21

10 0 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Aksa tiba tiba kehilngan kesadarn saat hendak mengambil obatnya di kelas.

Banyak siswa siswi berlalu lalang melihat aksa sudah jatuh tak sadarkan diri di koridor kelas.

Beberapa dari mereka segera memanggi anggi.

"anggi, aks pingsn di koridor kelas" ujar salah satu siswi memberitahu anggi.

Beruntung kelas anggi sedang jamkos, sehingga ia bisa segera melihat aksa.

Anggi segera berlari menuju koridor, namun ternyata aksa sudah di bawa ke uks untuk di tangani. Tentu saja reno dan anggi yang membawanya ke uks di bantu teman teman yang lain.

Saat tiba di uks, anggi segera masuk dan melihat keadaan aksa. Laki laki itu belum sadarkan diri.

Dokter ya g bertugas di uks itu juga menyarankan agar aksa di bawa ke rumah sakit, melihat aksa yang belum sadar dan juga darah yang mengalir dari hidungnya belum kunjung bethenti. Takut terjadi hal serius yang harus segera ditangani.

Pihak sekolah membawa aksa menggunakan ambulance, anggi memaksa ikut menemani aksa ke rumah sakit meski sebenarnya tidak diperbolehkan.

Sungguh, anggi benar benar khawatir kali ini. Perasaan anggi campur aduk. Anggi takut dengan kata kehilangan.

Anggi tidak ingin kejadian di masa lalu terulang kembali. Anggi benci itu.

"sa, lo sebenernya kenapa sih?" monolog anggi sembari memegang tangan dingim aksa.

"jangan ngilang ya" tambahnya.

"gue sayang lo sa" ujar anggi menitikkan air mata. Perasaan tidak enak menyelimuti anggi saat ini.

Saat tib di rumh sakit, aksa seger di bawa ke UGD untuk ditangani.

Anggi masih setia menunggu aksa di depan UGD. Masih dengan perasaan yang sama, khawatir.

Sedangkan reno dan andi mencoba menghubungi orang tua aksa sebelum menyusul ke rumah sakit.

Hampir setengah jam anggi menunggu di depan UGD, dokter akhirnya keluar dari sana.

"keluarga pasien tolong ikuti saya" ujar dokter tersebut.

Anggi bimbang antara harus mengikuti dokter atau menunggu orang tua aksa saja, takutnya ia lancang.

Namun, melihat orang tua aksa yang belum kunjung datang, anggi bergikir biar saja nanti anggi yang memberitahu orang tua aksa mengenai keadaan laki laki itu.

Anggi mengikuti dokter itu ke ruangannya.

"gimana keadaan pasien dok?" tanya anggi tanpa basa basi.

"sepertinya pasien harus mendapatkan perawatan yang intens, kalau tidak penyakitnya akan parah dan semakin dan bisa saja meregang nyawa" ujar dokter panjang lebar.

"memangnya pasien sakit apa dok?" tanya anggi kembali.

"loh memangnya anda tidak tahu?" dokter itu balik bertanya.

Memang kebetulan aksa di bawa ke rumah sakit tempat ia biasa check up dan dokternya pun dokter yang menangani aksa.

"saya belum tau dok" balas anggi penasaran.

"memangnya pasien sakit apa dok?" tanya anggi lagi.

"aksa mengalami tumor otak stadium 2" ujar dokter itu.

Mendengar itu, kaki anggi seketika lemas, tetesan air mengalir dari mata birunya.

Setelah dokter menjelaskan keadaan aksa, ia kembali ke temoat aksa tadi.

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang