Suga kembali di mana Umji dan Vernon berada. Dari kejauhan Suga melihat Umji baru saja keluar dari ruang piano itu. Dengan cepat Suga menghampiri Umji lalu memegang pergelangan tangannya membuat Umji terkejut hampir berteriak.
"Mari kita bicara," ucap Suga cepat sambil melihat ke belakang. Takut-takut si staf gila itu melihat mereka berdua.
"Ke mana Suga oppa?" tanya Umji menahan tangannya.
Saat ingin menarik Umji dengan keras, Vernon muncul dari ruang piano dan langsung menarik tangan Umji yang bebas. Lalu menarik tangan Umji yang ada digenggaman Suga agar terlepas.
"Jangan coba-coba menariknya, Hyung. Cengkramanmu sangat sakit." tegas Vernon melindungi Umji dari badan tegapnya.
"Yak!" Suga mulai geram dengan Vernon.
Namun, dari ekor mata Suga. Suga merasa staf itu hampir mendekat ke arah mereka. Langsung saja Suga mendorong Vernon dan Umji memasuki ruang piano itu.
"Kau kenapa, Hyung?" tanya Vernon sebal dengan tingkah Suga yang mendorong tiba-tiba.
Suga langsung menutup pintu dengan rapat. Lalu membalikkan badannya dengan jari telunjuk menempel di bibir.
Ada celah yang mengarah keluar di samping pintu. Suga mengisyaratkan untuk mendekat pada celah itu lalu mengintip keluar.
Umji dan Vernon penasaran lalu mendekat. Hanya mata mereka yang kelihatan.
"Lihat staf wanita itu," tunjuk Suga yang menunjuk staf wanita yang baru saja melalui ruang piano dengan wajah gusar.
"Kau mengenalinya, Vernon?" tanya Suga.
Vernon mengingat-ingat wajah staf itu. Wajahnya terlihat familiar. Sepertinya ia sering melihat wajah itu ketika mereka ingin perform atau merias wajah. Apa mungkin ...
"Sepertinya dia penata rias." jawab Vernon agak ragu.
"Benar, dia penata rias. Namanya Hok Gena." tambah Suga.
"Marganya Hok?" tanya Umji.
"Hmm, apa kau mengenalinya, Umji-ya." tanya Suga menatap Umji dari samping.
Umji memiringkan kepalanya mengingat-ingat.
"Aku merasa pernah mendengar nama itu, tapi mungkin bukan." ucap Umji diakhiri senyum tanpa menoleh pada Suga.
"Aah, aku ingat," Vernon membuka mulutnya lebar-lebar. "Staf Gena, Hok Gena biasanya menata make up-ku." sambung Vernon.
"Apa kalian dekat?" tanya Suga setelah menegakkan badannya dan diikuti Umji kemudian Vernon.
Semua mata tertuju pada Vernon.
"Nee, kurasa kami dekat, katanya dia menjadi fans Seventeen sebelum kami debut." terang Vernon.
Umji diam. Dalam pikirannya entah mengapa bertanya-tanya mengapa mereka dekat?
"Kalau begini semuanya menjadi jelas." ucap Suga menatap Vernon dengan tatapan tak suka. "Kau yang mengawali semua kejadian ini, Vernon-ya." sambung Suga.
Vernon tercengang begitupun Umji. Mereka berdua saling menatap bingung. Bahkan Vernon menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bertanya.
"Ke studioku sekarang, ada yang ingin kuceritakan pada kalian." ucap Suga lalu pergi dahulu.
"Apa itu Suga oppa? Kenapa tidak di sini saja?" cegah Umji penasaran.
Suga berhenti lalu berbalik menatap mereka berdua. Tanpa sengaja mata Suga turun menatap gelang yang ada pada Umji dan Vernon. Terlihat couple.
Suga tersenyum miring melihat itu.
Kesempatanku sudah hangus~batin Suga.
"Kalian yakin? Aku membicarakan masalah kalian yang berciuman di sini lho" ucap Suga melihat sekeliling ruang piano lalu pergi terlebih dahulu.
Mendengar itu Vernon dan Umji bertatapan satu sama lain.
"Kenapa bisa ... " tanya Umji dan Vernon bersamaan.
Jikalau mereka berdua menerka-nerka bagaimana Suga mengetahuinya maka mereka tidak bisa mendapatkan jawabannya. Satu-satunya jalan bertanya langsung pada Suga.
Mereka pun bergantian keluar dari ruang piano. Setelah Umji keluar, tak lama Vernon keluar dari ruangan tersebut dan menuju studio Suga yang tak jauh dari ruang piano.
Sebelum itu, Vernon bertemu Jeonghan dan Hoshi yang seharusnya menunggu di Cafetaria BigHit. Namun, lihatlah mereka tengah muncul di depan Vernon.
"Hyung, bisa tunggu sebentar." pinta Vernon karena tahu apa yang dirasakan kedua Hyung-nya yang menunggu lama.
"Memangnya kalian membicarakan apa?" tanya Jeonghan sabar.
"Berapa lama menyatakan perasaan, hah?" ucap Hoshi namun seketika Hoshi baru menyadari sesuatu. "Jangan-jangan kau ditolak, Vernon-ya." sambung Hoshi sedikit berbisik.
"Enak saja, aku diterima, Hyung." ucap Vernon sambil memperlihatkan gelang couple miliknya. "Ini buktinya," tunjuk Vernon.
"Woww! kalian sungguh ... " takjub Hoshi yang melihat gelang couple itu.
"Kerja bagus, Vernon-ya." puji Jeonghan lalu raut wajah Jeonghan berubah masam "Lalu mengapa tidak ingin pulang?" tanya Jeonghan.
"Majja, kalian bisa berkencan di dorm dengan video call." ucap Hoshi.
"Ada masalah, Hyung." bisik Vernon sambil mendekat pada kedua Hyung-nya.
"Kalian baru seujung upil," ucap Jeonghan.
"Apa sudah ketahuan?" tambah Hoshi.
"Bukan itu, aku juga belum tahu masalah apa itu, aku akan ke studio Suga Hyung." ucap Vernon lalu ingin beranjak namun ditahan Jeonghan dan Hoshi.
"Kami ikut," ucap Jeonghan.
"Untuk apa, Hyung." tanya Vernon bingung.
"Yak, harus ada yang menengahi." sahut Hoshi.
"Tapi ada Umji yang menengahi." ucap Vernon polos.
Mendengar itu Jeonghan dan Hoshi terkejut.
"Itu termasuk masalah." ucap Jeonghan lalu pergi.
"Tapi Hyung ... " Vernon berusaha menahan Jeonghan dan Hoshi namun Hoshi dengan cepat berlari ke arah studio Suga. Sedangkan Jeonghan menahan Vernon.
Hoshi pun meraih gagang pintu studio Suga lalu membukanya namun ...
"Ada apa ini? Tidak bisa dibuka." ucap Hoshi berusaha membuka-buka pintu itu.
Berkali-kali Hoshi memutar gagang pintu itu dan mengetuk-ngetuk beberapa kali. Namun tidak bisa terbuka. Apa dikunci?
______________________________________
Hayoo yang nunggu next chapter-nya.
Aku tambah semangat dong😁Ayo, vote Seventeen dan Gfriend di idol champ yaa untuk Seoul Music Award.
🌟🌟🌟+📢📢📢+➗➗➗
like+komen+bagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me | Vernon & Umji✓
Fanfic~COMPLETED~ Idol Life "Hyung, kau mempermalukan ku di hadapan perempuan." itulah batin Vernon saat ini. Ceritanya tuh bermula dari Vernon minta sesuatu pada Umji. Sesuatu yang hanya dimiliki Umji. Sesuatu yang tercipta dari sentuhan tangan. Penasara...