Seorang gadis berwajah pucat perlahan membuka matanya. Sebisa mungkin ia buka matanya yang terasa berat.
Saat matanya terbuka sempurna, indra penglihatannya disapa oleh terangnya cahaya sinar matahari yang masuk melalui jendela membuat matanya memicing sempurna dan mengerjapkan matanya berkali-kali.
Pandangannya yang masih kabur dan berbayang berusaha ia fokuskan ke satu titik, sampai ia mendapati seorang laki-laki yang tengah duduk menunduk disampingnya.
"F-felix?" Gumamnya.
Laki-laki itu mendengar gumaman Hana dan langsung berhenti menulis. Tubuhnya langsung tergerak cepat menangkup pipi tirus Hana.
"Na! Udah bangun kan!" Felix berujar heboh sekaligus terharu. Ada perasaan lega dalam hatinya.
Felix membantu Hana untuk duduk.
"Kok lo disini?" Tanya Hana dengan suara serak parau.
Felix diam, lebih memilih menatap Hana lamat-lamat dengan tatapan lembut dan penuh arti.
"Felix lo harus pulang, ntar lo dimarahin sa-"
"Gue pengen disini, nemenin lo," jawab Felix lembut. Suara beratnya jadi terkesan lucu di telinga Hana.
"Gak, lo harus pulang sekarang-"
"Maaf..." lirih Felix sambil tertunduk.
Hana langsung terdiam begitu satu kata yang selalu diucapkan Felix terdengar lagi di telinganya.
"Gak papa, gak usah minta maaf, okey?" Kata Hana. Sorot mata gadis itu menjadi sendu melihat Felix kembarannya terus menunduk.
"Maaf gak bisa jagain lo. Maaf Hana..." lirih Felix lagi dan lagi. Suaranya makin mengecil dan serak.
Hana terdiam sejenak menatap rambut blonde Felix. Matanya mulai berkaca-kaca." Bukan salah lo kok."
"Maaf..."
Lagi-lagi Felix mengatakan kata itu. Hana tak pernah mau mendengar kalimat ini keluar dari mulut Felix. Ia tak melakukan kesalahan apapun.
"Maaf dan maaf. Maafin gue..." Terdengar jelas bahwa cowok itu tengah memohon sekarang.
Felix tak berani menatap Hana ketika meminta maaf. Matanya juga akan berair jika melihat wajah tak berdosa bagaikan malaikat Hana. Ia akan tambah merasa bersalah.
Hana membuang wajahnya kearah lain dan mengarahkan pandangannya ke atas. Sebulir cairan bening lolos dari matanya. Jari telunjuk mungilnya mulai mengusap pelan air mata bening itu.
Suara Hana bergetar." Hey, it's okey. Bukan salah lo, lo gak pernah salah. Jangan minta maaf..."
"Gue salah." Felix langsung membalikkan punggungnya dan membelakangi Hana." Salah gue, gue salah. Gue egois. Maaf Hana..."
"Felix pliss, jangan minta maaf terus. Lo gak pernah salah okay. Gue beneran nangis nih kalo lo minta maaf lagi," kata Hana sambil menyeka air mata nya yang kembali lolos.
"Lo udah nangis." Felix masih membelakangi Hana. Ia tak mau dulu menatap wajah Hana.
Hana terkekeh pelan dengan air mata yang terus saja lolos." Yaudah lo sekarang pulang."
"Gue gak mau. Jangan paksa," ujar Felix masih dengan nada lembut." Gue bakalan bunuh Hyunjin buat lo nanti..."
Mendengar itu, Hana kembali diam tak berkutik untuk beberapa detik, dan segera senyumannya terbit." Makasii, jangan minta maaf lagi..."
Felix membalikkan badannya dan menatap Hana yang juga menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Cowok itu langsung mengalihkan pandangannya, ia akan menangis jika melihat Hana seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully You | Hwang Hyunjin
FanfictionHwang Hyunjin sangat membenci perempuan bernama Lee Hana. Ia membenci gadis itu lebih dari apapun. Hana sempurna di mata semua orang, namun tidak di mata Hyunjin. Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu tentang Hana. Disitulah keadaan berbalik sempurna...