"Sehun-ah, kamu menakutinya."
Suara itu disambut gelak tawa anggota klub karate yang lain. Orang yang mengatakannya adalah Jong Min, pelatih karate mereka. Laki-laki berbadan besar yang terlihat sangat ramah itu menghampiri Sejeong yang mematung di pintu masuk.
"Kim Sejeong, benar?"
Sejeong mengangguk sembari berusaha tersenyum. Ia yakin kakinya akan langsung mengambil langkah seribu dan enyah dari ruangan ini kalau saja Jong Min tidak menghampirinya. Sejeong merasa hidupnya sangat sial sejak masuk ke Skyline High School.
Ia sama sekali tidak membenci Skyline, ia juga tidak membenci siapa pun di sekolah ini, bahkan laki-laki menyebalkan di hadapannya itu. Laki-laki dingin yang selalu menuduhnya macam-macam, bahkan tanpa basa-basi mengatakan bahwa ia bukan tipe ideal laki-laki angkuh itu.
Padahal meski hanya sedetik, Sejeong tidak pernah terpikir untuk menaruh perhatian khusus pada Sehun. Hidupnya benar-benar berubah beberapa puluh derajat dan emosinya sering naik turun dalam tempo singkat saat berhadapan dengan laki-laki yang masih menatapnya dengan pandangan merendahkan itu.
"Sejeong-ah?" Jong Min mengulang panggilannya karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari gadis cantik di hadapannya.
Sejeong yang sedari tadi menatap Sehun dengan tatapan permusuhan, langsung tersentak mendengar panggilan kedua itu.
"E-eh, ya?"
Jong Min tersenyum memerhatikan Sejeong dan Sehun bergantian.
"Ada apa dengan kalian berdua?" tanyanya setengah menggoda.
"Eh, tidak ada apa-apa. Sungguh." Sejeong menjawab gelagapan.
Tidak puas dengan jawaban Sejeong, Jong Min beralih menatap Sehun. Namun, Sehun hanya membuang muka. Tanda bahwa ia tidak ingin menjawab.
"Baiklah, baiklah. Aku harap kalian tidak akan membuat keributan di hari pertama klub karate ini. Iya, kan?"
Sejeong mengangguk cepat sebagai jawaban. Tentu saja ia tidak ingin memberikan kesan buruk di hari pertama bertemu rekan-rekan satu klubnya.
"Bagus. Sejeong-ah, kamu bisa mulai pemanasan dulu bersama anggota baru yang lain. Oh, ya. Aku Jong Min. Pelatih karate di sini. Semoga kamu betah, ya." Sembari mengatakannya, Jong Min melemparkan senyum dan berjalan menuju matras tempat beberapa anggota sedang latihan.
Sejeong tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian membungkukkan badannya pada Jong Min.
Saat Sejeong mengalihkan pandangan dari punggung pelatih bertubuh tegap itu, pandangannya bertumbukan lagi dengan Sehun yang masih berdiri di tempat yang sama. Tanpa basa-basi, Sejeong mengalihkan pandangan lebih dulu dan berjalan ke samping. Ia melihat beberapa orang yang mengenakan seragam olahraga seperti dirinya. Gadis itu memutuskan untuk bergabung dengan mereka.
Sehun memerhatikan gerak-gerik Sejeong sejenak, lalu berbalik untuk bergabung dengan para anggota yang sedang berlatih. Sembari berjalan, otaknya memikirkan gadis aneh yang belakangan ini selalu menguntitnya kemana-mana.
Ia pikir, Sejeong hanya salah satu penggemar menyebalkan seperti para penggemarnya yang lain. Diam-diam, Sehun merasa kesal karena gadis itu berusaha mendekati Chanyeol, tetapi juga masih menguntitnya. Baginya, Sejeong sudah keterlaluan dan Sehun tentu saja tidak akan tinggal diam.
Sebelum bergabung dengan anggota lain, Sehun menyunggingkan senyum sinis yang ditujukan pada Sejeong.
***
"Perhatikan gerakan itu!" perintah Jong Min di depan para anggota baru yang tengah duduk di tepian matras yang berwarna merah.
Jong Min menunjuk pada dua orang yang sudah bersiap di tengah-tengah pada bagian matras biru. Mereka tengah memeragakan gerakan beladiri untuk menjatuhkan lawan yang berusaha menyerang dengan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila - SejeongxSehun [Ongoing]
FanfictionSejeong, Sehun, dan Chanyeol dipertemukan dalam sebuah insiden tak terduga di awal tahun ajaran baru. Namun, sebenarnya kehidupan telah mengikat mereka dengan sebuah benang merah tak kasat mata jauh sebelum itu. Vanila bukan hanya tentang rasa berd...