Bab 12 Plan 123

1.3K 44 0
                                    

Tidak ada jawaban dari pria itu, Rasya pun seketika membuka matanya.

"Edrick, mengapa kau terdiam?," tanya Gadis tersebut.

"Ahh, emm aku mau minum dulu, Rasya."

Yah, apa yang dia lakukan terhadap Rasya? mengapa pikirannya terus saja yang tidak-tidak?!

Lantas, pria itu pun mengambil air gelas yang berisikan air mineral di dapurnya.

"Oh, astaga Edrick mengapa kau berpikiran seperti itu, Rasya hanyalah seorang gadis dari anak temanmu!" (batin Edrick).

Dan ketika Edrick menuju ke tempat tadi, ia melihat Rasya sedang tertidur dengan tengkurap. Mungkin dia lelah?

Edrick tak mungkin membiarkan Rasya dengan tidur seperti itu, ia pun lantas menggendong sang Baby Girlnya.

"Edrick, aku menyukaimu ...," gumam Gadis itu.

Namun, Edrick tak begitu menggubris perkataan Rasya And yah, seperti biasa, gadis itu sering menginap di kamar tamu, ketika kedua orang tuanya tengah sibuk.

Edrick menurunkan Rasya dengan perlahan di ranjangnya, namun seketika ...

"Aku merindukanmu ...."

Lagi dan lagi, gadis itu mengatakan hal tak senonoh padanya dan tiba-tiba saja, pria itu sedikit terkejut, ketika Rasya tiba-tiba memeluknya.

Dengan perlahan lagi, Edrick melepaskan lengan Rasya yang memeluknya. Kini saatnya bagi Edrick untuk beristirahat di kamarnya lalu tidur.

Dengan tidur pulasnya Edrick, ia tak menyadari bahwa Rasya sedang menaiki ranjangnya dan nampak seperti memeluk Edrick hingga pagi harinya,

"Hoamm ...."

Pria itu, lantas melihat kaki wanita dan langsung membuka selimutnya dan yah,

"Rasya! ...."

Gadis itu masih tertidur begitu pulas, di bawah hangatnya selimut yang ia kenakan.

Namun, ia tak tega membangunkan Baby Girlnya, yang sedang tertidur pulas itu.

"Sebaiknya aku harus bergegas."

***

"Edrick, apa kau tau? aku juga pintar memasak," cetus Rasya.

"Wah, berarti kau sangat hebat. Sekarang kau makan sarapanmu dan kita akan pergi ke sekolah, okey, " tukas Edrick.

"Baiklah."

***

Kini, Rasya di antar oleh Pria itu, dengan mobilnya dan akhirnya Rasya pun tiba di depan sekolahnya.

Namun, gadis itu melihat seorang lelaki. Yah, lelaki yang hampir menabrak Rasya kemarin, dan juga lelaki itu melihat dirinya lagi. Menurutnya, itu benar-benar aneh. Tatapannya bahkan menakutkan sekali, dan sangat-sangat aneh.

Rasya pun berjalan melewati koridor sekolah dengan sedikit berlari kecil, dan akhirnya ia pun sampai di depan kelasnya dan menemukan kedua temannya itu.

"Rasya, apa kau berhasil dalam rencana yang ku bilang kemarin?!" ucap Lana.

"Cepatlah katakan, aku tidak sabar lagi mendengarmu," cetus Freya.

"Baiklah, akan ku ceritakan ...."

Gadis itu sedikit mendekat kepada kedua temannya, "kemarin aku tertidur di rumahnya dan dia menggendong ku, ketika ia tidur ... aku menciumnya." Sedikit memelankan suaranya.

Gadis itu sedikit malu, dan melanjutkan pembicaraannya.  "Tapi-tapi, aku baru pertama kali mencium dia di pipi," gumam Rasya.

"Astaga Rasya, aku kan sudah bilang padamu rencana yang kukatakan padamu. Pertama, kau harus berpura-pura tidur di dekatnya, dan jika dia menggendongmu berarti dia menyukaimu yah, walaupun sedikit. Kedua, kau harus benar-benar mencium bibirnya Rasya, bibirnya!" ucap Lana, yang sedikit menekan kata-katanya.

"Tapi aku sudah melakukannya Lana, aku mencium dia ... di pipi," jawab Rasya.

"Ketiga, kau harus mengatakan padanya kalau kau menyukainya dan bilang bahwa kau merindukannya, apa kau melakukannya?" tegas Lana

"Aku juga sudah melakukannya," sahut Rasya.

"Tapi Rasya kau bilang tadi kau menciumnya di pipi tanpa ia sadari." Lesu Lana.

"Tapi kau bilang padaku menciumnya saja."

"Astaga, gadis ini ya ampun! Aku akan mengatakannya lagi padamu rencana terakhir, dan kau harus berhasil jika berhasil berarti dia sungguh-sungguh menyukaimu, okeyy," jelas Lana

"Hmm, baiklah." Senyum Rasya.

"Kau harus membawanya berjalan-jalan, seperti tempat yang kamu sukai lainnya, terus kau harus makan dengannya, jangan lupa kau menyuapinya lalu kau harus ke taman, bilang padanya bahwa kau menyukainya, dan ini lah momen yang ditunggu-tunggu, jangan lupa lagi kau harus MENCIUMNYA," jelas Lana yang di anggupi Freya.

"Aku hanya menyimak saja," ucap Freya.

***

Hingga tak terasa, jam pelajaran pun 'tlah berakhir. Kini, bagi Rasya saatnya pulang sekolah. Namun, Gadis itu masih saja mengingat, apa yang Lana-Temannya katakan itu.

Tapi, ia begitu takut melakukannya pada Edrick. Bagaimana jika Edrick marah padanya? Bagaimana jika Edrick tak menyukainya lagi ketika ia menciumnya?

Dan bahkan, Gadis itu nampak gugup karena Lana-Temannya,  juga menyarankan bahwa ia harus bepergian besok dengan Edrick. Karena besok adalah hari libur sekolah Rasya.

Gadis itu, begitu hanyut dalam pikirannya hingga ia tak sadar bahwa_

~TBC~

Baby Girl[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang