Part 2 || Hari pertama sekolah

612 309 515
                                    


"Aku melihatnya di balik kaca mobil," Putri Aneska Aradilaa.

____________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV Putri Aneska Aradila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV Putri Aneska Aradila

Saat ini aku duduk di kelas 10 dan umurku sekarang masih 16 tahun. Aku bersekolah di SMAN 1 JATI MAKMUR. Dan aku mengambil jurusan IPA saat mendaftar.
Aku lebih menyukai pelajaran agama dari pada pelajaran lainnya. Dari dulu aku sudah mengusulkan pada ayah, agar di masukkan ke pondok pesantren. Tetapi, ayahku menolak dengan alasan menyuruhku untuk bersekolah di tempat abangku sekolah.

______________________

Pagi hari yang begitu sangat cerah, dengan pancaran matahari yang masuk melalui jendela. Kini seorang gadis remaja itu sudah selesai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dan hari ini, adalah hari pertamanya masuk sekolah.

Saat ia turun, ia melihat Ayah, Ibu dan abangnya sudah menunggu di meja makan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, pagi semuanya."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, pagi juga," jawab mereka bersamaan.

"Ayo nak, makan dulu!" pinta Rita, ibunya Putri.

"Iya nak, ayo sarapan dulu!" lanjut Ahmad, ayahnya Putri.

"Iya Yah, Mah."

"Makan cepet Dek, inikan hari pertama kamu masuk sekolah. Nanti biar bareng sama Abang." ajak Farel.

"Siap Abang," jawab Putri sambil mengunyah makanan yang kini sedang ia makan.

°°°

POV Farel Prasetya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV Farel Prasetya

Saat ini aku duduk di kelas 11 IPA¹, dan umur ku sekarang 17 tahun.
Aku bersekolah di sekolah yang sama dengan Fadlil. Fadlil? Iya Fadlil, dia sahabatku. Dan aku juga salah satu anggota OSIS di SMAN 1 JATI MAKMUR.

Ia juga termasuk laki-laki yang tampan, cool dan juga mudah bergaul. Baik? Upss .... Jangan di tanya lagi, baik banget malah. Ia juga di kagumi warga sekolah SMAN 1 JATI MAKMUR, siapapun akan kagum dengan dirinya yang menjadi idaman para wanita.

°°°

Setelah beberapa menit, selesai sudah sarapan keluarga kecil itu.

"Mah, Yah, Putri pamit dulu yah, dadah, assalamu'alaikum warohmatulahi wabarokatuh," salamnya sambil menyalami tangan Rita dan Ahmad.

"Ayo cepat naik nanti telat loh." pinta Farel.

"Iya Abang ini udah kok."

Perjalanan menuju sekolah kurang lebih 20 km.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di depan gerbang sekolah SMAN 1 JATI MAKMUR. Sudah banyak siswa siswi yang berdatangan, karena memang ini sudah menunjukkan pukul 07:00, dan bel sekolah akan berbunyi pada pukul 07:15.

"Huftt .... Untung belum telat," sembari melihat lihat siswa siswi yang ada di luar mobil.

Putri kaget mendengar abangnya menyapa orang-orang yang berada di luar mobil. Kedatangan mereka disambut hangat oleh para OSIS yang berada di depan gerbang. Dan Putri mendengar ada seorang lelaki yang bertanya tentang dirinya. Lalu ia penasaran, dan ia pun melihatnya. Matanya langsung tertuju pada seorang lelaki tampan gagah dan berpenampilan sangat rapi.

"Masya Allah, kakak itu ganteng banget, mungkin dia temennya abang. Tapi namanya siapa yah? Eh Putri, kamu apaan sih, astagfirullah." batin Putri.

Putri tidak berani menanyakan pada abangnya, jadi ia lebih memilih menyimpan pertanyaannya itu dulu.

Setelah selesai mengobrol dengan temannya Farel langsung berpamitan untuk mengantarkan adiknya ke dalam lingkungan sekolah.

"Ya sudah ayok masuk dek," ajak Farel.

Putri adalah adek kesayangannya Farel. Mengapa tidak? Ia adalah adik satu-satunya yang Farel miliki. Jadi, wajar saja dia sangat menyayangi Putri.

"Ayo, Abang."

Di sepanjang lorong kelas Putri selalu menanyakan nama orang yang ia temui.

"Arrel, nama Kak itu siapa?" tanya Putri.

"Arrel nggak tahu Ti," jawab Farrel.

Mereka sudah memiliki nama panggilan masing-masing sedari kecil. Dan tidak ada yang boleh memanggil nama itu selain di antara mereka berdua.

"Arrel gimana sih? Masa nama teman satu sekolah aja nggak tahu," ucap Putri dengan mempercepat langkah kakinya, seolah-olah ia sedang marah.

"Ti, murid di sekolah ini banyak, nggak mungkin Arrel hafalin semuanya."

"Iya juga sih," jawab Putri lalu menghentikan langkah kakinya.

"Kok berhenti?" tanya Farrel.

"Arrel, kantinya ada dimana?" tanya Putri.

"Ti belum juga apa-apa langsung nanyain kantin aja, bukannya tadi abis sarapan?"

"Pengen tahu aja Arrel," jawab Putri memayunkan bibirnya.

Banyak sorotan mata yang melihat keakrapan kedua kakak beradik itu. Seakan mereka tidak suka dengan seorang wanita yang ada disamping Farrel.

"Kok mereka natap Putri kayak gitu ya Arrel?" tanya Putri yang mulai risih dengan tatapan orang-orang disekelilingnya.

"Arrel nggak tahu Ti, mungkin adek cantik makanya mereka lihatin adek terus," ucap Farrel sambil tertawa pelan.

"Enggak Arrel, ini beda, kayaknya mereka nggak suka deh lihat adek," ucap Putri sambil memerhatikan sekelilingnya.

"Ya udah nggak usah diambil pusing dek, santai aja, jangan perhatikan mereka yang tidak suka sama kita, terserah mereka mau bilang apa. Yang penting hati kita selalu baik sama mereka. Jangan pernah dendam pada siapapun, tetaplah jadi orang yang baik, meski kita disakiti," ucap Farrel mencoba membuat adiknya mengerti.

"Iya Arrel," ucap Putri tersenyum.

"Ya udah yuk!" Farrel kembali mengajak Putri untuk melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

"Ayuk Arrel," ucap Putri sambil menggandeng tangan Farrel, dan itu semakin membuat para siswi yang melihatnya semakin iri.

"Untuk kamu, yang menahan lelahnya belajar dan capeknya berjuang demi masa depan yng cerah. Jangan pernah patah semangat, ingat kata pepatah! kerja keras tidak akan menghianati hasil. "Putri Aneska Aradila.


Next or stopp ❓
_________________________________

SEPERTIGA MALAMKU (Revisi Sementara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang