata biru tua yang terlihat terkejut juga khawatir.

"(Y/n)?!" pekik nya terkejut.

Tubuh ringkih itu limbung kedepan, membuat Okkotsu Yuta ikut terkena basahnya air hujan yang ada dibaju sang gadis.

Yuta mengangkat tubuh (y/n) dengan mudah, mengabaikan tetesan air yang setia jatuh kelantai.

Yuta meletakkan (y/n) yang tertidur karena lelah, tangannya menyentuh kening (y/n). Panas, jelas saja (y/n) bisa demam. Hujan diluar sangat lebat.

Yuta menggantikan baju yang dikenakan (y/n), tak apa kan? Toh Yuta sudah legal menatap tubuh istrinya sendiri. Tapi satu hal yang membuat Yuta terkejut. Tangannya menyentuh pelan bekas yang ada dipinggang sang istri.

"Ini bekas apa?" lirihnya bertanya-tanya. Yuta menggeleng dan langsung memakaikan baju tidur pada (y/n).

Baju tidur one piece yang melekat ditubuh (y/n) membuat Yuta menghela nafas. Bukannya pikirannya yang buruk, tapi dia laki-laki biasa. Yuta kembali ke kesadarannya, Yuta tak mau (y/n) jadi semakin membencinya karena Yuta berani menyentuh (y/n) lebih dari ini.

Yuta meletakkan kain yang sudah dibasahi dengan air hangat kekening (y/n). Berharap itu bisa mengurangi demam (y/n).

Setitik air mata keluar menetes dan bergulir dipipi pucat (y/n). Yuta tertegun, tangannya mengusap air mata itu.

"Maafkan aku," lirihnya pelan. Kepalanya sedikit menunduk. "Ini demi kebaikanmu sendiri."

Cup.

Yuta mengecup pelan bibir pucat (y/n) dan beranjak menyelimuti gadis itu sebelum akhirnya pergi keluar kamar dan mengganti bajunya yang basah.

.
.
.

Meow.

Suara pelan anak kucing terdengar ditelinga (y/n). Matanya terasa berat dan dengan sedikit paksaan, dia bisa melihat sinar matahari yang malu-malu memasuki ruangan tempat dia terbaring.

"Jam berapa sekarang?" tanyanya pelan. "Dan dimana ini?"

Matanya bergulir menatap pajangan foto yang berisi orang yang dia kenal. Kamar yang dia tempati ini pasti kamar orang itu, Okkotsu Yuta.

(Y/n) duduk diatas kasur, membiarkan kain yang ada dikeningnya jatuh kepangkuan. Matanya menatap kucing putih kecil yang ada dipahanya.

"Halo," ucapnya pada anak kucing itu. "Apa kau anak baru disini? Siapa yang membawamu?"

Mengurut kening yang sakit perlahan, (y/n) mencoba turun dari ranjang dengan seprei soft blue itu. Kakinya sedikit gemetar dan goyah awalnya. Tangannya memeluk anak kucing didada dan perlahan berjalan menuju pintu.

Tangannya memutar kenop dan menyembulkan kepala, menatap kesekitar lalu jalan menuju ruang keluarga.

(Y/n) berjalan menuju asal suara yang terdengar ditelinganya. Disana, Yuta terlihat tertidur diatas sofa. (Y/n) berjalan menuju Yuta, "apa kau yang menggantikan bajuku?"

Suara rendah (y/n) membangunkan Yuta dari tidurnya. Yuta mengerjap lalu duduk, tangannya mengusap wajah dan kembali menatap wajah pucat (y/n) yang terlihat menuntut jawaban pada Yuta.

Yuta mengangguk, "iya, aku yang menggantikannya."

(Y/n) diam. Tangannya mengusap pinggangnya secara perlahan, "apa kau juga melihatnya?"

Yuta sekali lagi mengangguk, "iya aku melihatnya. Bekas apa itu?"

(Y/n) berbalik meninggalkan Yuta, "kau tak perlu tahu."

Yuta menahan gadis itu dengan menarik pelan bajunya, "aku perlu tahu karena aku suamimu."

(Y/n) berhenti, (y/n) lelah dengan segalanya. Matanya menatap tajam kedepan dan mendudukkan diri disamping Yuta.

"Dulu," ucap (y/n) mengabaikan kegugupan Yuta. "Aku pernah mendapat percobaan pembunuhan."

"Ha?"

(Y/n) menatap Yuta tajam, "aku tidak akan mengulang ucapanku dua kali jadi dengarkan baik-baik."

"E-etto, hai'."

"Saat itu aku berusia tujuh tahun. Sehari sebelum Rika meninggal, aku pulang kerumah lama ibuku." ucap (y/n) pelan. Tangannya mengusap kepala kucing yang tidur di pangkuannya. "Orang itu memakai baju hitam dan menutup sebagian wajahnya, tapi aku tahu pasti dari matanya, dia. Dia menyerang dengan wajah menangis, aku tidak tahu kenapa dia menangis ketika ingin menghabisi nyawaku. Tapi, dengan keragu-raguannya dia gagal membunuhku."

Yuta diam mendengarkan meski detak jantungnya sudah menggila karena amarah yang sebentar lagi meledak.

"Aku selamat berkat bibi, yah. Bibiku adalah bungsu juga, jadi dia tahu rasanya dikucilkan keluarga sendiri." (y/n) terkekeh kecil mengingat nasib buruk yang selalu datang semenjak dia terlahir kedunia. "Apa aku aneh? Aku tertawa ketika menceritakan nasib burukku."

Bahu (y/n) diremas pelan oleh Yuta, "tidak! Kau tidak aneh! Kau hanya bingung bagaimana mengekspresikan perasaanmu yang sebenarnya. Jangan mengatakan kau itu aneh!"

(Y/n) tertegun, mata Yuta yang terlihat marah membuatnya kembali berpikir alasan dia membenci Yuta. Yuta juga korban disini, sama sepertinya. Baik (y/n) maupun Yuta, keduanya hanya ingin melarikan diri dari masa lalu.

Yuta yang melarikan diri dari masa lalu kelam ditinggal Rika, dan (y/n) yang melarikan diri dari masa lalu dimana keluarganya membencinya.

(Y/n) berdiri dari duduknya, mengejutkan Yuta yang tadi masih menatapnya tajam. (Y/n) berbalik dan langsung meninggalkan Yuta, mengurung diri dikamar dan kembali terisak. Dia tidak bisa benar-benar membenci Yuta yang notabene nya telah memaksa (y/n) untuk menikah.

(Y/n) menenggelamkan wajahnya diantara lipatan lutut. Meremas pelan rambutnya dan memandang jauh keluar jendela.

"Aku benci perasaan nyaman ini, maafkan aku Megumi, hatiku mengkhianatimu."

.
.
.

T
B
C

San: serba salah ya? (҂⌣̀_⌣́)

.
.
.

See you next chapter 😗👌🏻

11 Desember 2020

✔ ❝Wife❞ (Okkotsu Yuta X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang