Panggilan di malam hari

427 60 3
                                    

.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
.

Tok

Tok

Tok

"Masuk."

Ceklek.

"Kak Minho?"

Minho menoleh sekilas kearah pintu, lalu kembali Fokus kepada Laptop nya lagi.

"Masuk aja, Ji."

Jisung masuk, dengan membawa nampan berisi susu almon yang sengaja ia buat untuk Minho.

"Masih kerja kak?"

"Hmm..masih, cuman benerin laporan aja, Ji."

Jisung mengangguk paham, lalu di taruh ya susu tersebut diatas meja nakas Minho.

"Kak, gue buatin susu Almon buat lo. Biar kerasa lebih enakan lagi karna tadi kan lo capek kerja. Nanti di minum ya kak kalo udah selesai."

"Hmm, thanks Ji."

"Yaudah gue balik ke kamar dulu—"

"Eh bentar, Ji. Duduk sini temenin gue."

Minho menarik pelan pergelangan tangan Jisung, membawanya perlahan ke tepian kasur disebelahnya.

"Kenapa kak? Kan lo lagi kerja, kalo gue disini nanti malah ganggu buat lo."

"Gak, gak, gapapa, bisa gue lanjutin besok—Ji, gue mau ngomong sama lo, bukan ngomong sih, maksud gue kayak kita berbagi cerita aja."

"Berbagi cerita apa?"

"Tentang kita."

"H-hah?" Jisung menatap tak mengerti kearah Minho. Sadar akan kebingungan Jisung, Minho segera melanjutkan ucapannya.

"Maksud gue—gue mau kenal sama lo lebih jauh lagi, Ji. Masa iya kita udah tinggal serumah gini tapi gak kenal satu sama lain. Kan lucu jadinya."

"Bukannya kita udah saling kenal sekarang? Emangnya apa yang mau lo tau dari orang kayak gue, kak?"

Minho sedikit memasang ekspresi berpikir beberapa saat, lalu setelahnya tersenyum menatap Jisung.

"Banyak. Banyak yang gue mau tau dari lo, Ji. Lo tau? Bagi gue sosok lo tuh masih misterius."

Mendengar itu Jisung hanya terkekeh saja. "Misterius? Apanya yang misterius dari gue, kak? Aneh-aneh aja lo..."

"Serius deh, Lo tuh misterius banget buat gue. Kayak...ada banyak hal yang Lo tutupin dari dunia.."

"Oh ya? Emang apa yang gue tutupin? Selama ini gue terbuka kok.."

"Ada kok, mau gue kasih tau?"

"Apa coba?"

Minho sedikit memajukan wajahnya kepada Jisung, menatap mata bulat nan jernih milik lelaki tupai itu. Menelisik jauh yang tersimpan di manik indah tersebut.

"Mata lo.....

....disana banyak nyimpen semua luka hidup Lo, Ji."

Jisung nampak sedikit mematung sejenak, sepertinya Minho itu tipe orang yang mudah peka terhadap sesuatu. Lelaki itu dengan mudahnya mampu melihat apa yang selama ini ia tutupi dari dunia.

"Gue bener kan?"

"A-apaan sih kak?! Ngapain deket-deket gini, sih?" Seru Jisung sambil mendorong Kening Minho agar lelaki itu sedikit menjauh darinya.

"Apa? Gue cuman mau nebak soal rahasia Lo lewat mata Lo doang, kan katanya mata itu gak bisa bohong, bener kan?"

"Ya tapi gak usah deket-deket juga! Nafas lo bau!"

Mr. Workaholic || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang