C24 - Shakira di lamar

27 6 0
                                    

"Sat, beliin tahu bulat dong" Shakira yang sampe dari beberapa jam yang lalu nyuruh adiknya

"Jangan panggil gue sat lah anjir," Satya protes

"Astagfirullah, ngumpat tidak di perbolehkan" Shakira duduk tegap

"Serah-serah gue dong. Emang situ siapa?" Satya nantangin

"Kakak lo lah ta-"

"Hilih! Katanya, ngumpat tidak di perbolehkan. Reallity beda jauh sama ekpetasi!" Satya rebahan di sofa

"Ayo lah Sat! Beliin di ujung komplek doang," Shakira goyangin lengan adiknya itu

"Ya udah sana jalan. Gue mager,"

"Sabar gue punya adek kek lo!"

"Ya mangkanya jalan sendiri. Atau gak ya telpon aja sama Kak Asad,"

"Bukan mukhrim ya"

"Ya udah mukhrimin. Gitu aja susah! Dah lah bye!"

"Beliin lah Sat!"

Tok tok tok

"Nih siapa sih yang ngetok? Males berdiri," Shakira cemberut

"KIRA!! BUKAIN PINTUNYA!!"

"Gue aja terus. Si bocil gak di suruh!" Gerutunya sambil berjalan ke arah pintu

"Permisi calon mantu," Shakira langsung dongakin kepalanya

What? Calon?? Calon mantu???

"Kak Asad..." Shakira termenung memandang Asad dengan senyum terpatri di wajahnya

"Ya ampun Kira. Itu tamunya kenapa di hadang?" Mamanya Shakira menggeleng

"Silakan masuk bu, pak"

"Terpesona sama ke gantengan saya ya? Sampek lewat tujuh detik loh tadi," Asad masih di tempat yang sama

"A-ah be-beneran??" Asad mengangguk

"Maaf, tadi gak sengaja, khilaf"

"Tunggu beberapa waktu, setelah itu kamu bisa memandang saya sepuas kamu,"

Bentar, maksudnya apa?

"Ha? Gimana maksudnya tadi?"

.
.

"Silakan di minum"

"Ah iya, terima kasih"

Shakira masih termenung dengan ucapan Asad di depan pintu.

Maksudnya apaan sih?

"Khmm... saya selaku kepala keluarga datang kesini di karenakan, anak saya ingin bicara sesuatu" Papanya Asad berucap

"Hmm... jadi begini ibu, bapak. Ke datangan saya kesini mau melamar putri bapak, Shakira. Apakah bersedia?"

~Pesantren~

Satya yang di sebelah kakaknya pun tersenyum jahil.

"Kak, lo kan habis di lamar" Satya masih dengan senyumannya

"Terus?"

"Traktirannya donk! Jan pelit-pelit"

"Lo kan punya duit. Ngapain minta gue?"

"Kak, ada orang yang bilang gini. Orang pelit, kuburannya sempit! Sesempit lubang pasir. Lo mau kuburan lo sempit? Sedangkan ukuran badan lo aja segini, emang lo mau? Butuh di kecilin gak tubuh lo? Nah, maka dari itu berbuat baik lah selagi engkau hidup! Jan pelit-pelit, kuburan sempit tau rasa lo!"

Pesantren « ATEEZ »✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang