42. +62 972 780 ...

1.6K 222 33
                                    

Perasaan tenang yang dirasakan Ara membuat Soobin merasa lega saat meninggalkan adiknya berdua dengan Sunghoon. Dia pun menuju kamarnya.

"Ra, hoon, gua balik kekamar ya? Jangan lama-lama kalian harus istirahat ini udah malam." - ucap Soobin. Mereka pun mengangguk.

ketika menuju kamarnya, Soobin berpapasan dengan mamahnya yang sedikit kebingungan.

"Mah? Kebangun?"

"oh- Soobin? iya, mamah tiba-tiba laper jadi mau ke dapur. Itu siapa? Ada tamu?" - ucapnya saat menunjuk sambil merapihkan rambutnya.

"Itu Sunghoon mah, tadi Ara kambuh dan Sunghoon panik jadi dia kesini buat liat kondisinya. Tapi dia gapapa ko sekarang. Mamah ga usah khawatir"

"Oiya mah? Kita belum buang sampah ya hari ini? Soobin buang dulu ya?" - lanjut Soobin

"Malam-malam nak?"

"Gapapa mah, deket ko di depan doang"

***

Suasana hening, dingin, dan angin yang begitu kencang membuat Arin merinding. Matanya gelisah- menengok kanan kiri untuk berjaga-jaga.

(Merasa ada yang mengikutinya)

srkk srkk

Arin mempercepat langkahnya. /srek srek/ terdengar suara gesekan sendal(?) dengan aspal. Arin makin takut dan parno. Butuh keberanian yang besar buat Arin nengok kebelakang.

/srek srek/

Suara itu makin jelas-bersamaan dengan detak jantung Arin yang semakin jelas terdengar. Dia memberanikan dirinya untuk menengok. Dan ketika dia membalikan badannya-tiba-tiba saja ada orang yang merangkulnya.

"Aaaaa-"

"Sssttt jangan liat kebelakang, terus jalan" - bisiknya dengan posisi tangan yang merangkul Arin. Dia mencoba menghindar tapi tangan itu benar-benar kencang merangkul.

2-3 langkah pun Arin belum berani melihat wajah pria asing bertopi dan bermasker yang merangkul nya.

Pria itu membuka masker hitamnya.

"Jaemin?! Ngapain lu di sin-"

"Sssttttt" - ucap jaemin sambil menutup mulut Arin

Jaemin membawa Arin memotong jalan dari arah jalan utama perumahan tersebut - ke jalan kecil sambil melihat keadaan.

Arin hanya diam dan bingung, sampai akhirnya dia tersadar dengan kejadian dahulu saat dia pernah hampir kehilangan kepercayaan dari Soobin karna Jaemin.

"Jaemin" - ucap Arin saat melepas lengan Jaemin yang masih di simpan di pundaknya. Mereka pun saling berdiri menatap.

Jaemin mengabaikan itu dan langsung menghela nafasnya.

"/hah/ hampir..."

'Hampir?'

"Jaemin jelasin ada apa?" - ucap Arin dengan tegas.

"Nanti gua jelasin-gua anter lu ke halte" - balasnya dengan mata yang masih melihat sekitar. "Ga- gua sendiri aja" - ucap Arin mendahului Jaemin.

Jaemin ga peduli dan terus berjalan di samping Arin sambil mengawasi sekitar. Arin menolak, tapi lagi-lagi Jaemin memaksa dan terus ngeyakinin kalau dia ga bermaksud apa-apa kecuali nganterin Arin ke halte dengan aman.

Arin pasrah dan mengizinkannya.

***

Look of Ice prince | Sunghoon (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang